A/N: Kejadian after "The Truth Never Be The Truth For Now. But I Just Want To Let It Go."
~~~
2 hari kemudian setelah insiden putus yang membuat segalanya terasa berubah. Waktu yang selama ini berjalan dengan normal berlangsung dengan lambat sekarang. Semua yang terjadi seakan-akan hanya mimpi buruk semata dimana pada akhirnya ia akan bangun, dan berlari ke kamar Bucky untuk meminta perlindungan dari pangerannya. Tetapi sayangnya, semua itu nyata. Bucky mencintai Sam, dan itulah kenyatannya. 2 hari sudah Bucky membujuk Wanda agar tidak marah kepadanya, tetapi rasanya mustahil. Wanda tidak kunjung keluar dari kamar. Apalagi berpikir untuk menyapanya dari balik pintu. Tapi... apa itu egois? Apa Bucky tidak boleh mencintai orang lain selainnya? Wanda mencoba untuk berpikir lagi secara lurus sambil mengesampingkan rasa kesalnya kepada Bucky. Dia membuka pintu kamarnya, di mana Bucky tengah duduk bersender pada pintu kamarnya. Melihat itu, Wanda merasa malu, serta sedih. Dia membungkuk, dan menatap kedua mata Bucky yang sembab seakan-akan habis menangis. Serta rambutnya yang berantakan yang justru terkesan manis untuk Wanda. Senyuman kecil terpapar di wajahnya, seperti orang tolol yang tidak tahu keadaan yang tengah ia alami. Tetapi entah kenapa, senyuman itu membuat hati Wanda hangat. Seakan-akan darahnya yang sudah lama membeku pada akhirnya kembali mengalir pada dirinya.
"Tell him." Ucap Wanda sambil tersenyum. Dia yakin, memang keadaan seharusnya seperti itu. Bucky menggeleng kecil. Entah apa yang dia rasakan pada saat itu, intinya, ia ingin menghalangi dirinya sendiri untuk tidak menyatakan perasaannya pada Sam.
"Aku rasa waktu nya tidak tepat." Jawab Bucky yang tengah kelabakan. Wanda tertawa kecil melihat Bucky yang lebih seperti anak kecil.
"Seperti apa waktu yang tepat itu?" Mendengar itu, Bucky membuka mulutnya sedikit, seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi kemudian ia mengurungkan niatnya untuk mengatakannya. "Tell him. You love him." Tanpa pikir panjang, Bucky mengambil handphone nya yang tadi ia sempat mainkan juga untuk menelpon Steve dan memberi kiriman pesan di group chat. Dan pada saat itu juga, dengan tangan gemetaran, Bucky mengatakannya.
Bucky: Sam, gue suka sama lo
Wanda tersenyum melihatnya. Apalagi ketika ia melihat Bucky yang berusaha menutup wajahnya dan tak memandang Handphone di depannya. Wanda tertawa melihatnya. Sebuah hiburan melihat Bucky menjadi sangat ciut seperti ini. Jadi... begini ya kalau Bucky jatuh cinta? Wanda melihat balasan dari teman-temannya yang lucu dan menghibur. Apalagi Bucky yang tidak sabar dengan hawaban Sam. Tapi pada akhirnya, penantian pun membawakan hasil yang luar biasa. Sam pun menjawabnya dengan perasaan yang sama terhadap Bucky.
"That's sweet. Congrats Bucky." Bucky tersenyum dan mencium pipi Wanda. Bagaimana pun juga, mereka masih sedekat itu. Masih ada rasa kepemilikan di antara mereka berdua satu sama lain.
"Thank u." Jawabnya singkat. Bucky benar-benar meyakini kalimatnya. Wanda tersenyum melihat kepuasan di wajah Bucky dan hal itu membuatnya senang juga. Ternyata tidak sesulit itu menghadapi Bucky.
.
.
.Natasha: Dikacangin 1 bulan tuh gaenak guys...
Tony: Ayok bergibah, apa alasan Wanda sama Bucky putus?
Sam: Kepo lau ah. Gue aja gatau gapernah nanya tuh
Bruce: Iya bang sabaran...
Sam: Ngaco
Steve: Tapi jujur kepo sih :'
Tony: Noh, Steve aja kepo
Thor: It's kèpo for me
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Fiksi Penggemar[BAHASA INDONESIA] (HIATUS) Kumpulan Avengers AU. - More of Peter Parker - STONY - and Irondad Story that will be forever. Semoga longlast sampai 2 tahun, dan semoga kalian suka tiap partnya. Jangan lupa untuk tetap setia dan tetap mau menunggu kela...