All I Want For Christmas...

647 28 3
                                    

[SupFam]

A/N: Mainly STONY. Merry Christmas everybody! Hope you guys have a very very lovely Christmas. I'm personally in a Christmasy vibes tho, even though I'm not celebrating it. Well, enjoy this special chapter!

~~~

"Okay, Petey. Pasang bintang ini di atas!" Dengan gelak tawa yang menggema di ruangan, Tony menggendong putranya yang baru berusia 4 tahun dan membantunya untuk menaruh dekorasi bintangnya di puncak pohon natal. Setelah semuanya selesai, Tony mundur sedikit untuk mengapresiasi kerja kerasnya dan Peter untuk menghiasi pohon natalnya. "Great job! High five!" Tony membuka telapak tangannya untuk high five dengan Peter, yang kemudian di balas oleh putranya itu. Tentu saja, hal itu membuat Tony sangat gemas. Tangan kecilnya yang lucu, pipinya yang chubby, dan onesie nya yang menenggelamkan tubuh mungilnya benar-benar membuat hati Tony merasa hangat. Ia langsung membanjiri putranya dengan ciuman di seluruh wajahnya- membuat Peter tertawa dan meronta-ronta agar ayahnya berhenti.

Natal, akan selalu menjadi hari favorit Tony. Sejauh ini, dia tidak pernah mendapatkan hari Natal yang sempurna jika ia ingat-ingat, di masa lalu, dia menjadi satu-satunya orang yang merayakan Natal di rumahnya yang selalu sepi itu. Tidak ada dekorasi mewah, tidak ada pohon natal raksasa, tidak ada kado yang berhamburan di lantai kayu rumahnya. Walau mereka kaya raya dan bisa membeli apa pun yang mereka inginkan, hadiah Natal bukanlah salah satunya. Walau begitu, kesukaannya terhadap hari natal tidak akan pernah berubah. Ini cukup memalukan, jujur. Hari Natal adalah hari yang menyenangkan untuk bersenang-senang dan melakukan hal konyol bersama orang-orang yang kita sayangi. Tetapi 'konyol' bukanlah tipikal Tony Stark yang dia ingin orang-orang tahu. Dia ingin mereka melihatnya sebagai orang yang berwibawa, sombong, dan... unik. Tetapi konyol bukan salah satunya. Beruntunglah hari ini, dia memiliki satu Avengers Tower untuk dirinya sendiri. Tidak- dia, Peter dan...

"Snack time!" Steve. Pacarnya yang sangat ia sayangi. His kind, loving, strong, and innocent Steve. Tony tersenyum ketika ia mendengar suara itu mulai bergema di seluruh ruangan- membuat hatinya terasa hangat dan bahagia karena Natal tahun ini adalah yang terbaik. Hanya ada dia, dan dua orang yang paling ia sayangi di dalam kehidupannya. Dia sudah berkencan dengan Steve selama 2 tahun, dan dia bersyukur karena mendapatkan hal paling berharga di dalam hidupnya yang akan selalu ada di sana untuk menjaganya, mencintainya, dan menemaninya. Sampai kapan pun.

Di sisi lain, ada Peter. Putra satu-satunya yang selalu ada untuknya ketika ia membutuhkan hiburan, keamanan, dan kesenangan. Seorang wanita yang tak ia kenal datang ke Towernya dan menyatakan bahwa bayi yang tengah ia gendong di lengannya adalah miliknya. Sesuatu yang sempat membuat Tony frustrasi. Dia tidak ingat dengan siapa ia tidur. Dia belum siap memiliki seorang anak. Dan dia tidak tahu harus berbuat apa dengan anak itu. Tetapi dia menerimanya. Dengan segala bantuan dari Happy dan Pepper, mereka menunjukkan cara yang tepat baginya untuk menjaga seorang bayi. Pada awalnya, Peter seperti sekedar anak yang harus ia jaga. Tetapi sekarang, Peter adalah putranya. Anak yang penuh dengan keceriaan dan sinar matahari ini adalah miliknya. Dan dia tidak pernah benar-benar bersyukur di dalam hidupnya seperti ini.

Dia adalah ayah yang overprotective terhadap putranya. Dia tidak ingin pekerjaannya, atau apa pun di dunia ini menyakitinya. Jika dia bisa membungkus Peter dengan bubble wrap dan mengurungnya di dalam kamarnya untuk waktu yang lama, maka ia akan melakukannya. Tetapi Peter perlu tumbuh. Ia perlu mengenal dunia luar. Dan tentu saja, dia tidak tega mengurung Peter. Melihatnya bahagia, ceria, dan sehat saja sudah membuatnya bahagia.

"Kau mau satu, Peter?" Tony bertanya pada putranya, yang hanya memberikan anggukan sebagai jawaban. Tony mengambil satu biskuit dari tray, dan memotongnya kecil-kecil agar Peter tidak tersedak. Dengan telaten dan sabar, Tony menyuapi Peter dengan bongkahan biskuit itu. Steve sudah selesai membersihkan dirinya dan berjalan ke arah Tony yang tengah menyuapi Peter. Pemandangan yang sangat indah untuknya. Peter sudah menyayangi Steve seperti ayahnya sendiri, begitu pun Steve. Apalagi Steve adalah tipikal yang lembut dan penyayang; sehingga mudah baginya untuk mengambil hati anak-anak. "Hey, you." Goda Tony ketika ia melihat kekasihnya mulai mendekat ke arahnya. Dia memberikan Steve kecupan singkat di bibirnya, lalu kembali menyuapi Peter yang mulai mengunyah biskuit itu perlahan.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang