Sesuatu terasa aneh bagi Peter. Entah sudah berapa lama dia menatap gadis di depannya dengan jantung yang berdetak kencang layaknya lomba lari. Yap, MJ, gadis yang saat ini sedang di tatap oleh Peter. MJ sedari tadi hanya menceritakan hari buruknya. Dimulai dari dia berangkat sekolah, sampai sekarang dia bertemu Peter. Memang bukan tipikal MJ untuk banyak bicara, tetapi entah kenapa dia ingin banyak bicara sekarang. Peter hanya setia mendengarkan sambil memandang MJ dengan tatapan yang spesial dan berbinar.
"Hey loser! Kau dengar tidak dari tadi aku cerita apa?" MJ sadar bahwa Peter hanya menatapnya. Tidak memberi komentar ataupun solusi hingga MJ mengira bahwa Peter tidak peduli. Sebenarnya Peter sangat peduli.
"Aku dengar MJ. Lanjutkan." Ucap Peter pelan dan terdengar jantan tanpa melepaskan tatapannya dari iris mata MJ. MJ menjadi sedikit canggung dengan tingkah Peter, namun kemudian, dia melanjutkan ceritanya.
.
.
.Malam tiba. Peter sedang menjalankan tugasnya sebagai Spider-Man sebelum pulang ke Avengers Tower. Dia yakin pasti Ayah dan Papa nya sudah menunggu. Setelah mengetahui bahwa sudah jam 9 malam, Peter memutuskan untuk menyudahi patrolinya.
"Baiklah Peter, waktunya kembali." Gumam Peter untuk menyemangati dirinya sendiri. Dia terjun dari salah satu gedung, lalu berayun dari satu gedung ke gedung lain untuk membawanya pulang. Dia suka merasakan angin malam yang sejuk menembus kostumnya. Jujur, bagian terbaik dari menjadi Spider-Man adalah merasakan angin sejuk yang menembus kostum mu saat kau sedang berayun. Sesuatu yang menenangkan.
Dijalan pulang, Peter tiba-tiba mendengar teriakan seorang wanita. Teriakan yang diduga berasal dari salah satu gang gelap dan sepi. Peter mendarat di depan gang itu. Betapa terkejutnya dia saat dia melihat wanita yang familiar baginya sedang berurusan dengan pria-pria yang berusaha untuk melecehkannya. Tanpa banyak omong, Peter langsung menjaring 3 pria itu dan membawanya sedikit menjauh dari wanita itu, lalu menghantam mereka dengan cepat. Untuk Spider-Man, 3 pria kekar tidak seberapa, jadi dia bisa memberi mereka pelajaran dengan cepat. Wanita itu-- MJ, sadar bahwa para pria jahat itu sudah tidak ada. Namun apa yang terjadi pada mereka? MJ melihat sekeliling, memastikan bahwa pria itu benar-benar sudah tidak ada.
"Hey!" Suara itu membuat MJ melompat kaget. Dia kira bahwa itu adalah suara dari pria jahat yang memojokkannya tadi.
"Oh, Spider-Man. Kau membuatku terkejut." Ucap MJ yang berusaha menenangkan dirinya. Dia benar-benar shock.
"Maafkan aku, tapi pria yang kau cari sudah tidak ada. Kau bebas pergi. Ingat, aku akan melindungi mu." Ucap Spider-Man. MJ memiringkan kepalanya, berasa familiar dengan suara yang didengarnya. Apalagi dengan intonasi pelan dan jantan yang membuatnya putar otak. Rasanya dia kenal suara itu.
MJ berjalan mendekati Peter yang sedang bergantung terbalik. Sebuah, ciri khas dari Spider-Man. Peter bisa melihat MJ yang ada dihadapannya. Benar-benar ada dihadapannya. Dengan perlahan, MJ membuka topeng Spider-Man, untuk melihat siapa pria di baliknya. Namun saat setengah dari wajah Peter baru terlihat, Peter langsung menghentikan pergerakan MJ. Peter menggeleng perlahan menunjukkan maksud bahwa MJ tidak boleh melihat wajahnya.
"Uh-uh. Kau cukup melihat ini saja." Jawab Peter. Wajah MJ semakin penasaran. Tapi entah kenapa ada sesuatu yang spesial dan familiar dari Spider-Man. Sesuatu yang sebenarnya MJ sudah tahu dari awal tetapi dia lupakan.
"Thank you Spider-Man." Ucap MJ perlahan dengan nada suara bergetar. MJ menutup kembali setengah dari wajah Peter yang terlihat. Dia memang bertanggung jawab akan hal itu. Peter turun dari posisinya, lalu berdiri dengan benar untuk menatap MJ. MJ tidak berkutik. Dia hanya diam dan sedikit menjauhkan dirinya dari Spider-Man.
