Eccedentesiast

The Fallen Prince

《???》

A/N: Lagi-lagi tanpa kategori. Okay, kali ini spesial banget, karena tiba-tiba aku mau bikin Loki sebagai spotlight. Bener-bener random, sangat tiba-tiba, pengen bikin Loki. Ini gak akan panjang banget, karena pada dasarnya gak ada konsepnya, tapi mari kita coba dulu.

Song= Cry- Glee Cast Version (Originally Kelly Clarkson) [Aku akan pake lagi lagu ini]

~~~

Hebat. Lihat sekarang posisinya. Tertahan di penjara Istana bagai tahanan. Dia merasa tidak ada yang salah dengan tindakannya, tetapi mengapa dia selalu disudutkan? Apa karena dia diadopsi? Atau karena dia berbeda? Semuanya selalu menyayangi Thor, hanya Thor, saudaranya. Ah... bahkan dia tidak bisa meyakinkan dirinya bahwa Thor adalah saudaranya. Dia tidak mau ini. Dia adalah pangeran dari Asgard, dan tidak sepantasnya dia diperlakukan seperti tahanan begini. Kejahatannya hanyalah kejahatan kecil, bisa dia katakan. Tetapi tidak seharusnya membawanya ke penjara begini.

Terkadang dia mempertanyakan keberadaannya di Asgard. Apakah dia di sayang oleh semua orang? Apa dia sudah cukup? Apa dia sudah pantas? Semua pertanyaan itu berkecamuk seperti angin badai yang tak bisa berhenti. Dan ketika Thor berhasil mengangkan Mjölnir yang membuktikan apa dia pantas atau tidak, jawaban Loki akan kepantasan dirinya terjawab. Dia tidak pantas. Dan ayahnya ingin menunjukkan pada Loki, seakan-akan menunjukan hadiah paling berharga miliknya di depan mata Loki, bahwa putra kandungnya lah- Thor, yang mendapat gelar 'pantas' itu. Dan lagi, Loki merasa dirinya bukan siapa-siapa di banding Thor.

Dimulai dari situ, dia berubah. Jika dia hanya duduk diam dan melihat kesuksesan kakaknya terpamer di depannya, maka dia akan selalu menjadi pelayan bagi mereka. Tetapi jika dia bertindak dan meyakinkan satu kerajaan bahwa dia pantas, maka semua pujian, pengakuan, dan kekaguman ada di mana-mana. Dia akan dihormati. Dia akan disayangi. Dan itu yang diinginkannya.

Dari dulu, dia adalah pangeran yang ambisius. Dia sadar akan posisinya yang berbeda. Dia bukan anak kandung Odin, dan hal itu memotivasinya untuk menjadi lebih baik. Menjadi yang terbaik daripada yang terbaik. Dia belajar dengan rajin, dia berusaha untuk menjadi sesuatu dan mendapatkan semua hasil dari usahanya sejauh ini. Dia cerdas, ahli dalam bermusik, dia mempelajari sihir, apa lagi yang tidak dia bisa? Sedangkan di sisi lain, ada Thor. Kakaknya yang tidak pernah mencoba. Kakaknya yang selalu di manja oleh Odin maupun Frigga. Kakaknya yang selalu membuatnya jijik ketika ia ada di dekatnya. Seakan-akan kecerdasan dan talentanya tertutup oleh sikap kekanak-kanakan dan keinginan bermain Thor. Tetapi Loki sadar, di mata kedua orang tua mereka, Loki dan Thor adalah saudara. Maka mau bagaimana pun, mereka harus tetap bersama.

"Loki, ayo bermain petak umpet!" Thor menawar pada saat itu. Di sisi lain, Loki tengah sibuk membanca buku Sejarahnya yang bahkan masih setengah dibaca. Loki sangat tidak suka bermain. Sebuah fakta unik dari dirinya, bahwa itu humiliating.

"Tidak." Sebuah jawaban singkatnya. Tapi Thor tidak menyerah. Dia menarik tangan Loki seakan-akan jawaban Loki bukanlah 'tidak'. Thor terus menariknya menuju Ball Room. Sebuah ruangan besar dan luas yang tidak memiliki banyak furniture di dalamnya. "Kau tahu tidak, tidak?!" Ucap Loki kesal. Sayangnya, Thor hanya tertawa, menampilkan deretan giginya.

"Aku berpura-pura tidak dengar itu." Jawabnya, membuat Loki mengenduskan napasnya. Thor menghitung, Loki bersembunyi. Loki tidak suka Petak Umpet karena dia tidak pandai bersembunyi. Dimana pun dia bersembunyi, pasti akan ketahuan. Dan jika Thor selalu menang, maka artinya: Permainan belum berakhir. Tetapi seketika, Loki punya rencana. "Siap atau tidak, aku datang!" Thor berteriak. Tiba-tiba saja, Thor membalikkan badannya dengan girangnya. Padahal dia belum bertemu dengan Loki. "Loki!" Teriaknya berulang kali. Loki bahkan mengerutuki seberapa bodohnya kakaknya itu. Apa dia berpikir Loki dengan mudahnya akan menjawabnya?