I Fall In Love (2)

1K 51 2
                                    

Belakangan ini, hubungan mereka semakin dekat. Hubungan yang aku maksud, adalah antara Peter dan MJ. Maksudku, Spider-Man. Mereka menjadi sangat akrab. MJ sering bercerita pada Spider-Man, dan Spider-Man juga sering bercerita pada MJ. Pertukaran cerita antara mereka yang membuat mereka akrab.

Tiap malam setelah pulang sekolah, dia berharap seorang vigilante yang dia tunggu-tunggu sudah hadir di balkon rumahnya. Mungkin dengan sebungkus biskuit, atau keripik kentang? Yang penting, mereka bisa menikmati malam santai mereka bersama. MJ juga merasa nyaman dengan sosok Spider-Man.

Okey, menyukai pahlawan super memang hal biasa dikalangan remaja. Apalagi jika mereka memiliki hati yang baik, suka menolong, dan tampan adalah hal utama di pikiran mereka. Tetapi bayangkan, jika seorang MJ bahkan bisa merasa jatuh hati pada Spider-Man! Memang terdengar aneh, tetapi begitulah kenyataannya. Entah kenapa Spider-Man tampak familiar baginya. Seperti seseorang yang pernah ia kenal. Malam ini, dia berharap, dia akan bertemu lagi dengan sosok Spider-Man itu.

.
.
.

Pagi itu, Peter bertemu dengan MJ. Dengan langkahnya yang terburur-buru, dia ikut berjalan cepat menyamai langkahnya dengan langkah MJ.

"Apa yang akan kau lakukan? Kau berjalan sangat cepat!" Tanya Peter yang masih berusaha menyamai langkah MJ dengan sedikit berlari kecil.

"Tidak, tidak. Aku hanya... ada beberapa urusan dirumahku. Jadi aku harus cepat." Peter pun tahu maksud MJ. Ya, bagaimana lagi, jika sosok Spider-Man itu adalah Peter Parker. Tentu dia tahu bahwa MJ sudah tak sabar bertemu Spider-Man.

"Okey, baiklah! Hati-hati." Peter pun pergi berlari jauh dari MJ. MJ sempat menghentikan langkahnya dan menatap Peter dari belakang.

"Aneh." Katanya. Tentu MJ agak kecewa karena Peter tidak berusaha menghentikannya, tetapi apa yang dia harapkan? Lagipula, dia tidak ingin membuat Spider-Man menunggu.

MJ berlari menaiki tangga menuju balkon rumahnya. Disitu Spider-Man sudah duduk di railing balkon sambil memainkan HandPhone-nya.

"Hey Spider-Man." Ucap MJ standar. Seperti biasanya.

"Oh Hey MJ! I didn't see you there." Kali ini Spider-Man yang berbicara.

"Kukira 'Spider Sense' mu bisa mendeteksi aku disini."

"Well, dia tidak mendeteksi bidadari." Permulaan yang bagus Peter! Kali ini mereka hanya saling diam dan bertatapan. Hanya kesunyian dan angin sepoi-sepoi di sore hari yang berhasil membuat mereka terbawa.

"Oh- hmm... mau minum teh, atau semacam nya?" Tawar MJ.

"I'm good. Tapi apa kau punya susu coklat? Jika punya, aku mau itu." MJ tetawa kecil. Tipikal Peter. MJ sedikit menyadari tingkah Spider-Man yang mirip salah satu bocah Queens yang dia kenal.

.
.
.

Malam sudah berlalu dan mereka masih di dalam posisi mereka. MJ berdiri dengan segelas susu coklat di tangannya, dan Spider-Man duduk di atas railing juga dengan susu coklatnya. Mereka sudah buyar dalam banyak obrolan dan kali ini mereka hanya terdiam, kembali menikmati angin malam.

"Mmm... Spider-Man?" Tanya MJ berusaha memecah keheningan.

"Yeah?" Jawab sang pemilik nama.

"Begini... aku... agak menyukai seseorang, dan... bagaimana menurutmu?"

"Seseorang? Si-siapa? Temanmu?" Tanya Peter ragu. Dia takut hasilnya akan mengecewakan.

"Ya... semacam itu." Keheningan kembali berselimut diantara mereka, sampai akhirnya, mereka kembali dalam obrolan mereka. "Begini- namanya Peter Parker. Dia salah satu teman di kelas IPA ku. Kami... memiliki berbagai macam kemiripan. Tapi aku takut, apakah orang sepertinya akan menyukai ku?" Peter yang tadinya menundukan kepala, kini menaikkan kepalanya. Kepalanya kini menghadap ke arah MJ.

"Seriously?!" Tanya nya panik. Dan MJ, dia tidak kalah panik.

"Wow, ada apa Spider-Man? Calm down dude!" MJ pun menaruh gelasnya ke meja kecil di belakangnya.

"Ti-tidak ada hanya... hanya jika kau mengetahui siapa aku, apa kau akan menerima ku?" Tanya Peter lembut yang kini sudah mengubah posisinya ke hadapan MJ. MJ hanya menatap vigilante di depannya dengan tatapan ragu dan tak yakin. MJ pun hanya mengangkat bahunya pertanda dia tidak tahu pasti. "Begini MJ, aku... aku..."

"Peter Parker?" Ucap MJ spontan. Entah kenapa dia mengucapkan hal itu.

"Ye-yeah?" Secara perlahan pun, Peter menurunkan topeng Spider-Man nya dan menunjukkan wajahnya secara menyeluruh. MJ membulatkan matanya seakan-akan tak percaya dengan pria di depannya.

Dia Peter Parker...

Benar-benar Peter Parker...

Dia bersikap agak 'salah tingkah' dengan apa yang terjadi. Masih membulatkan matanya dan tak mau menatap mata coklat milik Peter.

"MJ, aku minta maaf soal ini tapi... your super hero stalker is me." Jawab Peter merasa bersalah. Tentu, itu bukan salahnya, dia hanya berusaha menjaga privasinya. MJ pun berjalan mendekat kearah Peter dan...

CUP!

Sebuah kecupan singkat mendarat di bibirnya. Tentu saja, itu tidak cukup untuk Peter. Peter kembali mendorong lembut kepala MJ dan mengecupnya. Tidak hanya kecupan, namun sebuah lumatan singkat diantara mereka. Hal itu cukup untuk membuat pipi keduanya menjadi semerah tomat.

"That's..."

"Great?"

"Yeah."

Dan... mereka melanjutkan lumatan lembut mereka, dibawah langit malam yang indah, dengan adanya bulan purnama dan bintang-bintang dilangit.

~~~
Meanwhile di tempat lain...

"AAAAWWWW...."

Semua bersorak ria selagi melihat adegan panas antara MJ dan Peter. Sebenarnya apa yang terjadi? Well, Baby Monitor Protocol yang ditanamkan Stark di seragam Spider-Mannya Peter. Mereka sudah mulai rajin dan tertarik membahas ini ketika Tony mengetahui, bahwa Peter terus bersama dengan wanita itu, MJ. Menurutnya, MJ adalah orang yang baik, dan berterus terang. Itulah mengapa Tony dan suaminya Steve, menyukai MJ.

"Anak ku sudah tumbuh dewasa!" Seru Steve bahagia sebagai Papa nya.

"That's what I call flirt!" Kini Tony, si playboy merasa bangga dengan anaknya.

"Aaaww... my Spider baby, he's grown up!" Natasha ikut bahagia akan apa yang Peter lakukan.

"Man of Iron! Aku ucapkan selamat sebanyak-banyak nya!" Seru Thor yang tak kalah bahagia dengan apa yang dilakukan Peter. Sedangkan yang lainnya? Mereka hanya tertawa sambil menujukkan senyum bangganya.

Well, ciuman itu bisa berdampak baik pada para Avengers. Baiklah, untuk sementara ini, biarkan mereka lupa bahwa Peter masih 15 tahun.

~~~
Okey, ini agak weird dan gak jelas, dan terlalu singkat. Tapi gapapa, karena aku buat pas lagi gak mood, jadi... well, typical of 'alay' love story lah. But hope you like it :D

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang