Eccedentesiast

Remember Me

《STONY》

A/N: Aku udah lama gak update. Ya... memang. Dan itu semua karena aku lagi banyak masalah. I know that's not an excuse tapi... sejujurnya aku sudah menyelesaikan chapter ini sejak lama. Tapi belum aku edit aja.

Semoga kalian suka cerita asal ini.
~~~

Setelah peperangan, banyak hal terjadi. Semua terjadi sangat cepat, membuat mereka sendiri tidak mengerti cara mengelola semuanya. Mereka, para Avengers. Setelah misi terakhir mereka yang cukup memakan waktu dan korban, beberapa dari orang-orang yang terlibat harus dilarikan ke Rumah Sakit. Salah satunya, adalah Tony Stark. Dia mengalami benturan yang parah setelah jatuh dar ketinggian beribu-ribu kaki. Beruntunglah nyawanya bisa diselamatkan, walau pun akan terjadi beberapa komplikasi yang kemungkinan bisa terjadi. Bagaimana pun juga, mereka akan selalu ada untuk Tony, maka apa bedanya jika dia buta? Jika dia lumpuh? Para Avengers akan selalu ada di sana untuk membantunya dan mengerti dirinya. Maka tidak ada yang harus dikhawatirkan. Apalagi, kekasihnya, Steve, akan selalu ada di sisi Tony untuk menemaninya. Kapan pun dan di mana pun.

Tetapi bagaimana jika yang Steve hadapi adalah Tony yang lupa ingatan? Tony sudah sadar dari komanya yang memakan waktu berbulan-bulan. Bahkan dokter hampir menyatakan DNR padanya satu bulan sebelum dia sadar ini. Sampai pada akhirnya, jantung Tony berdetak kembali dan dia dianggap selamat. Tapi agak aneh melihat Tony yang mereka lihat dan biasa ketahui ini bukanlah Tony yang biasanya. Hanya... seseorang bernama Tony. Dokter memeriksanya dan memastikan dia masih memiliki seluruh panca inderanya. Tetapi ketika para Avengers berdesakan masuk ke dalam ruangan itu, Tony menatap mereka dengan nanar yang berbeda. Bukan perasaan senang karena teman-temannya menjenguk, melainkan perasaan aneh dan asing dengan mereka.

"Tony? Kau sudah sadar?" Steve mengawali percakapan itu sambil berjalan mendekat ke arahnya dan memegang tangannya erat. Walau begitu, tak ada balasan genggaman yang Steve nanti-nantikan dari Tony. Mungkin ia mengerti, Tony pasti shock, lelah, atau belum bisa mengeluarkan banyak energinya untuk saat ini. Tetapi tatapan horror yang ia berikan membuat Steve agak bingung.

"Jangan tersinggung tapi... siapa kau?" Tidak hanya Steve, semua orang di situ menatapnya bingung. Apa Tony sedang bercanda? Bagaimana bisa seorang Tony Stark melupakan kekasihnya Steve? Nama Steve sendiri sudah terukir dalam di hatinya Tony Stark, dan dia lah orang yang paling mengerti tentang Steve. Mana mungkin Tony melupakannya kan?

"Itu lucu. Sungguh. Kau tidak mungkin melupakan aku kan, aku Steve Rogers. I'm your boyfriend." Tony semakin bingung dan terlihat lebih ketakutan. Dia tidak tahu bahwa dirinya sudah punya kekasih. Tidak. Ia bahkan tidak ingat bahwa dirinya punya kekasih. Dia memandang sekeliling, meminta konfirmasi dari orang-orang asing di sana yang ia asumsikan sebagai orang-orang yang mengenalnya. Dan sebuah jawaban yang tak terduga, ia mendapatkan sebuah anggukan dari salah seorang wanita berambut merah pendek yang tengah menatapnya khawatir.

"Umm... I'm sorry. I don't remember that. Dan... bukannya memiliki kekasih laki-laki itu... aneh? I mean, I'm a... men." Sebuah jawaban tak terduga dari semua orang yang ada di sana. Apa Tony benar-benar tidak tahu apa-apa? Steve melepaskan tangan Tony dan tidak sengaja menjatuhkannya. Dia benar-benar terkejut dengan semua itu. Walau Tony suka bercanda, dia tidak akan pernah meragukan dirinya yang memiliki ketertarikan pada laki-laki. Dia tidak akan pernah berpikir dirinya aneh karena itu.

"It's not! You're Gay!"

"There's no way I'm Gay." Dia mulai menaikkan nada bicara. Dia merasa bahwa pria blonde bertubuh kekar di hadapannya ini tengah menjelek-jelekannya dengan mengatakan bahwa diri nya menyukai laki-laki. Yang wich is aneh baginya. Steve menggelengkan kepalanya kecil karena dia tidak percaya dengan omongan Tony yang benar-benar sudah kelewatan baginya. Natasha menepuk pundak Steve kecil lalu membawanya keluar dari ruangan itu. Natasha tahu bahwa Steve sangat shock soal itu, dan karena itu lah, dia ingin menenangkan Steve.