Eccedentesiast

Yes, He is The One

《STONY》

A/N: UGH! I CAN'T GET OVER THIS SONG! Aku lagi suka banget sama musik-musik dari 'Phantom Of The Opera' karena mood ku tahun 2020 semenjak bulan Oktober adalah Teather. Tapi walau begitu aku tetep berusaha excited sama Marvel. Masih sih, apalagi pas liat Trailer Loki, WandaVision, sama Falcon And the Winter Soilder ya kan... 😏

Anyway, versi asli lagu ini sebenarnya gak ada masalah (kecuali emang notabene nya Opera, jadi mungkin akan sedikit aneh, creepy, sekaligus annoying bagi beberapa orang yang kurang familiar sama tipe musik kayak gini) tapi aku sengaja cari versi cover cowok-cowok nya biar bisa jadi STONY!

Semoga bisa terbawa dengan sempurna. Karena gak tahu kenapa aku ngerasa lagi ngebawain sebuah cerita yang berat :' okey, aku banyak bacot, enjoy the story!

Song: All I Ask of You- Phantom Of The Opera (Cover Male Duet)

~~~

Tony tidak pernah percaya pada pria. Ya, dia memang menyukai pria, tetapi dia tidak percaya pada banyak pria. Setiap ada orang lain yang mendekatinya- pria maupun wanita, pasti mereka memiliki satu tujuan, yaitu memanfaatkan nya. Tony memberikan perasaannya dengan tulus, dengan penuh kasih sayang dan rasa penerimaan di dirinya, tetapi tak ada satu pun yang berjalan lama. Apalagi setelah mereka berhasil menidurinya dan pergi dengan uang nya. Baiklah, katakan bukan lah uang yang ia pikirkan, tetapi tentu saja perasaannya. Dan semua itu terus terjadi, dan terjadi, dan terjadi, sampai Tony merasa terbiasa dengan ketidakadilan seperti itu. Penipuan besar di balik kata 'cinta' yang menurut Tony adalah hal biasa yang dia 'maklumi'.

Dan di sini lah dia, berbaring di kamarnya, dengan seorang pria bertubuh kekar di sebelahnya. Mereka sudah bersama selama 1 tahun. Bisa dibilang, waktu hubungan terlama yang Tony miliki. Tony mencintainya, ya. Dan di saat yang bersamaan, dia menunggu saat-saat di mana pria di sampingnya akan memanfaatkannya dan mengkhianatinya suatu hari nanti. Tapi ini sudah 1 tahun. Dan tidak ada yang terjadi. Kini, perasaan Tony berkecamuk antara percaya dan tidak pada pria itu. Steve Rogers, salah satu Jendral Panglima Perang yang cukup dikenal oleh masyarakat yang mengikuti perkembangan di bidang Pertahanan Negara. Tony tidak begitu tertarik dengan hal itu. Sebenarnya, Tony merasa agak takut ketika dia berkencan dengan pria ini. Ayahnya sudah cukup memukulinya ketika ia kecil, dan dia tidak butuh lagi dari seorang pria asing yang awalnya ia temui di taman.

Tony bukan lah tipe orang yang akan menenangkan diri ke taman. Tetapi entah kenapa, taman sepertinya cukup menarik. Dia pergi ke sana, ketika kekasih ke-5 nya lagi-lagi pergi dan membawa status jabatan tinggi bersamanya. Merasakan sakit hati di dadanya, dia memilih untuk mencari tempat terbaik di mana dia bisa menenangkan dirinya. Dan mood nya membawanya ke taman. Dia duduk di salah satu bangku taman di situ. Dia tidak tahu apa yang orang-orang biasanya lakukan di tempat seperti itu, tapi... dia hanya memilih untuk duduk tanpa memilih untuk berkeliling. Taman adalah taman. Dan apa yang harus ia ekspektasi kan.

Ditengah pikirannya yang terus berkecamuk tiada henti, Tony merasakan seperti ada orang lain yang duduk di sampingnya. Dengan sudut matanya, dia melihatnya. Pria bertubuh kekar dengan hoodie abu-abunya dan jeans hitamnya. Belum lagi rambut blonde nya yang terlihat sedikit acak-acakan dan mata biru nya yang terfokus membaca buku yang dibawa nya. Sebuah literatur Classic berjudul Oliver Twist. Tony tidak tahu banyak soal buku, tapi dia tahu bagaimana caranya menjaga sopan santun di saat ada yang membaca buku. Well, berdasarkan yang ia tahu, orang yang sedang membaca buku akan berubah menjadi menyeramkan 100 kali lipat jika diganggu. Dan Tony, tidak ingin mengganggu siapa pun. Tetapi pria itu, beranjak dari bukunya dan memberikannya senyuman singkat lalu kembali ke bukunya. Dia juga sudah menyadari senyuman kecil yang Tony juga lemparkan padanya. Oh, mungkin dia baru sadar bahwa ia duduk bersama orang lain, huh?