《Spideypool》
A/N: Okay...
*inhale* *exhale*
OH MY GOD... Selamat Idul Adha bagi yang merayakan! Ayo kita rayakan dengan chapter laknat ini okey?
Oh iya, disini wajahnya 100% Ryan Reynolds okay?
~~~
Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Spider-Man. 3 jam menghabiskan waktu untuk mengawasi kota New York? Terdengar gila. Apalagi Peter menggunakan waktu sepulang sekolahnya seperti biasa. Well, dia tidak keberatan. Lagipula, menjaga keamanan kota New York adalah tanggung jawabnya. Dia tidak bisa melepaskannya begitu saja kan?
Saat ini Peter tengah duduk di salah satu atap bangunan yang tinggi di kota New York. Topengnya ia lepas dan ia gunakan untuk menjadi kipas alternative karena... well, 3 jam di dalam mask yang sama itu sangatlah pengap. Peluh bercucuran di leher dan keningnya. Untungnya, saat ini, semilir angin sepoi-sepoi tengah menyentuh kulitnya, memberikan udara segar bagi seorang Spider-Man untuk bernafas.
"What are you doing there?" Tiba-tiba, Peter mendengar suara orang lain dari arah belakangnya. Dia berbalik. Matanya langsung berhadapan dengan kostum merah-hitam yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. 2 buah Katana tampak terpampang di punggungnya. Peter agak terkejut melihat orang lain itu. Tetapi melihat topeng yang dipakai orang lain dihadapannya mengingatkannya pada satu hal. Dia tidak memakai topengnya! Dengan panik, dia mengambilnya dan memakainya, walau ya... sudah terlambat sih. "Hey, hey, hey, tidak apa-apa. Aku tidak akan membeberkan rahasia mu." Ucapnya. Peter tidak percaya begitu saja, tentunya. "I'm Deadpool." Hmm... nama yang tidak familiar untuk Peter.
"Kau sedang apa disini?" Tanya balik Peter. Dengan percaya dirinya, orang yang ia kenal sebagai Deadpool itu berjalan kearahnya dan duduk disampingnya. Walau merasa agak terancam, well, Peter percaya Deadpool orang baik. Mmm... 'baik'. Deadpool hanya duduk di tepi gedung di samping Peter sambil membiarkan kakinya berayun-ayun disana.
"Mmm... I don't know. Hanya istirahat. Kau?" Tanya Deadpool. Peter menunduk, berusaha menghindari tatapan matanya.
"Ya, aku juga istirahat." Jawabnya singkat. Tiba-tiba, diam menyandra suasana diantara mereka. Tak ada satupun yang memulai percakapan ataupun mengakhirinya. Rasanya aneh bagi mereka untuk bertemu dan langsung canggung-canggungan begini. Deadpool pun mencoba untuk menenangkan suasana.
"Hey, what are you? I mean, what power?" Tanya Deadpool. Tanpa ragu, Peter menatap Deadpool. Rasanya aneh mengatakannya begitu saja. Maksudnya, siapa sih yang tidak kenal Spider-Man? Apa masih ada orang yang harus bertanya apa kekuatannya?
"Mmm... melakukan pekerjaan para laba-laba? Menembakkan jaring, berkeliling kota, menempel di berbagai objek, melompat tinggi, mengangkat benda ber-ton-ton beratnya, dan memiliki indera ke-6 dimana aku bisa merasakan adanya bahaya atau sesuatu yang mendekat kearah ku. I call it my Spider-Sense." Jawabnya percaya diri. Deadpool mengangguk paham.
"Sound awsome!"
"So, what power do you have?" Sekarang ini giliran Peter bertanya. Deadpool tertawa geli sedikit, membuat Peter bingung lalu dia kembali menatap kearahnya.
"Aku tidak bisa mati. Dan aku ahli dalam memainkan senjata. Kau mau coba?" Ucap Deadpool sambil menyodorkan pistol nya pada Peter. Peter langsung mengangkat tangannya dan menggeleng panik.
"NO, NO, NO! that's- that's enough!" Jawab Peter panik. Deadpool tertawa melihat reaksi Spider-Man yang baginya sangatlah manis. Walau dia tidak melihat wajah Peter, dia sangat yakin bahwa Peter adalah anak yang baik dan manis. "Jadi mmm... siapa nama mu?" Tanya Peter tiba-tiba. Dia yakin itu masalah yang cukup sensitif, tetapi tentu saja, sesama pahlawan berkostum aneh, mereka harus saling mengenal kan? Deadpool menatapnya lekat-lekat dan perlahan mendekat membuat Peter agak salah tingkah. Bahkan dia takut jika pria disampingnya ini adalah pria cabul yang mencoba mencari kesempatan untuk mengambil keperawanannya. (*ekhem*)
"Wade Wilson. And you?" Tanya nya dengan deep voice yang sengaja ia buat. Jika Wade bisa lihat, wajahnya sekarang sudah memerah seperti tomat matang. Peter meletakkan tangannya pada dada Wade dan mendorongnya perlahan, membuat mereka kembali ke posisi semula yang seharusnya mereka tempati.
