Nothing Left Anymore (But I Still Have Him)

1K 58 18
                                    

《Capapa》

A/N: OOOOWWW!!! THIS IS GONNA BE SICK.

Maaf aku norak, karena ini merupakan ide terbaik yang POOF!!!

PASANG SEATBELT KALIAN! O(≧∇≦)O

* Naruto run into the darkness *

~~~

Captain America adalah kehidupannya. Dia mempertaruhkan banyak hal untuk bisa mengikuti dunia kemiliteran seperti ayahnya. Awalnya dia pikir kehidupannya akan berjalan dengan baik. Dunia militer yang ia ikuti akan berjalan normal seperti pada umumnya. Tetapi setelah menabrak bongkahan es itu dan membeku di dalamnya selama 70 tahun, dunianya mulai berubah. Keseluruhan dunia baru, teman baru, teknologi baru, semuanya serba baru untuknya. Ia berusaha beradaptasi dan memimpin team nya dengan baik. Menjadi orang paling bijak di Avengers dan paling ramah. Tidak ada yang akan pernah berpikir, bahwa hubungan Tony dan Steve yang tidak bisa disatukan itu akan memicu perang. Orang-orang yang menganggap teori Tony benar akan mendukungnya dan membantunya. Sedangkan orang-orang yang menganggap teori Steve benar akan mendukungnya dan membantunya juga.

Ia pikir peperangan ini hanya karena sekedar perjanjian. Ia pikir semua akan berakhir jika dia membelah Avengers menjadi 2. Tetapi semuanya tidak berakhir begitu saja. Apalagi, ketika Tony mengetahui bahwa Bucky, telah membunuh kedua orang tuanya. Howard dan Maria Stark. Tony sangat marah. Ia mengira bahwa Steve sudah mengetahuinya, tetapi kenyataannya, Steve tidak tahu apa-apa. Sayangnya Tony juga tidak percaya Steve. Ia melawannya, seakan-akan omongan dari pria yang tak pernah bohong itu adalah salah satu sandiwaranya. Tetapi Steve tidak salah. Ia benar-benar baru mengetahuinya.

Setelah semua itu ia sadar, bahwa tidak ada yang bisa ia yakini dan percayai. Katakan, mana yang lebih menyakitkan. Tony melawannya dan tidak percaya pada perkataannya? Bucky yang mengkhianatinya? Atau Natasha yang lebih mendukung Tony daripada dirinya? Ia pikir Nat adalah rekan kerjanya yang akan selalu mendukungnya. Sahabatnya yang akan selalu membantunya dalam situasi apapun. Melihat ia membalikkan punggunya melawan Steve membuat hatinya hancur. Seakan-akan orang-orang yang awalnya ia percaya menghilang satu persatu begitu saja.

Menit demi menit berlalu, memberikan hasil akhir, dimana Steve berhasil melawan Tony. Rasanya salah melakukan hal itu pada orang yang dekat dengannya. Seberapa menyebalkannya orang itu, Tony tetaplah rekannya, sahabatnya.

"Kau tidak pantas mendapatkannya. Ayahku yang membuat Shield itu." Tentu saja. Howard. Orang yang dia hargai. Steve membuang Shield itu kelantai, berjalan tertatih-tatih sambil menopang berat badan Bucky yang tidak sadarkan diri. Ia tahu Bucky salah, tetapi ia juga bukan tipikal orang yang meninggalkan rekannya begitu saja dalam perang. Kalau perlu, ia mati bersamanya.

Sebenarnya dimana letak kesalahannya? Melawan para Ultron? Memberhentikan SHIELD? Bertemu dengan Bucky atau... kesalahan ada pada dirinya? Karena dia tidak pantas. Dari awal dia tidak pantas menjadi siapa-siapa. Tidak pantas menjadi orang yang bisa dipercaya. Tidak pantas menjadi pemimpin. Bukan dia orangnya. Steve merenung dikamarnya, memikirkan betapa kecewanya dia pada dunia yang dipresentasikan padanya. Bucky tega membunuh orang yang sangat ia idolakan. Orang yang berhasil membuat mimpinya jadi nyata. Natasha tega mengkhianatinya. Ia lebih memilih si jenius itu dibanding dirinya. Padahal dia menganggap Natasha seperti sahabat terbaiknya. Dan terutama, dia kecewa pada Tony. Tony tidak memikirkan tindakannya. Keinginannya untuk menandatangani perjanjian itu adalah hal yang buruk. Dia pikir Tony memikirkan masa depan para Avengers, tapi ternyata tidak.

Di dalam kegelapan itu, perlahan pintu kamarnya terbuka, menampilkan sedikit cahaya yang terpancar dari lampu ruang keluarga. Dari sana, sepasang kaki kecil melangkah mendekatinya dengan segelas air putih. Steve tersenyum lembut menyapanya.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang