How Much You're Precious To Us

1.9K 104 0
                                    

Sekali lagi, Tony memandang foto yang terpampang disana. Foto orang yang tak dia sangka-sangka akan pergi meninggalkannya untuk selamanya. Umurnya masih sangat muda, tetapi mengapa dia harus melewati banyak hal? Dunia seakan-akan membencinya dan tak pernah memberinya kesempatan untuk menjadi emas. Tony memijat tulang hidungnya, merasa bersalah atas kematian bocah berumur 15 tahun itu.

"Dan jika kau mati, aku merasa itu menjadi salahku."

Dia ingat kata-kata yang dia keluarkan waktu itu. Entah kapan, tapi kata-kata itu masih berdengung di pikirannya. Bagaimana dia berhasil menghancurkan binar di mata Peter kesayangannya, dan dimana dia berhasil mengatakan betapa berharganya Peter baginya. Tetapi, apa yang bisa dia lakukan? Yang terjadi sudah terjadi. Tidak ada pengulangan.

"Jika saja aku bisa ada disana untuk membantu mu Pete. Tapi lihatlah, kau melakukan hal yang bagus. Aku bangga padamu." Suaranya menjadi bergetar. Dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan menangis karena kematian bocah itu. Lagipula, siapa Peter baginya? Anak berumur 15 tahun yang dia kenal sebagai Spider-Man, lalu dia beri tawaran pekerjaan sebagai pahlawan kota. Hanya itu.

Jika saja... jika saja Tony tidak memberikan kostum itu, mungkin Peter akan menjalankan kehidupan normalnya sebagai anak biasa. Jika saja Tony tidak menjadikannya pahlawan, maka Peter akan selamat sampai sekarang. Jika saja... Tony bisa lebih perhatian pada anak itu. Pahlawan bodoh dengan kostum tolol nya itu. Bahkan tawa sialannya yang terus menggema di kepala Tony bagai candu (Maaf kasar).

"Tony?" Suara itu. Suara yang familiar untuk Tony. Itu suara Steve, sang Captain. "Kau baik-baik saja?" Pertanyaan tololnya yang mulai keluar. Dibelakang Steve sudah berdiri Bruce, Nat, dan Pepper. Mereka ikut penasaran dengan kondisi Tony.

"Kehilangan..." Jawaban singkat dari Tony sukses membuat mereka saling bertatapan. Mereka tidak tahu harus bagaimana. Mereka bahkan tidak mengetahui hubungan mereka sekuat itu.

"Tony, ceritakan padaku." Ucap Steve lembut sambil berjalan mendekati Tony. Yang lainnya pun juga begitu. Tony hanya menghembuskan nafasnya gemetar dengan air mata yang perlahan turun. Mereka agak terkejut, tetapi sebisa mungkin mereka menghindari membuat reaksi.

"Jadi begini..."

Vigilante Queens sedang menautkan jaring laba-labanya ke bangunan-bangunan yang dilihatnya. Gerakannya cukup cepat, apalagi saat ini dia sedang mengejar sebuah mobil yang ia percaya sedang dikendarai oleh seorang pencuri. Dia bisa mendengar suara anak kecil berteriak dengan nada melengking di dalam mobil itu. Terima kasih pada kekuatan pendengaran jarak jauh nya.

Peter sedang mengejar sebuah mobil yang terlihat mewah berwarna hitam dengan seorang anak perempuan di dalamnya. Yap, anak itu sedang dirampok. Peter bahkan tidak tahu siapa anak itu. Tapi yang masyarakat tahu, anak perempuan itu adalah Morgan. Anak satu-satunya dari Tony dan Pepper Stark.

Peter terus mengejar mobil itu lalu mendarat di atas atap mobil membuat si pengemudi terkejut. Sebisa mungkin, Peter tetap menempel di atas atap mobil itu.

"Ada apa diatas?!" Teriak salah satu perampok di dalam mobil itu.

"It's me, Spider-Man!" Ucap Peter riang sambil menampilkan wajahnya di kaca jendela mobil. Salah satu perampok yang duduk di stir kemudi langsung mengambil pistol nya, dan mengarahkannya kearah Peter. Tentu saja, perampok itu kalah cepat. Peter langsung berpindah ke sisi sebelah kiri, dimana Morgan sedang duduk diatas pangkuan perampok lainnya yang sedang menutup mulut Morgan.

"Tembak dia!" Mendengar itu, tanpa pikir panjang, Peter langsung menarik Morgan keluar dengan jaringnya, lalu menggendongnya pergi. Morgan ketakutan. Dipegangnya erat sang Spider-Man dihadapannya.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang