Guilty or Innocent?

473 32 0
                                    

[Random Ship]

A/N: This is not my idea originally. But it's based on 'Heathers'- All media. I'm addicted to Heathers right now. Watch the movie. It's really good.

~~~

Dia adalah anggota Avengers. Dia. Adalah. Anggota. Avengers. Wow... Dia sendiri tidak bisa memercayai identitasnya saat ini. Ya, dia memang tinggal di Avengers Tower untuk waktu yang lama. Since Tony and Steve are sweet enough to adopt him. Tetapi mendapatkan kekuatan super dan menolong orang-orang itu diluar dari rencananya. Sekarang, dia sudah memiliki kekuatan, dan dia bisa menaklukkan dunia dengan kedua tangannya sendiri. Orang-orang mengetahuinya. Tentu saja, rumor beredar dengan cepat secepat larinya Quicksilver. Awalnya, dia sudah berekspektasi akan mendapatkan tatapan aneh dari orang-orang. Tetapi entahlah, reaksi orang-orang bisa ditolerir olehnya. Mereka mulai melihatnya dan menyapanya di lorong. Everything is great. Dia mendapatkan teman dari orang-orang yang tak pernah ia pikirkan akan menjadi temannya sebelumnya. Dalam kata lain, dia mulai popular. Suatu hal yang tidak pernah ia pikir akan terjadi dalam hidupnya.

Kehidupannya berjalan dengan indah. Dia mampu bergelantungan mengitari gedung-gedung New York dengan bebas. Hal itu memberinya kepuasan untuk terus bersembunyi di balik topeng itu. Orang-orang kota menyapanya dengan ramah, angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya, serta perasaan ceria orang-orang yang berhasil ia tolong. Ayah dan Papanya juga sangat menolong. Mereka sangat baik, seperti biasa. Dan sekolah, rasanya tidak kalah menyenangkan juga. Rasanya seperti hidup di dunia dongeng yang pernah ia mimpikan suatu malam. Dia tidak pernah berpikir bahwa hal seperti ini akan terjadi di hidupnya dengan mudah. Well, tidak sepenuhnya mudah, tetapi setidaknya tercapai dengan instan.

Walaupun begitu, rasanya tetap ada yang kurang. Seperti ada yang mengganjal di hatinya ketika ia memikirkan kehidupannya yang sempurna. Entah kenapa, dia merasa kurang. Hampa. Well, dia tidak pernah mendapatkan jawabannya. Tidak sampai dia bertemu dengan 'Pria Itu'. Ya, 'Pria Itu'. Mr. No Name Kid. Seorang anak laki-laki yang tidak dia ketahui namanya.

Entahlah, dia tampan. Ada sesuatu yang dia simpan di balik raut wajahnya yang berantakan itu. Seakan-akan, jika kita menguliknya lebih lanjut, kita akan mati. Tetapi hal seperti itu malah menarik perhatian Peter. Dan dari situlah dia sadar akan sesuatu. Bahwa dia membutuhkan seorang pacar. Seseorang yang bisa dia ajak untuk menjadi partner in crime. Bonie and Clyde. Seseorang yang mampu mencintainya di setiap kondisi dan memercayainya untuk menyimpan rahasia terdalamnya. Yang Peter inginkan, adalah 'Pria Itu', untuk memegang tangannya dan berjalan bersama di lorong tanpa merasa malu. Tanpa merasa bahwa ada dua tembok besar yang menghalangi jalan mereka untuk terus bersama.

.

.

.

Bel jam makan siang sudah berbunyi. Peter mengepak barangnya dan berjalan menuju Cafeteria untuk memesan makanan. Papanya selalu membawakannya makanan-makanan sehat berupa sayur rebus. Tetapi Ayahnya selalu menitipkan uang saku padanya untuk membeli Spaghetti atau Lasagna di sekolah. Terkadang Peter merasa agak bingung: kenapa kedua orang tersebut dengan kepribadian yang selalu bertolak belakang bisa bersatu seperti itu? Cute. Tetapi apa mereka tidak pernah memiliki jarak diantara mereka yang membuat mereka berpikir untuk mengakhirinya? Atau itu hanyalah sebuah hal simpel yang orang-orang sebut 'cinta'? Jujur, Peter tidak tahu. Dia bahkan tidak tahu apa itu cinta. Mungkin menyukai orang adalah cinta, tetapi bisa juga tidak.

"Hey, watch it!"

"Dia yang duluan menyenggol! Apa kita harus memberi dia pelajaran?"

"Jawab, bodoh!"

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang