I Really Miss You

1.7K 108 18
                                    

A/N: Hey! Sekarang kalian tahu ini hari apa? Avengers Endgame Anniversary! Hari pertama dan terakhir kita melihat pelukan mereka berdua yang sangat tulus ini :'

Jujur, scene yang paling aku benci di Endgame, adalah scene dimana Tony snap his fingers. Bahkan di fanfic manapun, aku gasuka kalau Tony meninggal. Karena faktanya, melihat Peter menderita jauh lebih buruk daripada melihat Peter meninggal. True?

Itu sebabnya, aku gak akan pernah memasukan Tony meninggal di fanfic ku. Karena aku gak bakal sanggup. Jadi kita terima aja soft story ini okay?

~~~

Tony melihat sekelilingnya. Betapa indahnya pemandangan saat melihat jalanan ramai dengan para pejalan kaki dan kendaraan yang berlalu lalang. Sesuatu yang para Avengers inginkan sejak 5 tahun lamanya. Scott, Steve dan Tony memutuskan untuk berkeliling dan melihat-melihat keadaan sekitar setelah Bruce menjentikan jarinya guna membawa semua orang kembali. Efek dari Infinity Stones itu sangatlah hebat. 5 tahun yang lalu, mereka kehilangan banyak hal, bahkan orang yang mereka sayangi. Dan sekarang, mereka kembali. Mereka semua kembali.

Mereka bisa melihat orang-orang yang saling berpelukan dan melepas rindu bersama orang-orang yang mereka sayangi. Kakek/ nenek dengan cucunya, orang tua dengan anaknya, bahkan sebaliknya. Sahabat, teman, tetangga, mereka saling berpelukan dan mengatakan betapa rindunya mereka satu sama lain.

Tony tersenyum melihat itu. Dia mungkin menjalani 5 tahunnya dengan baik. Menikah dengan orang yang dicintainya, memiliki seorang putri, memiliki seorang sahabat. Tetapi ia juga mengerti perasaan orang-orang yang kehilangan ini. Awalnya dia berpikir untuk menutup mata, mulut, pikiran, dan hatinya untuk hal ini. Karena bagaimanapun, tidak memengaruhinya sama sekali. Hanya saja ada rasa penyesalan dan kegagalan. Rasa dimana ia gagal menjadi pahlawan dan melindungi orang-orang. Tetapi lihatlah sekarang! Karena dirinya lah, orang-orang ini bisa berjumpa lagi dengan orang terkasih mereka.

Steve menepuk pundak Tony pelan. Pelan hanya menatap Steve lalu mendengus sedikit. Setelah merasa bahwa mata mereka telah diberkahi dengan sesuatu yang indah, mereka memutuskan untuk kembali ke Compound.

Disana mereka masih saling berdiam diri. Mata mereka tak berhenti melihat data orang-orang yang kembali dengan pesatnya. Tetapi dari semua data tersebut, tidak ada nama-nama kawan mereka. Kawan satu profesi mereka.

"Aku tidak melihat Sam." Ujar Rhodes yang masih tidak mengalihkan pandangannya dari data monitor itu.

"Atau Bucky." Steve juga ikut berujar. Pandangan matanya turun. Dia merasa pengerbonan mereka sangat sia-sia jika orang-orang yang mereka sayangi saja tidak selamat.

"Ini kesalahan. Harusnya hanya dengan menjentikkan jari saja sudah bisa mengembalikan semua orang!" Jawab Bruce kesal. Ia tampak ingin menghancurkan semua alat disitu, lalu ditahan oleh Thor dan Rocket. Lagipula, tindakan dan ucapan Bruce tidak salah. Natasha sudah mengorbankan dirinya untuk Soul Stones, dan dia sendiri sudah mengorbankan tangan kanannya untuk semua ini. Mereka semua masih menunduk, tidak percaya dengan situasi saat ini.

Disaat mereka sedang terjerumus ke dalam jurang kesedihan, tiba-tiba saja ada suara panggilan yang menggema di dalam lobby utama Compound. Suara yang entah berasal dari mana dan siapa.

"On your left." Steve berdiri. Dia tahu kepada siapa ia akan mengajurkan kalimat itu. Orang yang sempat menolongnya saat sahabat lamanya berada dalam naungan HYDRA.

"Whatever it takes..." Mereka semua terkejut. Mereka tahu suara siapa itu. Suara yang sangat familiar untuk mereka. Mereka menatap sekeliling, berusaha mencari tahu dan dimana orang-orang 'iseng' yang menggunakan intercom (?). Tapi mereka yakin sekali, itu suara Natasha.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang