A/N: Okay, this one will be heartbreaking (I tried). Ketawa-tawanya cukup, dan aku kangen sama cerita sedih. Kalau gak sedih, yaudah maafin.
Ini akan classic banget. Jadi ceritanya Tony selamat dari radiasi Infinity Stones, tetapi dia harus kehilangan satu tangannya. Jujur aku gak ngerti sih perihal itu. Tapi simplenya gitu aja. Masalah kenapa dan bagaimana, aku gak punya alasan. Ikutin aja kata author okay?
Semoga kalian suka...
~~~
Malam ini Tony sedang gusar. Entah ada hal apa yang membebani pikirannya saat ini. Tony belum seratus persen sembuh. Bahkan, dia masih harus beristirahat. Namun sifat nakalnya berkata lain. Dia malah pergi ke laboratoriumnya dan ingin melanjutkan project untuk lengan prototype nya. Walau sang raja Wakanda masih bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi Tony, Tony tidak bisa duduk diam dan menunggu mereka selesai. Ia ingin mengerjakannya sendiri.
Hari ini ia bosan. Setelah kejadian Thanos itu, ia merasa banyak yang berubah. Menurutnya, kebahagiaan di Avengers Tower terasa surut. Padahal dia hanya sakit sedikit, kenapa mereka bereaksi seakan Tony sudah tiada?
Tony menyandarkan tubuhnya di sandaran kursinya lalu memijat sedikit kepalanya. Dia bingung. Seperti ada yang kurang.
"Friday, apa yang sedang dilakukan Morgan?" Tanya Tony pada AI kesayangannya itu.
"Morgan sudah tidur dikamarnya sir." Jawab Friday. Tony hanya menganggukkan kepalanya.
Dia menyerah. Dia rasa dia perlu dua otak cerdas. Apa dia perlu memanggil Bruce? Akh... tidak. Bruce juga mengalami hal serupa dengannya. Dia tidak perlu merepotkan Bruce. Tony kembali berpikir, siapa kira-kira otak kedua yang bisa ia panggil? Ah iya! Peter Parker.
"Friday, sambungkan aku pada Peter."
"Tetapi tuan--"
"Sambungkan saja." Tanpa membantah perintah tuannya, Friday langsung mengerjakan apa diperintahkan Tony. Nada sambung mulai berbunyi tetapi tidak ada jawaban. Hanya ada pesan suara yang menjawab. Tony benci jika diberi pesan suara.
"Huft... baiklah. Hey kid, dimana kau? Ayolah, kita punya beberapa project yang harus kita selesaikan. Kemarilah dan selesaikan Spider-Manning mu itu." Ucap Tony kesal. Tentu saja dia kesal. Dia bukan orang yang harus menunggu. Tetapi dia, orang yang membuat orang menunggu. Sepertinya, Peter sedang sibuk berpatroli sampai tak melihat Handphonenya.
Apa yang kira-kira harus Tony lakukan sambil menunggu jawaban dari Peter? Dia semakin bosan di dalam lab remang-remang ini. Apa dia harus kembali tidur? Tetapi bagaimana jika Peter datang? Ah... pikirannya pusing. Jika Peter bisa memberi kabar, 1 kali saja, mungkin Tony tidak harus menunggu seperti ini.
"Halo Mr. Stark. Ini aku Peter. Aku akab kesana, jangan khawatir." Akhirnya, jawaban yang ditunggu-tunggu oleh Tony. Tony mendenguskan nafasnya bangga. Akhirnya ia mendapat kabar dari orang itu.
Tony berdiri dari duduknya dan berjalan ke dapur, berniat mengisi ulang kopinya. Tanpa disangka, ruang santai dan dapur masih sangatlah ramai. Dia pikir semua orang sudah tidur. Sam, Thor, Clint, dan Bruce sedang duduk di sofa sambil menonton film dari Netflix, sedangkan Natasha dan Steve sedang mengobrol di belakang meja dapur.
"Hey Tony." Sapa Steve ramah. Tony hanya menyunggingkan senyumnya lalu mengisi ulang kopi di mesin kopinya.
"Kau tidak pernah berhenti sibuk Tony. Sekali saja, istirahatlah." Ucap Natasha lembut sambil menarik kecil tubuh Tony.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Fanfiction[BAHASA INDONESIA] (HIATUS) Kumpulan Avengers AU. - More of Peter Parker - STONY - and Irondad Story that will be forever. Semoga longlast sampai 2 tahun, dan semoga kalian suka tiap partnya. Jangan lupa untuk tetap setia dan tetap mau menunggu kela...