Just Breath Baby

1.2K 73 2
                                    

A/N: Sedang jenuh membuat salah satu part yang panjang banget. Jadi aku memutuskan istirahat disini. Don't expect much words.

~~~

Tony memeluk putranya yang gemetar di malam yang dingin. Tony membungkus tubuh Peter dengan dirinya, berusaha memberi kehangatan pada anak yang gemetar dan ketakutan itu. 5-years-old Peter itu tidak bisa berhenti menangis dengan nafasnya yang sesak. Belum lagi angin-angin musim dingin yang menusuk tiap pori di kulitnya. Tony terus mengelus rambut Peter, berusaha untuk menagan tangisnya melihat satu-satunya putranya yang harus merasakan semua itu.

Tapi apa yang terjadi? Sayangnya, Stark Industries diserang. Terjadi baku tembak di kantor itu dan memakan cukup banyak korban. Mereka bahkan sempat menerobos masuk ke lantai 80, tempat dimana Tony tinggal bersama putranya itu. Sebisa mungkin Peter tidak bersuara saat mendengar suara tembakan yang sangat kencang itu. Ia bersembunyi di lemari kamarnya, sedangkan Tony sedang berada di labnya. Dengan berat hati, Tony meminta FRIDAY untuk melakukan self destruction, yaitu meledakkan satu gedung itu.

Rasanya seperti sekali kedip, tower yang dibangun dengan penuh harapan itu hancur begitu saja menyisahkan puing-puing besar yang bertebaran di jalanan. Tony terbangun dan mendapatkan dirinya baik-baik saja. Hanya memiliki serangkaian luka biasa yang akan sembuh dengan mudah. Dengan secepat mungkin, ia mencari satu-satunya cahaya hidupnya. Orang terpenting dalam hidupnya. Cinta paling tulus yang ia miliki di dalam kehidupannya. Nyawa paling murni yang belum pernah ia miliki sebelumnya. Ia mengangkat satu persatu puing-puing hingga menemukan putranya yang tengah menangis dan terluka. Tony mengangkatnya dan menaruh nya dipangkuannya. Memeluknya dengan erat, memberinya pengertian, bahwa Peter akan baik-baik saja.

Peter memeluknya balik dan tak berhenti menangis sambil gemetaran. Tiba-tiba, nafasnya menjadi sesak dan tak terkontrol. Tidak lupa dengan angin malam dimusim dingin yang menusuk tiap senti di kulitnya. Tony menahan dirinya agar tidak menangis melihat keadaan putranya yang kesakitan dan ketakutan diwaktu yang sama. Peter menderita asma. Dan hari ini, Tony tidak memegang Inhaler Peter yang bisa membantunya.

"Hey baby, breath with me, okay?"  Peter mengikuti arahan Tony. Tony ikut menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya, memberi contoh pada Peter untuk bernafas sambil Peter ikuti. "Yeah, just like that." Tony terus mengulangi gerakannya sambil memeluk putranya yang masih gemetar. Tony tidak bisa tenang saat anaknya masih mengeluarkan suara decitan di tiap nafasnya. Tony masih mengulang gerakannya, berharap Peter bisa kembali bernafas dengan baik.

"Daddy, sakit..." Ucapnya di tengah nafasnya yang tidak teratur sambil terbatuk-batuk itu. Tony berusaha agar tidak menangis. Berusaha untuk tidak membuat anaknya semakin panik. Tony bahkan tidak tahan melihat lengan kanan dan kaki kirinya yang mungil itu sobek dan mengeluarkan banyak darah. Bahkan kepala belakangnya yang ikut mengeluarkan darah segarnya begitu saja.

"It's okay, you'll be okay. Bernafaslah Pete. Itulah yang ayah butuhkan bud." Tony terus mengulangi gerakannya, dan Peter mengikuti. Nafasnya mulai terlihat tenang walau masih mengeluarkan decitan itu. "Just like that. Com'on baby." Peter masih terus berusaha bernafas. Mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida secara perlahan. Walau nafasnya masih berat, setidaknya sudah tidak sesak. Tony mencium tiap sudut diwajah Peter lalu memeluknya, berusaha memberi bayi nya kenyamanan. Berusaha membuat Peter tidak ketakutan lagi atas apa yang terjadi.

"Dingin Dad..." Ucapnya lirih sambil terus memeluk dirinya yang gemetar. Tony semakin mendekat Peter di tubuhnya, berusaha sebisa mungkin membuat putranya terhindar dari angin dingin yang berani-beraninya menusuk kulit putranya. Masih ada 20 menit sampai helikopter SHIELD tiba.  Tony tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Putranya membutuhkan pertolongan segera. Tetapi apa yang bisa ia lakukan? Tony tidak pernah membenci dirinya lebih daripada ini.

"Ayah ada disini sayang. Ayah akan memberimu kehangatan okey? Sebentar lagi bala bantuan akan datang." Jawab Tony berusaha membuat anaknya mengerti dan bersabar sebentar lagi.

"Ayah?" Tony menjawabnya dengan deheman lembut. Dia senang mendengar suara antusias dari anaknya itu. "Kenapa olang-olang jahat itu ke lumah kita?" Tanya nya membuat hati Tony teriris.

"Karena... mereka orang jahat. Mereka akan melakukan apapun untuk mendapat apa yang mereka inginkan."

"Kenapa kita?"

"Karena mereka tidak suka Iron-Man." Jawab Tony dengan jawaban yang menurutnya Peter pasti mengerti. Lagipula, Peter orang yang cerdas, kenapa juga Peter tidak mengerti?

"Kenapa meleka tidak suka Ilon-Man? Ilon-Man adalah pahlawan favolit ku. Dia sangat kelen dengan baju besi yang besaaalll!!" Ucap Peter ekspresif membuat Tony tertawa gemas. Apalagi saat Peter melebarkan tangannya saat mendeskripsikan pakaian besi Iron-Man. Tony langsung mencium pipi chubby Peter yang terlihat sangat lucu ketika sedang kesal. Wajahnya akan memerah dan pipinya mengembung.

"I dunno. Mereka memiliki masalah dengan Iron-Man. Oh, I'm sorry honey. Karena aku, kau jadi berada dalam bahaya. M' sorry, m' sorry." Ucap Tony berkali-kali dengan permintaan maaf. Dia memeluk Peter semakin erat membuat Peter iba. Dia tidak suka melihat ayahnya begitu. Ia langsung menaikan wajah ayahnya agar menatap langsung kearahnya.

"Daddy tidak boleh menangis. Ilon-Man tidak boleh menangis. Dan Daddy tidak boleh minta maaf pada Petel." Ucapnya dengan tatapan yang dibuat sok kesalnya. Tony tersenyum melihat anaknya yang sangat pengertian padanya. Anak itu sangat baik. Dan sangat murni. Hal apapun yang ada didalam hatinya sangatlah spesial. Dia tidak menyangka akan memiliki Peter sebagai anaknya. Dan hal itu merupakan suatu hal yang menyenangkan untuknya.

"Thank u Pete." Jawab Tony sambil mencium pipi tebal Peter. Peter hanya tersenyum dan kembali melihat cahaya Arc Reactor di dada ayahnya. Mereka tetap diam seperti itu sampai akhirnya, suara helikopter menghiasi pendengaran mereka. Mereka sekarang, sudah berada di tangan yang aman.

~~~

I can't-- Peter so cute <3

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang