“Lo mau jadi cewek gue, emm –siapa nama lo?” Tzuyu yang tengah duduk sendirian di salah satu kursi kosong di pusat perbelanjaan langsung melongo. Tadi dia bilang apa? Cewek?
“Salah orang ya?” Tanyanya dengan sopan.
Lelaki didepannya langsung menggeleng, “Gue serius, lo mau kan jadi cewek gue?” Matanya menatap Tzuyu secara menyeluruh kemudian mendengus, “Tsk! Nama lo siapa sih?”
Tzuyu menganga, kejadian barusan adalah hal yang paling aneh selama hidupnya. Pertama, mereka tak saling kenal jadi kenapa bisa lelaki ini mengajaknya berpacaran. Kedua, Astaga! Lelaki itu bahkan tak tahu namanya, apa dia gila?
“Kamu kalau mau duduk, ya duduk aja. Gak perlu ngomong yang aneh-aneh.” Tzuyu menggeser tubuhnya, mungkin saja lelaki ini ingin duduk di kursi yang sama.
“Gue ngajak lo pacaran, bukannya mau duduk.”
Tzuyu jadi kesal, “Maaf. Tapi, saya gak minat pacaran sama kamu.” Tzuyu berdiri dari duduknya, kalau niat lelaki itu membuatnya kesal maka dia telah berhasil. “Ambil tuh, kursinya!”
“Tunggu! Gue serius!” Teriaknya masih bisa di dengar Tzuyu, tapi siapa juga yang mau denger ucapan gak masuk akal dari orang gak dikenal begitu.
Tzuyu berjalan dengan langkah cepat, menghindari kemungkinan diikuti lelaki tadi. Dia membuka handphone-nya dan langsung menghubungi salah satu temannya.
“Halo, Kak. Dimana? Aku ketemu sama orang aneh nih, jemputtt..”
Setelah memastikan jika orang yang dihubunginya tadi akan menjemput barulah Tzuyu bisa bernafas lega. Males juga kalau mesti terlibat sama lelaki aneh itu.
****
“Kamu tau gak, tadi tuh Kakak baru aja nyampe rumah pacar Kakak.” Tzuyu pura-pura tak mendengar dan malah memilih stasiun radio. Brian memandang Tzuyu dengan gemas, “Gak usah pura-pura.”
Tzuyu langsung nyengir, memamerkan deretan giginya yang rapi. “Lagian, Kakak harusnya tuh khawatir sama keadaanku. Bukannya malah ngeluh karna waktu ngapelnya ke ganggu.”
“Tapi kan, kamu emang ganggu.”
Tzuyu mengerucutkan bibirnya dengan sebal, “Sekali-kali aja kok.”“Apa? Ini bahkan udah hampir kelima kalinya, Tzuyu.”
“Ih, masa pamrih banget. Gak boleh gitu, Kak.” Brian mendelik tapi tak bisa untuk tak tersenyum mendengar jawaban Tzuyu yang terdengar lucu. “Ya udah, emangnya tadi kenapa? Bukannya mau beli buku dulu? Mana bukunya?”
“Ish! Satu-satu Kak, nanyanya. Tadi tuh, aku pas baru duduk tiba-tiba disamper gitu sama satu cowok –“
“Ganteng?” Tanya Brian memotong ucapan Tzuyu, gadis itu mengangguk. “Ganteng sih, eh –Kak Brian jangan di potong dulu ceritanya.”
Brian terbahak, “Ya udah, lanjut deh.”
Tzuyu memandang tajam lelaki itu, seakan tengah memperingati kalau dia tak mau jika ucapannya dipotong lagi. Brian tampak mengerti dan mengangguk, barulah Tzuyu memulai kembali ceritanya. “Masa dia tiba-tiba ngajakin pacaran, terus Kakak tau gak bagian paling nyebelinnya apa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless
FanfictionKumpulan ff Taetzu dari para Taetzu ship. WARNING! "Semua cerita yang tanpa End, kami membiarkan pembaca bereksplorasi dengan pikirannya. Membebaskan tiap-tiap pembaca dengan pilihan akhir masing-masing."