"Kau mau aku antar?" Tanya Peter. MJ menggeleng pelan. Tetapi bagaimana? Peter memaksa. Baiklah, anggap saja yang tadi bukan pertanyaan. Peter langsung memeluk MJ dengan satu tangannya sedangkan MJ, dia menyilangkan kedua tangannya di leher Peter. "Pegangan yang erat." Ucap Peter lembut lalu mulai menggunakan jaringnya untuk membawanya berayun. Dia ingin MJ merasakan nikmatnya berayun ala Spider-Man. Merasakan angin sejuk yang menghembus kulit, dan melihat pemandangan seluruh kota dari atas. MJ tidak berteriak ataupun memberontak. Dia hanya menatap Peter dari samping. Dia percaya pada Spider-Man yang membawanya saat ini. Hingga tanpa sadar, mereka sudah sampai di balkon kamar MJ. MJ melepaskan pelukannya, begitupun Peter.
"Terimakasih. Tapi bagaimana kau tahu ini rumahku?"
"Aku mengikutimu. Aku tahu beberapa hal tentang dirimu." Kalimat itu membuat MJ salah tingkah. Dia tak berani menatap pria di depannya, Spider-Man. "Baiklah, aku pergi dulu. Sampai jumpa, Michelle Jones." Masih dengan suara jantannya, dia berhasil membuat MJ terbelalak. Peter pergi begitu saja saat MJ masih ingin banyak bertanya. Tapi sepertinya, itulah alasan mengapa Spider-Man pergi begitu saja. MJ berlari ke ujung balkon untuk memperhatikan Spider-Man. Melihatnya berayun dengan bahagia sampai akhirnya Spider-Man benar-benar lenyap dari pandangannya. MJ tak pernah berpikir, bahwa pahlawan kota itu akan mengikutinya. Bahkan entah kenapa, perasaannya menjadi hangat. Entah perasaan apa yang berhasil membuat ukiran senyum di bibirnya. Dia bahagia, berkat Spider-Man.
.
.
.Peter keluar dari lift dengan langkah santainya. Kostum Spider-Man nya sudah dia lepas lalu memilih untuk masuk lewat lift, bukan menyelinap seperti biasanya. Semua anggota Avengers ada di ruang santai. Steve, Tony, Vision, Wanda, Sam, Clint, Natasha, dan Bruce. Mereka semua sedang menonton film di TV layar lebar milik the one and only, Tony Stark
"Kenapa kau baru pulang Pete?" Tanya Steve santai.
"Umm... tadi diperjalanan pulang, aku menemukan seorang wanita yang akan dilecehkan, jadi... aku menolongnya dulu." Jawab Peter. Well, dia tidak berbohong. Steve hanya memberikan deheman nya dalam maksud bahwa dia mengerti.
"Baiklah, tidurlah baby..." Ucap Tony sambil mengelus rambut Peter lalu mengecup dahi nya. Peter berjalan menuju kamarnya diiringi teriakan Tony yang memperingatkan "Atau aku akan mematikan AI mu!" Ya, tipikal Tony Stark.
Peter menutup lembut pintu kamarnya. Dia membuang nafasnya kasar. Jantungnya masih berdetak berkali-kali untuk orang berhasil membuatnya bersemu saat ini. MJ. Bagaimana dia bisa mengatakan kepada wanita itu bahwa Peter menyukainya? Dan bagaimana dia bisa mengatakan pada wanita itu bahwa dirinya adalah Spider-Man? Peter merasa semakin frustasi. Tapi bagaimanapun juga, dia harus menghadapinya. Peter mengganti pakaiannya, lalu membanting dirinya di atas tempat tidur. Lampu dia matikan lalu dia menarik selimutnya. Sekali lagi, senyuman terakhir berhasil terukir di bibirnya.
"Selamat malam, Michelle Jones..." malam itu adalah malam terindah untuk Peter. Sangat indah.
~~~
Yuhuuu aku kembali. Bagaimana? Aku sukanya SpideyChelle. Semoga kalian suka...
![](https://img.wattpad.com/cover/211260086-288-k687068.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Fanfiction[BAHASA INDONESIA] (HIATUS) Kumpulan Avengers AU. - More of Peter Parker - STONY - and Irondad Story that will be forever. Semoga longlast sampai 2 tahun, dan semoga kalian suka tiap partnya. Jangan lupa untuk tetap setia dan tetap mau menunggu kela...