Story By: NoorAziza307
Aku mengamati sejak tadi, antrian sudah sangat panjang. Aku senang bisa bertemu dan berkomunikasi langsung dengan para fans. Fans kami –ARMY- sudah kami anggap sebagai keluarga. Karena merekalah juga, kami bisa sampai saat ini. Dulu kami hanyalah boyband nugu alias tidak begitu di lirik apalagi genre yang kami usung awalnya Hip Hop. Bahkan setiap kali melihat grup lain mendapatkan apresiasi yang lebih bagus dan tinggi dari kami, jujur saja itu membuat aku dan lainnya iri. Tapi, itu membuat cambukan bagi kami. Kami harus lebih bekerja keras.
Aku melihat satu per satu wajah fans kami dan aku menemukan seseorang yang langsung menarik atensiku sejak mataku menangkap sosoknya. Dia? Ada di dalam barisan antrian ini? Apa dia fans kami juga? Ini sungguh kesempatan emas.
Satu per satu aku sapa dan aku salami tangan fansku hingga akhirnya dirinya berjalan menghampiriku. Aku memasang senyuman terbaikku. Aku berharap dia tertarik padaku, seperti halnya aku yang tertarik padanya, sejak aku melihatnya dulu, 5 tahun lalu.
“Siapa namamu?”
“Tzuyu. Chou Tzuyu.”
Aahh, jadi itu namanya. Nama yang cantik. Tunggu? Chou? Apa dia bukan asli Korea?
“Tapi, maaf saya disini menggantikan sahabat saya. Jadi, bisa anda tulis nama sahabat saya bukan nama saya?” Dia melirik ke arah Polaroid yang aku tanda tangani.
“Ne? Oh, baiklah. Siapa nama sahabatmu?”
“Chaeyoung. Son Chaeyoung.”
Aku mengambil lagi Polaroid juga album yang dia pegang dan membubuhkan tanda tangan, tidak lupa nama sahabatnya.
“Memangnya kenapa Chaeyoung tidak bisa datang?”
“Hari ini dia ada Ujian Akhir Semester, Dosennya sangat killer jadi dia tidak bisa absen. Dia takut mendapat nilai E di mata kuliah yang dia ampu.”
Aku menambahkan tulisan di album milik sahabatnya itu, kata-kata agar dia terus semangat.
“Apa kau penggemar kami juga?”
Dia tersenyum, salah tingkah. Aku bisa melihat ada lesung pipi yang tercipta ketika dia tersenyum. Manis sekali.
“Maaf, aku bukan fans kalian. Aku tidak terlalu tahu banyak tentang Idol Korea. Aku hanya tahu Westlife, Boyzone, Backstreet Boys.”
What? “Berapa umurmu?”
“Umurku? 28 tahun.”
Ah rupanya dia 5 tahun lebih tua dariku. Pantas saja dia hanya tahu nama-nama Boyband barat zaman dulu.
“Boleh aku minta nomor handphonemu?” Aku menurunkan nada bicaraku dan berbisik padanya agar Manager kami tidak mendengarnya.
“Nomorku?”
“Nde. Bolehkah?”
“Untuk?”
“Aku selalu menyimpan nomor fansku, untuk sekedar menyapa saja.”
“Tapi, aku bukan fansmu.”
“Siapa tahu kau akan menjadi fansku setelah hari ini.”
Aku mengedipkan sebelah mataku dan kulihat ada semburat merah di wajahnya. Oh, Tuhan, ketika melihatnya rasanya aku ingin menggigitnya saat ini juga.
“Baiklah.”
Yes! Akhirnya aku mendapatkan nomornya. Dan maafkan aku, Tzuyu. Aku sudah berbohong. Kau orang pertama yang aku minta nomor ponselnya. Aku tak pernah meminta apalagi menyimpan nomor fansku. Itu hanya modus belaka.
Sejak Fan Meeting itu, aku sering menghubunginya, hanya untuk sekedar mendengarkan suaranya. Aku sangat merindukannya. Aku bahkan tidak bisa berkonsentrasi saat latihan maupun saat melakukan kegiatan lain. Aku sangat mencintainya.
“Tzuyu noona....”
“Taehyung-ah, bisakah kamu tidak video call?”
“Kenapa?”
“Aku sedang mengerjakan tugas jadi aku takut tidak bisa berkonsentrasi.”
Aku melihatnya sedang mengetik sesuatu di laptopnya. Hari ini dia terlihat cantik, sama seperti biasanya, tanpa make up dan rambut yang di ikat ke belakang.
“Kamu tidak bisa berkonsentrasi pasti karena kamu tidak sanggup melihat ketampananku ya.”
Dia tertawa. “Ada-ada saja kau, Tae. Sudah ya.”
Dia mematikan video call sepihak. Hei, ini tidak adil. Aku sedang merindukannya dan dia memutuskannya begitu saja. Tapi, ini bukan pertama kalinya. Setiap kali aku ingin melakukan video call, dia selalu menolak. Entah apa alasannya. Yang pastinya aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan darinya.
Ada sesuatu dari diri seorang Chou Tzuyu yang tidak aku ketahui. Dan aku tidak tahu itu apa. Apa aku perlu menyewa seseorang untuk menyelidikinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless
FanfictionKumpulan ff Taetzu dari para Taetzu ship. WARNING! "Semua cerita yang tanpa End, kami membiarkan pembaca bereksplorasi dengan pikirannya. Membebaskan tiap-tiap pembaca dengan pilihan akhir masing-masing."