"Umm... Peter." Ucapnya agak pelan walau ia yakin, Wade pasti mendengarnya. Wade mengangguk paham.
"Ca-can I take a picture?"
"WHAT?!" Peter agak meloncat kaget. Dia pikir orang yang ia temui ini adalah orang normal yang bahkan tidak berpikiran untuk menjadi fans dari Spider-Man. "Ka-kau serius?" Peter kembali bingung. Tetapi semua kebingungannya itu hanya diberikan anggukan dari Wade.
"Tapi kita membuka topeng kita okey?" Peter agak tidak yakin dengan hal itu. Lagipula identitas Spider-Man nya sangatlah penting. Tetapi untuk pria ini... . Peter meraih ujung topengnya, dan berniat untuk melepaskannya sampai akhirnya Wade menahannya "Hold on! Hold on! Bagaimana jika kita saling melepaskan topeng satu sama lain."
"WHAT?!" Peter kembali panik.
"Ya. Kita akan melakukannya kan? Aku buka milik mu, kau buka milikku. Lalu kau bisa pergi." Ucapnya sambil mengacungkan jempol nya. Peter hanya bisa mengerang kesal sambil mendekatkan tangannya pada topeng Wade dan sebaliknya. Jujur, Peter merasa geli disekujur tubuhnya. Tapi kenapa ia melakukan hal itu? Seolah-olah dirinya tersihir dan ucapan Wade yang sebenarnya nonsense itu. Perlahan, dan dengan penuh kelembutan, Peter melepaskan topeng Wade. Wade pun juga sebaliknya. Pada akhirnya mereka bisa saling bertemu wajah satu sama lain.
'Oh my god... he look so handosome.' Itu batin Peter. Ketika ia melihat kedua mata wade, dan rambutnya, dan bibirnya, hell, rasanya ia tak tahan dengan pesona pria itu. Wajah Peter perlahan memanas ketika melihatnya, menbawa setiap kengerian dan kegelian menggerogoti tubuhnya.
"Kau baik-baik saja Spidey?" Tanya Wade yang melihat tingkah Peter seperti orang kesetrum dan wajah yang semerah kepiting rebus. Peter hanya mengangguk penuh keyakinan dan menyunggingkan senyuman mematikannya yang seketika menbuat Wade jadi malu.
"YEAH! I'M FINE!" Ucapnya agak menekankan segala kata di dalamnya. "So, let's take a picture." Lanjutnya sambil menepuk kedua telapak tangannya bersamaan. Wade mengangguk dan mengeluarka. Handphone nya yang ber-phone case Hello Kitty. Dan layar yang bisa terlihat retak itu. Dia memberikannya pada Peter lalu Peter ber-selfie dengan Wade. Tidak hanya sekali, ya, setidaknya 3 kali.
"Well, thank u Baby boi." Peter mengerutkan dahinya, tidak suka dengan panggilan itu.
"I'm not baby!" Wade menahan ekspresi nya agar tidak menunjukkan bahwa ia gemas dengan pria di depannya saat ini. Walau... ya, dia tidak tahan. Ia langasung mengusap rambut Peter gemas sehingga Peter kesal dan menggerutu sedari tadi. Bahkan Wade berpikir bahwa Peter adalah 5 years old yang terjebak di dalam tubuh remaja.
"Baiklah, terima kasih untuk fotonya Peter. Aku harus berjalan-jalan lagi. Menonton kehancuran." Ucapnya lalu melompat dari gedung itu. Wait, Wade tidak bisa terbang atau berayun sepertinya. Peter berlari menuju pinggiran gedung untuk melihat keadaan Wade dari atas. Yap, dia sedang dilantai dasar, berdarah, dengan tulang yang patah dan masih sibuk merocos sebagaimana nya Wade itu. Peter tertawa dari sana dan menggelengkan kepalanya sedikit.
Well, pertemuan yang indah kan?
~~~
Hihi... gimana? Masih noob ini. Tenang aja, Spideypool will return. Okay?
(Baru selesai ulangan Fisika)

KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Fanfiction[BAHASA INDONESIA] (HIATUS) Kumpulan Avengers AU. - More of Peter Parker - STONY - and Irondad Story that will be forever. Semoga longlast sampai 2 tahun, dan semoga kalian suka tiap partnya. Jangan lupa untuk tetap setia dan tetap mau menunggu kela...