It's Kinda Scary

1K 56 10
                                    

《SupFam》

A/N: Kalau kalian ngikutin ceritanya, kalian pasti paham cerita ini bagian dari mana. Gak susah nebaknya, asli.

Oh! And I'm sorry karena gak published selama 2 hari. Itu melanggar peraturan tanggung jawabku sendiri and I beg you pardon. Tapi aku gapernah berpikir kalau belajar online dari rumah would be that busy as f. Aku sampai lupa kalau aku harus publish hiburan untuk kalian.

Just... enjoy this one

~~~

Sekolah selesai. Tidak ada yang begitu spesial hari itu. Oh, tapi jika Peter kembali di bully di sekolah dianggap 'momen spesial' maka itu terhitung. Peter sangat kesal ketika teman-temannya mengejeknya. Maksudku, apa Peter pernah berbuat salah? Dia hanya sibuk mengurusi urusannya sendiri dan tidak mengganggu orang lain, tapi apakah terdengar adil jika ia malah terus menjadi korban para orang-orang bodoh itu? Yeah of course not.

Peter berjalan dengan langkah kesalnya menuju kamarnya, lalu membanting tas nya ke sembarang arah. Tubuhnya ia lempar ke atas tempat tidur dengan segala rasa frustasi yang ia miliki. Peter menutupi mulutnya dengan bantal lalu berteriak, berusaha melepaskan segala rasa kesalnya atas apa yang terjadi di sekolah hari ini. Well, Avengers Tower terlihat sepi, jadi ia rasa tidak masalah jika ia tidak menutupi mulutnya. Tetapi baginya, sangat aneh berteriak layaknya orang gila yang tak terkendalikan. Ia mencoba meredam suaranya seprofesional mungkin sebelum akhirnya berubah menjadi sebuah tangisan. Ia mengingat tiap kata yang terlontar dari mulut orang-orang itu. Tentang betapa menjijikannya dia, tentang betapa anehnya dia, dan mengatakan bahwa orang tua nya akan meninggalkannya. Ia tahu, ia paham bahwa dia seharusnya tidak memikirkan perkataan orang-orang yang hanya ingin menjatuhkannya itu, tetapi dia merasa apa yang mereka katakan ada benarnya.

Ia berjalan tertatih menuju meja belajarnya lalu menemukan sebuah benda yang ia yakini bisa menenangkan dirinya. Yeah, sebuah cutter. Peter menaikan mata pisau nya setengah, lalu menurunkan lengan bajunya hingga menampilkan sebuah pergelangan tangan yang bersih dan mulus itu. Peter mulai mendekatkan mata pisaunya sampai akhirnya FRIDAY mengganggu. Mungkin kalimat yang benar adalah 'thank god..'

"What are you doing Peter?" Tanya FRIDAY dengan suara robot yang terdengar sangat friendly itu. Peter menghela nafasnya. Ia berusaha tidak menjawab pertanyaan robot itu, tetapi ia akan selalu diganggu dengan pertanyaannya. Jadi dia memutuskan untuk menjawabnya.

"Nothing. Just feel stressed." Jawabnya. Yeah, FRIDAY pasti tahu itu. Saat ia mendapat konfirmasi dari Peter, ia pun langsung menghubungi boss nya, Tony Stark. Ayah dari Peter.

"Kau tidak ingin mencoba untuk membicarakannya?" Tanya FRIDAY yang diberi tatapan malas dari Peter. Peter pun memutuskan untuk duduk di lantai, disamping meja belajarnya.

"Dengan siapa? Tower ini kosong!" Jawabnya agak membentak.

"Ayah mu ada di kantor diruang meeting. Mungkin jika kau mau, kau bisa mendatanginya. Atau mungkin kau bisa bicara dengannya lewat Handphone." Jawab FRIDAY memberi solusi. Peter menaikan satu alisnya, merasa bahwa itu bukan ide yang buruk.

"Tapi ayah sedang meeting. Bagaimana ia bisa melihat Handphone?"

"Dia pasti menjawab jika itu kau. Mr. Stark akan melakukan apapun untuk mu." Jawabnya. Ya, itu bisa dibilang agak bohong, karena pada dasarnya FRIDAY sudah menghubungi Tony duluan. Peter pun langsung melompat berdiri dan mengambil Handphone nya yang ia taruh di dalam tas nya. Ia pun membuka pesan untuk ayahnya lalu mengirim beberapa hal padanya. Syukurlah, Tony cepat membalasnya. Sebisa mungkin Tony membalasnya walau kadang kesibukan melandanya. But that's fine. Untuk Peter, ia akan melakukan apapun sebisanya.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang