I Want You To Know, What Darkness Mean

1.5K 91 11
                                    

A/N: It's freakin 2 am and I can't sleep. Okay, aku gak sengaja kebangun karena mimpi buruk yang memicu Anxiety ku. Biasanya mimpi buruk ku jarang mamcu Anxiety ku, tapi kali ini... entah dari mana ini muncul.

Jadi aku berhubung aku gak bisa tidur, aku berpikir untuk menuliskan mimpi ku disini dalam bentuk Peter Parker. Ya... biar aku merasa jauh lebih baik juga.

So enjoy...

~~~

Tidak berguna, aib, bernasib buruk...

Peter Benjamin-Stark sangat hafal dengan kata-kata itu. Kata-kata itu bahkan sudah melekat seperti kenyataan baginya. Mungkin selama ini ia tidak berguna untuk ayahnya. Mungkin selama ini ia hanya aib untuk keluarganya. Mungkin karena nasib buruknya, orang-orang yang ia sayangi meninggal. Dia bukanlah apa-apa kecuali pecundang yang tak berguna.

Dirinya kembali berguncang, mengingat Anxiety bodohnya ini yang kembali kambuh. Dia selalu menentang tubuhnya untuk mengatakan 'tidak', tetapi sayangnya, Anxiety itu tidak bisa berhenti semudah yang orang-orang bayangkan.

Mimpinya kali ini terasa nyata. Nafasnya sesak dan tangisannya keluar. Tony mendapat info dari FRIDAY bahwa detak jantung Peter tidak normal. Dengan cepat, Tony langsung membanting pintu kamar Peter lalu membangunkan anak nya yang tengah ketakutan itu. Tony memeluknya dan mengelus helaian rambutnya, namun nafas Peter masih terasa sesak.

"Hey baby, bernafaslah. Kau tahu apa yang harus kau lakukan kan?" Peter berusaha menarik nafasnya, lalu menghembuskannya, melakukan hal yang biasa ia lakukan. Namun rasanya sangatlah sulit. Tony masih berusaha membuat Peter bernafas dengan normal. Dengan tubuh nya yang masih gemetar dan air mata yang masih mengucur, nafas Peter mulai kembali normal membuat si older Stark merasa tenang. Tony tidak berhenti mengelus rambut Petet dan membuatnya tenang. "There... there... kau aman Pete." Peter semakin mengeratkan pelukannya pada ayahnya. Dia ketakutan. "Ada apa? Ceritakan padaku. Aku janji akan memperbaikinya." Peter semakin menangis dan mengeratkan pelukannya.

Mimpinya terasa sangatlah nyata. Trauma nya akan dibenci selalu terputar dipikirannya. Dia selalu dibully oleh (bisa dibilang) semua orang kecuali Ned dan MJ. Entah apa yang ia lakukan, tetapi mereka sangat membenci Peter. Entah karena ia sangat lemah, atau memang ia yang menyebalkan. Walau orang-orang menganggap itu hanyalah perlakuan biasa, Peter merasakan akibatnya. Ia trauma akan tatapan benci semua orang. Dia tidak bisa menerima kebaikan orang lain sehingga dia yang menjadi satu-satunya baik.

Ketika ada yang memuji kebaikannya, Peter tidak percaya. Tetapi ketika ada yang mengatakan kebenciannya pada Peter, Peter mengerti kenapa. Dia menyebalkan dimata orang-orang. Dia tidak punya otak dan manusia paling lemah di dunia. Orang-orang selalu menatapnya dengan tatapan remeh seakan-akan Peter hanyalah sampah yang pantas dibuang kejalanan. Dia sangat hapal kebencian semua orang kepadanya.

Hari ini ia bermimpi, bahwa orang-orang disekitarnya, orang-orang yang dicintainya malah berbalik membencinya. Dia bahkan tidak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya saat Handphone nya penuh dengan pesan kebencian mereka padanya.

"Sok peduli... aku tidak menyukai orang sok."

"Tidak usah berpura-pura menjadi pahlawan, kau orang yang lemah."

"Kenapa gak mati aja?"

Semua kalimat itu menghantui Peter dan selalu datang. Peter merasa kecewa dengan teman-temannya yang ia pikir adalah teman yang sungguhan menyayanginya. Namun tidak salah kan? Itu adalah takdirnya. Kehidupannya hanya berupa permainan, fakta bahwa siapapun yang melihatnya akan membencinya. Seberapa baik pun orang itu padanya, pasti akan ada suatu titik, dimana dia akan dibenci. Dan Peter, tidak bisa melakukan apa-apa. Nafas Peter semakin sesak saat melihat pesan-pesan kebencian itu dan akhirnya ia terbangun.

"Ayah, apa semua orang akan meninggalkan ku nanti?" Tanya Peter pada Tony yang masih sibuk menenangkan bocah itu. Tony menengok dan menghapus beberapa bulir air mata Peter yang akan terjatuh.

"Tidak akan ada yang meninggalkan mu Peter. Tidak ada alasan bagi mereka untuk meninggalkan mu. Jika pun ada, ayah akan selalu bersama mu." Jawab Tony dengan nada menenangkannya yang membuat Peter benar-benar merasa nyaman.

"Ayah tidak bohong kan?" Tony menggeleng lalu mengecup dahi Peter. "Oh, thanks." Jawabnya singkat. Dia masih tidak percaya. Dunia diluar sangatlah kejam dan dia tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Bahkan semua trauma trauma itu membuatnya bingung, apakah cinta ayahnya padanya adalah asli?

"No problemo kid. I'll always by your side." Jawab Tony yang mendapatkan pelukan balik yang hangat dari Peter. Peter sangat berharap jika pelukan yang ia dapatkan ini nyata dan bukan main-main. Intinya, ia lelah akan permainan dan ia tidak ingin dipermainkan lagi. Bahkan oleh orang terdekatnya.

~~~

Hey, ini singkat banget sih. Namanya juga cuman pelampiasan.

Ya, bener, aku pernah dibully dari TK sampai SD kelas 5. Hampir semua bully pernah aku rasain dari sosial, fisik, verbal, sama cryber. But yeah, I'm fine. Maybe. Tapi trauma ku masih ada dan gabisa hilang. Sepertinya.

Aku trauma pelajaran olahraga, karena pelajaran olahraga adalah momen dimana para pembully senang nyalahin aku, marahin aku, gak ngajak main, atau apapun itu. Aku juga trauma sama kebaikan orang lain karena menurutku nih ya, ketika orang itu pergi ninggalin kita, aku yang merasa bersalah karena pernah menerima kebaikan dari dia.

Tapi percayalah, aku ini Introvert yang gak banyak bersosialisasi.

Ditinggalin teman? Ya... pernah. Berkali-kali :) makanya di dalam mimpi ku, orang-orang yang saat ini lagi jadi teman curhat aku, teman yang selalu ada buat aku ini malah berbalik against me gitu. Tapi itu cuman mimpi bodoh yang berlebihan. Harusnya aku gak bawa-bawa hal ini, I such a looser.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang