Agent Of SHIELD

4.7K 217 4
                                    

Tidak ada yang lebih indah kecuali keluarga. Itu adalah perumpamaan yang tepat untuk mereka. Tony dan Steve akhirnya menikah dan memiliki seorang anak laki-laki yang mereka adopsi. Yap, Peter Parker. Peter Parker adalah orang pertama yang terlintas dipikiran mereka untuk mereka adopsi. Setelah Aunt May meninggal karena kecelakaan yang menimpanya, Peter mengharuskan dirinya untuk tinggal sendiri. Namun untungnya, Steve dan Tony setuju untuk mengadopsi Peter.

Peter adalah anak yang baik dengan kejeniusan di atas rata-rata. Steve sangat ingat pertemuan pertama mereka yang tidak begitu baik. Tapi, Steve sangat tahu bahwa orang yang berada di balik topeng Spider-Man itu adalah seorang anak yang sangat ambisius dan cekatan. Entah kenapa, selama beberapa detik dia melihat Spider-Man sebagai cerminan dari dirinya. Akhirnya, disinilah dia sekarang! Menjadi suami dari seorang Iron-Man dan memiliki Spider-Man sebagai anaknya. Mereka adalah keluarga yang bahagia.

"Hey, apa kalian tahu dimana Peter?" Tanya Clint yang sedang berjalan menuju sofa dengan 2 buah console game ditangannya. Sepertinya Clint akan menantang Peter dengan game yang disediakannya.

"Sepertinya dia belum pulang sekolah." Jawab Natasha yang ikut duduk di sofa.

"Ini sudah jam 4 sore, kenapa dia belum kembali?" Tanya Clint dengan tatapan herannya.

"Entahlah, mungkin dia punya banyak tugas." Sambung Wanda. Yap, saat ini, mereka sedang berada di Avengers Tower. Mereka hanya sedang bersantai di menara sambil melakukan apa yang bisa mereka kerjakan.

Clint mendengus kesal karena dia harus menunda bermain game yang dibawakannya untuk Peter.

.
.
.

Disinilah dia berada. Di sebuah persimpangan gang yang cukup gelap. Langit sore membuatnya tak begitu terlihat. Apalagi dengan Stealth Suit yang dipakainya. Saat ini, dia sedang mengintai beberapa orang yang dianggap bekerja sama dengan Hydra.

Peter mendengar percakapan orang-orang itu dengan cekatan dan hati-hati. Kini, di depannya terdapat 4 orang laki-laki dengan jas layaknya orang kantoran biasa.

"Jadi bagaimana dengan rencana kita untuk menjatuhkan 125 misil udara ke tengah kota NYC?" Tanya salah seorang pria dengan jas abu-abu. Beruntunglah Peter memiliki kemampuan pendengaran jarak jauh.

"Tenang saja, semua sudah diatur. Besok kita akan memulai rencana kita." Jawab pria satunya lagi. Peter hanya menyipitkan matanya. Dia sedang menahan emosinya agar tidak membludak.

"Bagaimana dengan 'mereka'? The Avengers," tanya pria berjas abu-abu itu kembali.

"Kita akan memperketat keamanannya. Tenang saja. Kita akan mengisi tenaganya pada pukul 9 pagi, dan kita akan mulai menjatuhkan misil itu pukul 12 siang." Jawab pria berjas hitam dengan senyum jahatnya yang merekah. Peter tidak tahan. Dia ingin sekali melompat dan menyerang mereka. Tapi kalau dia melakukan itu, dia akan terkena masalah. Diapun memutuskan untuk tetap tenang dan terus mendengar percakapan mereka.

"Hail Hydra..." bisik salah seorang pria disana untuk mengakhiri 'rapat' mereka. Mereka ber-4 pun pergi. Peter merasa informasi yang dia dapatkan juga sudah cukup. Dia tinggal melaporkannya pada Fury lalu pulang. Peter mendenguskan nafasnya kesal lalu mulai berayun untuk sampai ke markas SHIELD lalu kembali ke Avengers Tower.

.
.
.

"Kau berada dalam masalah anak muda." Suara berat yang familiar- Captain America. Saat ini, di belakang Steve, Natasha, Clint, Wanda dan Sam sedang memandangi Peter tajam. Pasalnya, Peter baru pulang pukul 7 malam. Tentu saja hal itu akan mengundang kemarahan dari keluarga tercinta yang khawatir padanya.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang