《STONY》
A/N: STONY! Kencangkan sabuk pengaman gays, aku sudah memperingatkan.
Judul berasal dari salah satu soundtrack film 'Justice League' (DC).
Latar waktu di cerita ini setelah The Winter Soilder ya. Dan.. gak akan panjang-panjang banget.
~~~
Tony ada disana. Duduk disamping si prajurit America itu sambil memegang tangannya. 4 peluru berhasil menembus beberapa bagian di tubuhnya, sedangkan 1 tusukan berhasil mendarat di pundaknya. Belum lagi bekas pukulan yang menyakitkan di berbagai bagian terutama wajahnya. Tony tidak bisa melihat keadaan kekasihnya begini. Yap, kekasihnya. Ia telah resmi berpacaran dengan si Captain America, Steve Rogers ini semenjak kejadian alien invasion yang diakibatkan oleh Loki. Hubungan mereka berjalan dengan sangat baik, bahkan mereka selalu bersama-sama dalam keadaan suka maupun duka.
Steve kini sedang terbaring di ranjang Rumah Sakitnya. Berbagai macam alat-alat yang tidak begitu Tony pahami melingkari tubuh Steve, berhasil membuatnya bertahan hidup. Dia yakin sekali, tadi dia sempat menyapa kekasihnya itu yang sedang sibuk menyeruput kopinya sambil melihat beberapa tumpuk kertas di tangannya. Steve memberikan senyuman manisnya sambil menengok Tony selama sedetik, lalu kembali fokus pada pekerjaannya.
Tony tadi sedang bekerja saat dirinya tengah mendapat kabar mengenai Steve dari Natasha. Tubuhnya mendadak kaku dan tangannya gemetaran. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Steve sampai akhirnya Natasha menceritakan semuanya. Jujur, seburuk-buruknya musuh yang para Avengers alami, dia tidak pernah mendengar yang seburuk ini. I mean, Nat ditembak, mobil Nick Fury diledakkan, SHIELD harus dihancurkan, dan Steve... Steve mengalami yang sangat buruk. Kini Tony tidak bisa melakukan apa-apa kecuali satu. Berharap Steve bisa kembali sadar. Sudah 2 minggu ia berada di Rumah Sakit, dan Steve tak kunjung sadar juga. Hal ini membuat Tony khawatir, tetapi Nat bilang, semua akan baik-baik saja. Semoga.
.
.
.Entah berapa lama ia harus menunggu. Sudah sebulan berlalu dan tak ada perubahan dari Steve. Setidaknya Tony yakin ia tak pernah absen untuk melihat keadaan Steve. Ia takut jika suatu hari ia harus mendengar kabar yang tak enak mengenai Steve. Dia tak akan sanggup. Baginya, Steve adalah dirinya. Cinta matinya. Mereka tak bisa dipisahkan, apapun yang terjadi.
Beberapa team parlemen datang dan meminta tanda tangan para Avengers untuk Sokovia Accords. Beberapa dari mereka menandatanganinya, sedangkan yang lain belum. Mereka perlu mempertimbangkannya walau terkesan sulit. Tony mengerti, dan dia memberikan mereka waktu, walau ia tidak begitu paham apa yang mereka pertimbangkan.
"Steve, aku butuh tanda tangamu. Bangunlah Stevie, dan kita bisa melakukan banyak hal lagi bersama." Ucapnya agak lirih sambil memegang tangan Steve yang masih terkulai lemas. Awalnya Tony meminta balas dendam. Ia ingin menghancurkan siapapun yang ingin menghancurkan Steve-Nya. Kehidupannya. Tetapi sayangnya, Nat bilang bahwa Bucky jauh lebih berbahaya daripada yang ia kira. Karena Bucky sedang dicuci otak. Tony juga berpikir, mungkin tindakan yang tiba-tiba tidak begitu baik untuknya.
.
.
.2 bulan berlalu dan keadaan Steve masih sama saja. Luka-lukanya mulai sembuh, tetapi dia masih belum sadar. Beberapa mulai menandatangani Accords itu, seperti Nat, Vision, dan Clint. Tetapi Sam dan Wanda, masih belum bisa menentukan. Banyak hal yang mereka pertimbangkan yang harus diputuskan dengan hati-hati. Tony masih memberikan waktu, sembari menunggu sang Captain bangun. Hari ini Tony tidak bisa menjenguk Steve, karena ia ada urusan. Untungnya, Sam mau menggantikannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Fanfic[BAHASA INDONESIA] (HIATUS) Kumpulan Avengers AU. - More of Peter Parker - STONY - and Irondad Story that will be forever. Semoga longlast sampai 2 tahun, dan semoga kalian suka tiap partnya. Jangan lupa untuk tetap setia dan tetap mau menunggu kela...