A/N: Okey, sebelumnya aku mau bilang, kalo aku agak 'sakit'. Kenapa begitu? Karena aku suka 'menyiksa' Peter Parker? Entahlah :D karena bagaimanapun, aku merepresentasikan apa yang aku lihat perihal 'Peter Parker' di film dengan hal yang berbeda? Sesuatu seperti cerita ini? Lihat aja...
Story Line: Tidak ada Civil War. Everything's fine. Hanya saja, kejadian 'Homecoming' terjadi.
Enjoy...
~~~
"Bagaimana jika seseorang harus mati malam ini? Beda lagi ceritanya kan, karena itu salahmu!
"Dan jika kau mati, maka itu akan jadi salahku. Aku tidak membutuhkan itu dalam hati nuraniku ."
Kalimat itu berhasil membuat hati Peter remuk. Rasanya seperti kenyataan barusan saja menamparnya. Setelah sekian lama hidup dalam bayangan, akhirnya dia bisa bangkit kembali. Dan itu semua karena Tony. Tapi mengapa? Mengapa orang yang dia damba-dambakan, orang yang dia anggap seperti ayahnya sendiri berkata seakan-akan tidak peduli pada apa yang baru saja dilakukan Peter.
Gosh... memang apa yang Peter harapkan? Tony menepuk pundaknya dan berkata 'kau sudah lakukan sebisamu'? Itu hanya ada dalam bayangannya. Siapa Peter bagi Tony? Tony hanya menganggap Peter sebagai tanggung jawabnya, tidak lebih. Mengapa Peter berharap orang seperti Tony akan menganggapnya akrab seperti anaknya sendiri? Padahal dia sendiri bukan siapa-siapa bagi Tony. Dan akan selalu begitu.
.
.
."Hey! Kalian tahu apa yang si pria laba-laba lakukan?" Ucap Tony tiba-tiba saat memasuki ruang tamu. Disitu sedang duduk banyak anggota Avengers yang sedang mengobrol ringan. Steve, Wanda, Vision, Sam, Natasha, Clint, Rhodey, Thor, dan Bruce. Semua mentapnya heran akan sikapnya yang sebenarnya sudah biasa.
"Siapa yang kau bicarakan? Dan apa yang dia lakukan? Apa dia kriminal?" Tanya Clint bertubi-tubi. Tony pun memutuskan untuk duduk disebelah Steve dan mengangkat kakinya di atas meja menunjukkan seberapa berkuasanya dia.
"Yeah probably. Karena kebodohannya, dia berhasil membelah kapal Ferry menjadi dua." Orang-orang pun terbelalak dibuatnya. Apalagi Steve yang mulai akan membuka ceramah nya.
"Apa-apaan? Kenapa dia melakukan itu? Dan siapa dia?" Tanya Wanda serius.
"He's known as Spider-Man. Seorang Vigilante Queens." Sekarang, mereka semua terlihat bingung. Mereka bahkan tidak pernah mendengar nama itu. Seperti apakah Spider-Man yang Tony bicarakan?
"Berapa umurnya?" Tanya Natasha dengan mode interogasinya.
"15 tahun."
"PFFFTT..." Mereka semua tertawa mendengar jawaban itu. Sang Tony Stark? Merekrut anak berumur 15 tahun menjadi superhero? Terdengar seperti semacam lelucon.
"What?"
"Lucu saja mendengarnya. You are recruiting a 15-year-old child who has a problem becoming a superhero? That's insane!" Ucap Sam yang masih terbahak-bahak.
"Stop it! Aku melakukannya karena aku pikir dia bisa bertanggung jawab atas pekerjaannya." Ucap Tony kesal sambik mengacak-acak rambutnya.
"But still, he's just a 15-year-old kid." Jawab Steve. Tony hanya mengangguk dan berusaha tak peduli dengan kejadian hari ini yang bisa saja menaikkan tekanan darahnya.
.
.
.5 tahun kemudian...
Tony berjalan santai di halaman belakang rumahnya, sambil bermain rumah-rumah-an dengan putrinya. Yap, Morgan Stark. Kalian pasti tahu tentang gadis cantik berambut medium short itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Fanfiction[BAHASA INDONESIA] (HIATUS) Kumpulan Avengers AU. - More of Peter Parker - STONY - and Irondad Story that will be forever. Semoga longlast sampai 2 tahun, dan semoga kalian suka tiap partnya. Jangan lupa untuk tetap setia dan tetap mau menunggu kela...