I'm Gonna Fly, Gonna Crash Down Through The Sky

467 16 0
                                    

(Multifandom)

A/N: Ini dia chapter 2 dari 'Never a Shadow of Doubt'. Dan aku ambil judul sesuai lirik kesukaanku dari lagu 'All or Nothing' dari Glee, yang dinyanyikan Darren Criss (Blaine Anderson), dan Melissa Benoist (Marley Rose). 

Simply put, aku ada ujian praktek. Dan aku sibuk banget banget banget. Belum lagi belajar untuk US, PAT, UTBK, yada yada yada...  TvT Belum lagi drama-drama yang sering terjadi, serta aku yang mulai PJJ karena ada yang terkena COVID. And it's just... slow my progress.

Dan lagi, Wattpadku gak bisa aku pakai di HP. Mungkin karena chapternya kebanyakan, dan HP ku udah overwhelmed, so... yeah :))) aku akan terlihat mati untuk sementara waktu.

[NO EDIT]

~~~

Katakan sekali lagi, kenapa dia ada di sini? Duduk di salah satu kursi Audience dan menunggu para tim dari paduan suara yang beragam itu muncul di atas panggung. Oh iya, Peter. Ini merupakan kejutan bagi Tony ketika Peter mengundang para Avengers untuk ikut bersamanya untuk menonton kompetisi ini. Walaupun ini tidak terlihat seperti sesuatu yang akan Peter lakukan, Peter tetap tampak semangat. Dan... menggemaskan. Melihat wajah girangnya seperti itu, mana mungkin Tony menolak kan? Dan para Avengers juga telah mengancam Tony- jika ia tidak menerima undangan Peter, maka mereka bersumpah akan mematahkan tulang-tulang kecilnya- as Thor quoted. Tentu saja, selain wajah manis Peter yang mengancam, ucapan para Avengers cukup mengancam juga untuknya. Maka dari itu, dia menerima tawaran itu dan pergi bersama mereka untuk kompetisi paduan suara ini. Nationals.

Ini adalah hadiah yang dimenangkan oleh Peter dari gurunya ketika Peter mendapatkan juara pertama di kelas. Bukannya Tony tidak mengapresiasinya, tetapi kenapa gurunya berpikir untuk memberi tiket untuk menonton Nationals kepada murid-murid yang memiliki kemampuan di bidang SAINTEK? Ini tidak masuk akal. Sangat tidak masuk akal. Tetapi melihat Peter bahagia, ada perasaan campuran di dalam hati Tony yang Tony sendiri tidak mengerti. Ada perasaan yang mengatakan, 'ini sinting banget!', ada juga yang mengatakan, 'yang terpenting ia bahagia'. Walau kedua itu saling bertentangan, dia tetap tidak merasa keberatan untuk menemani Peter menonton acara ini- yang Tony tidak miliki clue apa yang akan terjadi nanti. Apa yang akan ia tonton nanti.

Ini adalah Nationals pertama yang Peter tonton setelah sekian lama. Lokasi dari Nationals biasanya beragam. Entah nanti di Los Angeles, entah nanti di New York, entah nanti di England, atau daerah lainnya yang bisa panitia penyelenggara dapatkan. Tetapi keberuntungan bisa dibilang ada di pihak Peter sekarang. Acara ini ada di New York. Which is adalah tempat tinggal mereka yang tidak memakan terlalu banyak waktu dijalan. Peter terlihat antusias di samping Tony. Matanya berbinar, seiring lampu sorot masih menyala menerangi ruangan. Ini seharusnya terlihat seperti konser, sehingga nanti lampunya akan dimatikan. Tetapi sepertinya, acaranya belum siap untuk di mulai.

Baru saja ia berpikir seperti itu, ketika lampu perlahan-lahan padam. Semua orang sudah duduk di kursinya masing-masing dan mendadak diam ketika pembawa acara sudah muncul dari balik tirai. Tony mulai menguap untuk kesekian kalinya- tak tahan mendengar pidato lainnya lagi. Jika dia bisa, maka ia akan kabur sekarang juga. Pidato dari pembawa acara adalah yang terburuk. Dan dia tidak bisa hidup untuk hal seperti itu lagi. Jika ini adalah Press Conference nya, dia akan mendorong orang itu sekarang juga dan membiarkannya bicara secara langsung tanpa embel-embel. Dan fakta bahwa ia mengambil tempat duduk di atas untuk mendapat pemandangan penuh adalah ide yang gila. Dia bisa merasakan Steve menepuk bahunya berkali-kali agar Tony tidak jatuh tertidur tepat di momen yang Peter tunggu-tunggu. Dan hal itu benar-benar mengagetkannya setengah mati.

Tidak lebih dari 30 menit lebih waktu sialan yang terbuang sia-sia, acara pun dimulai. Perlombaan dibuka dengan grup pertama. Hanya sekelompok orang lanjut usia yang Tony tidak tahu sendiri kenapa mereka ada di Nationals. Mereka menyanyikan lagu gereja yang membuat sebagian orang membentuk salib di dada mereka. Tetapi lain daripada itu, tidak ada yang spesial. Memang apa yang harus diekspektasikan dari sekelompok orang lanjut usia yang tidak tahu lagu-lagu baru selain lagu gereja? Tidak ada. Semua orang yang bertepuk tangan ketika penampilan mereka berakhir hanya karena orang-orang ini mengapresiasi penampilan mereka. Setidaknya semua orang di studio bisa membuat orang-orang itu bahagia. Solidaritas yang bagus.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang