I Don't Understand All Of This

418 30 2
                                    

《Spideypool》

A/N: TRIGGER WARNING! 

 Sexual Abuse, Toxic Relationship, dan Paedophilia. Just... take it easy.

Enjoy...

~~~

Peter sudah berpacaran dengan Wade selama beberapa bulan yang lalu. Memang, hubungan mereka bisa dibilang tidak begitu baik, tetapi Peter tetap menjalaninya dengan Wade. Peter hanyalah seorang remaja berumur 17 tahun yang berpacaran dengan Wade yang berumur 30 tahun. Kenapa? Kenapa Peter mau melakukannya? Well, dia terpaksa. Wade mengancamnya. Jika dia tidak mau menjadi 'budak sex' sekaligus kekasihnya, Wade akan menghancurkan keluarga terakhirnya. Yap, Aunt May. Peter tidak bisa membiarkan itu terjadi padanya.

Setiap hari Sabtu-Minggu, Peter akan pergi ke rumah Wade untuk melakukan 'rutinitas'-Nya. Peter akan meminta izin pada May untuk menginap di rumah Ned, walau kenyataannya tidak. Memang terdengar sangatlah menyedihkan. Peter harus menjalani hubungan yang tidak sehat dengan Wade. Wade selalu memaksanya melakukan apapun yang ia inginkan. Dengan berat hati, Peter harus melakukannya.

Seperti saat ini.

Peter tengah terbaring di atas ranjang ber-sprei putih dengan beberapa bercak darah di atasnya. Peluh keluar begitu saja dari tubuhnya, setelah melakukan aktifitas malamnya yang biasa ia lakukan dengan Wade. Beberapa bekas lebam dan hickey bisa terlihat di tubuhnya. Ada masa dimana Peter ingin pergi dan mengakhiri semua ini, tetapi sayangnya ia tak bisa. Ia tak bisa kabur begitu saja dan membuat May menderita.

Peter masih remaja. Dia pantas melihat dunia jauh lebih jelas dari apa yang sekedar ia pandang. Tetapi karena hubungan buruk ini, ia tidak bahkan tak sanggup melihat dirinya di kaca. Dia bahkan bisa mengingat dimana saja Wade sudah menyentuhnya. Dia dilahirkan untuk menjadi seorang anak yang membanggakan. Bukan budak sex yang harus menyenangkan para pria secara cuma-cuma. Dia bukan pelacur yang harus dikungkung di dalam kamar berserbak sperma itu, berdarah tiap malam untuk pria yang bahkan tidak bisa menyayanginya seperti keluarga nya menyayanginya.

Wade yang tak punya belas kasih itu langsung menghampiri Peter yang tengah berbaring kelelahan itu. Dari belakang, ia langsung meremas bokong Peter membuat empunya meringis.

"Sshh... kontrak mu belum selesai denganku. Kita akan melanjutkannya sampai besok pagi." Bisiknya tepat di telinga Peter. Dengan cepat, ia kembali memasukkan kemaluannya ke dalam lubang basah milik Peter. Peter meringis dengan desahannya yang diiringi hentakan dari Wade yang serasa tak ada habisnya. Peter terus mendesah sambil menangis, memohon agar Wade berhenti, walau dia tidak mungkin mengakhirinya begitu saja.

"Wade- Aah... st-stop!" Ucapan itu malah membuat Wade semakin puas. Ia menghentakkannya semakin kasar dan semakin cepat membuat Peter semakin merasa kesakitan. Bukan itu yang ia inginkan. Bukan itu yang ia harapkan. Ia ingin kebebasan, tetapi apa ia akan menemukannya disaat dirinya sendiri menjadi bantal bagi pria lain? Kita lihat saja.

.
.
.

Bulan demi bulan berlalu. Semakin lama wajah Peter semakin pucat. Dia jadi susah tidur dan juga sering jatuh sakit. Tentu saja ia tidak akan menceritakan apapun pada May, tetapi... well, May juga merasa curiga. Tetapi sebisa mungkin, ia berpikiran positif, beranggapan bahwa Peter hanya kelelahan karena tugas sekolah atau apapun itu. Terkadang May melarang Peter untuk keluar dulu karena kondisinya masih buruk. Tetapi hal itu justru membuat Peter semakin disiksa oleh Wade. Sekalinya bertemu, Wade tidak akan berhenti melakukan sex nya dengan Peter.

Ada satu poin, dimana Peter berharap untuk mati saja. Tetapi bukankah semua akan berjalan jauh lebih buruk? Dia tidak bisa meninggalkan May begitu saja. Satu-satunya alasan baginya untuk bertahan adalah May. Dan itu yang terpenting sekarang.

Sekolah mulai libur, memberikan kebahagiaan tak berujung bagi Wade. Sebelum Peter memastikan Wade akan memakai tubuhnya lagi, ia berpikir untuk pergi ke taman. Dia duduk di salah satu bangku taman disana. Termenung, dengan wajah menyedihkannya. Tanpa ia sadari, seorang pria tengah ikut duduk disana dengannya. Tentu saja ia tidak memerdulikannya, karena... hey, dia orang asing. Untuk apa dia peduli?

"Such a great day is it?" Tanya nya tanpa mengedarkan pandangannya pada Pete. Matanya yang tertutup kaca mata hitam itu tengah terfokus melihat matahari terbenam di depannya. Peter juga tidak begitu peduli dengan pria disampingnya.

"I hope." Jawabnya beserta dengusan lelah nya. Setelah jawabannya, pria itu mulai memandang remaja disampingnya dengan tatapan bingung dan cemas.

"Ada apa?" Peter tidak bergeming. Ia tidak mau menjawab pertanyaan pria itu. Ia sudah lelah dengan banyak pria di muka bumi ini yang bisa saja memiliki sifat seperti Wade. "Com' on, menceritakannya akan membuatmu merasa jauh lebih baik." Ucapnya. Peter menghembuskan nafasnya kasar.

"That's just my problem."

"And I care. Tell me!" Pintah nya. Peter tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menceritakannya. Walau ia ragu, tetapi ia berpikir untuk mengatakannya.

"Begini... sir... aku... aku punya seorang kekasih. Dia.. seorang pria. I'm not gay but... he... forced me." Pria itu tampak lebih fokus mendengarkan cerita Peter. Peter juga semakin masuk ke dalam ceritanya. "Dia memaksaku untuk melakukan pekerjaan kotor untuknya tiap malam. Jika tidak, ia mengancam akan membunuh satu-satunya keluargaku, bibiku. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku lelah selalu diam begitu saja sambil menjadi salah satu boneka nya. Aku... aku juga mau kehidupan." Pria itu tampak simpati kepadanya.

"How old are you?"

"I'm 17th. And he's 30th." Jawabnya malas beserta rasa malu yang berkecamuk di hatinya. Pria itu terlihat sedikit shock dan berusaha tidak mengeluarkan ekspresi yang bisa membuat Peter semakin malu.

"Sudah berapa jauh?"

"Sangat jauh." Pria itu mengangguk paham. Peter juga mengerti maksudnya.

"Alright kid. Dengar, hal itu sangatlah tidak benar. I really sorry about what you've been through, dan aku minta padamu untuk bersabar. Aku yakin dia akan dipenjara atas tuduhan pelecehan atas anak dibawah umur. You know, I will protect you." Jawabnya. Mata Peter pun mengarah kearah pria di depannya. Peter tak percaya dengan ucapan pria itu yang bagai mimpi baginya.

"Are you sure?" Tanya Peter dengan binar dimatanya. Seperti seorang anak yang seharusnya.

"Yeah of course. Aku akan berusaha sebisaku dan secepatnya. Y' know, I'm Tony Stark, I can do what I want." Jawab pria bernama Tony itu. Yap, the genius, billionaire, playboy, philanthropist. Dengan cepat, Peter langsung memeluk Tony begitu saja, membuat si pria terkejut. Tetapi kemudian, dia merasa nyaman dengan pelukan itu. Dia juga balas memeluk remaja itu, membuat Peter merasa lebih nyaman. Rasanya seperti berada di pelukan seorang ayah yang tak pernah ia rasakan lagi setelah ayahnya meninggal.

.
.
.

Hanya dalam hitungan beberapa minggu, kasus Peter sudah ditangani. Wade di tahan di penjara dan Peter sudah bebas dari kungkungan Wade. Tak ada lagi paksaan, tak ada lagi kekerasan, dan tak ada lagi sex yang tak sehat. Semua sudah kembali menjadi yang seharusnya dan Peter sangat berterimakasih pada Tony atas hal itu. Dia tidak tahu apa yang bisa ia lakukan untuk membalas jasa besar pria itu untuk kehidupannya.

Well, sebagai gantinya, Peter resmi menjadi personal intern-Nya. Sesuatu yang seperti mimpi indah bagi Peter. Dia bahkan tak menyangka, jika ia speak up, hasilnya akan menjadi sebesar ini. Tak ada lagi orang yang akan berbuat buruk padanya, sampai kapanpun.

~~~

Cerita 2 tahun lalu. I'm officially adult now.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang