I Swear I'll Make It Worth It

920 69 10
                                    

《SupFam》

A/N: Peter Stark-Rogers bukan Spider-Man.

Oh ya, sekedar info aja, aku percepat jam updatenya karena nanti aku ada semacam competition online gitu, dan aku gak bisa update seperti biasa di jam 2. Karena kemungkinan bakal lama sih competitionnya. Btw ini dipaksa daftar :( wish me luck gengs.

Special Guest:

-Richard Parker

~~~

I was a liar, I gave into the fire
I know I should've fought it at least I'm being honest

Kalian tidak tahu, apa yang sudah Peter hadapi selama ini. Menghadapi perceraian kedua orang tuanya sudah membuatnya merasa sedih, belum lagi dengan satu rahasia yang tidak berani ia ceritakan kepada siapapun. Faktanya, saat ini, Peter sedang mengidap kanker stadium 4. Sesuatu yang sangat besar untuk ditutupi. Tetapi apa yang bisa ia lakukan? Kedua ayahnya sudah berpisah, dan mereka jadi jarang menghabiskan waktu dengan Peter bahkan hanya untuk menanyakan kabar. Tony jadi lebih sering mengurung diri di lab, sedangkan Steve terlalu sibuk dengan misi nya dan ego nya untuk tidak mengunjungi Avengers Tower. Well, dia masih berhubungan baik dengan semuanya, bahkan Tony dan Peter. Tetapi perasaan tak enak dan benci sudah menguasai dirinya. Steve tahu, dia terlalu agresif, tetapi itu pilihannya. Dan siapa yang bisa mengubah pilihannya? Tidak ada.

Dengan santainya, Peter berjalan di koridor sekolah dengan wajah pucatnya dan jalan lemasnya. Pikirannya berjalan kemana-mana. Entah perihal orang tuanya, atau perihal penyakitnya. Ya, memang Peter mengalami semua gejala itu. Tetapi dia menanganinya sendiri. Sesekali ia pergi ke dokter untuk check-up dan beberapa perawatan simple. Tetapi untuk yang lainnya, tidak. Dia tidak mau ayahnya semakin khawatir hanya karena nya. Dia tidak mau orang-orang menangis hanya karena nya. Dia sendiri bahkan berusaha tegar, agar tidak ada yang terluka, dan bersikap biasa saja seperti tidak ada yang terjadi. Walau perasaan dihatinya sangatlah sakit seperti beribu panah yang menusuk jantungnya.

Feel like a failure, cause I know that I failed you
I should've done you better cause you don't want a liar

Rasanya Peter hanyalah beban bagi keluarganya. Dia bahkan merasa tak pantas berada di dekat para manusia super itu walau hanya sesenti pun. Peter merasa jijik dengan keadaannya sendiri yang bagai bunga mawar rusak yang sudah harus dibuang. Sekali dalam hidupnya, dia tidak pernah merasa takseberguna ini. Apa ayahnya menyayanginya seperti ini? Apa ayahnya akan mengembalikannya ke Panti Asuhan dimana dia dulu ada disana? Jelas, mungkin. Ayahnya tak ingin orang yang berbohong dan melanggar janjinya. Dia tak ingin manusia lemah yang akan mati pada akhirnya. Dia ingin manusia super yang kuat dan tidak bisa rontok semudah mahkota bunga yang tidak disiram 1 atau 2 hari.

Peter meraih pintu lokernya dan mengeluarkan beberapa buku yang ia rasa ia butuhkan, dan memasukkannya ke dalam tas nya. Ketika ia menutup pintu lokernya, ia merasakan sebuah pukulan langsung mengenai kepala belakangnya, menimbulkan sensasi terbakar disana. Belum lagi dahinya yang langsung menabrak loker dihadapannya dan menciptakan memar biru yang cukup membekas. Dan disana, tertawalah seorang Flash Thompson yang terlihat puas melihat Peter jatuh begitu saja bagai tangkai bunga yang mudah dipatahkan. Flash menarik kerah baju Peter lalu meninju pipinya, menciptakan memar tipis disana. Tidak selesai sampai sana, ia menendang perut Peter beberapa kali dengan perasaan senang dan puas, layaknya pembully yang seharusnya. Pembully sangat senang jika korbannya menderita kan? Dan begitulah Flash.

"Kau tidak ada apa-apanya Peter. Kau tetaplah sangat lemah. Dan... ya, itu sangat menyenangkan. Setiap harinya. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan mu lagi penis (ugh, I hate to write that nickname!) untuk memukul mu lagi!" Ucapnya. Orang-orang disekitarnya, ya, seperti biasa tidak peduli. Peter melihat Flash berjalan pergi, meninggalkan Peter yang terkapar begitu saja di lantai.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang