They Won. We Lost

444 28 4
                                    

《PDS》

A/N: 'They Left You. But I Don't' Universe. Seusai perang bersama Sinister Five dengan bantuan Peter 2 and Peter 3.

Salah satu reader berusername itz_anxme26 pernah meminta lanjutan dari chapter 'They Left You. But I Don't'. So... here it is. Lanjutan yang bukan lanjutan :) Hope you like it.

Menurut opiniku, Wanda berduka, dan gak ada yang bisa dia ajak bicara soal dukanya. Kalau saja ada yang mau denger perasaannya, aku yakin dia gak akan segitunya. But... you know, manusia kalau sudah berduka akan jadi lupa segalanya.

Anyway, enjoy...

~~~

Rasanya sudah lama Wanda tidak masuk ke dalam tempat ini. Avengers Tower. Tempat yang dulu menjadi tempat favoritenya. Penuh canda tawa dan juga kegembiraan. Sekarang, rasanya percuma berada di tempat itu. Berkumpul dan tertawa bersama rasanya tidak begitu adil. Dia sedang bersedih. Dan ya, tidak ada yang peduli. Tidak ada yang datang dan repot-repot menanyakan keadaannya. Karena pada dasarnya, manusia itu egois. Sifat alami yang mereka miliki. Bahkan walau mereka memiliki latar belakang sebagai superhero, mereka tidak pernah 100% suci. Seperti para Avengers yang dengan egoisnya memutuskan untuk berhenti menjadi pahlawan super dan memilih untuk menghabiskan waktu untuk diri mereka sendiri atau keluarga mereka. Well, keputusan mereka bisa mengundang kematian bagi orang lain. Dan itu adalah keputusan egois.

Seperti Tony yang tidak ingin bersatu melawan Thanos dan berakhir dengan mengorbankan Vision sebagai gantinya.

Seperti Bruce yang tidak bisa mengembalikan waktu tepat pada saat Vision akan dibunuh.

Seperti Stephen yang berusaha menghancurkan rencananya dengan Dream Walking.

Manusia memang naif. Munafik. Penuh dengan kejahatan murni di dalam hati mereka yang mereka tutupi dengan alibi. Banyak alibi. Jika Bucky bisa menjadi teman, maka teman bisa menjadi penjahat kan? Dan dari situ, dia menyadari kekuatannya mulai bertumbuh. 'Jahat' bukanlah kalimat yang akan ia pakai. Dia realistis. Menyadari bahwa Vision sudah tidak ada dan hanya melakukan apa yang harus ia lakukan. Tony bisa bahagia dengan keluarganya. Clint bisa bahagia dengan keluarganya. Maka Wanda juga bisa bahagia dengan keluarganya sendiri. Tempat yang tengah ia tempati saat ini, akan menjadi tempat yang jauh lebih bagus daripada Westview. Realitanya akan ia bangun di sini. Semua dimulai dari tempat dimana Steve membawanya pertama kali.

"Oh, hello?" Suara seseorang. Wanda pikir tempat ini sepi dan tidak ada orang. Ini hari Selasa. Tony tidak mungkin datang ke sini bersama keluarganya- begitupun Clint. Bruce dan Natasha mungkin saja. Tetapi Natasha sedang jalan-jalan dengan Steve- menikmati suasana kebun binatang di New York. Menikmati hidup mereka selayaknya manusia biasa. Dan Bruce... berada di Avengers Compound untuk memperbaiki sesuatu terkait The Hulk dan Bruce Banner. Maka seharusnya... tidak ada orang lain. Ya kan? Tetapi suara itu terdengar familiar. Wanda membalikkan badannya dan menemukan seseorang dengan kostum bertema laba-laba yang sudah pernah ia temui sebelumnya. Tetapi kostum yang ini agak berbeda. Tiap pahlawan memiliki kostum yang berbeda. Bahkan penampilannya saat ini. Scarlet Witch.

"Spider-Man?" Ya, itu namanya. Ya kan? Wanda ingat apa yang terjadi saat itu. Orang-orang seharusnya lupa padanya. Tetapi tidak- itu tidak berpengaruh pada Wanda. Lagi pula, Wanda tidak pernah kenal siapa pria di balik topeng ini, bagaimanapun. Hanya berita tidak jelas yang disebarkan dan penuh pelanggaran hak cipta atas wajah remaja asing itu. Pria yang ia panggil mengangguk. Dia Spider-Man. Spider-Man membangun namanya kembali tanpa 'Peter Parker' di dalamnya. "Apa yang kau lakukan disini?"

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang