Bounce of Joy

787 63 3
                                    

《PDS》

A/N: Okay, jadi aku buat ini pada saat PJJ. Jadi jika ada kalimat yang gak nyambung, mohon dimaafkeun.

~~~

'Bounce of Joy' adalah panggilan yang diberikan para Avengers untuknya. Energi positif yang dipancarkan anak itu seakan-akan tak ada akhirnya. Dia selalu ada untuk menghibur orang-orang yang membutuhkan sikap hangat darinya. Para Avengers sangatlah menyayangi nya karena ayo lah... Peter sangatlah manis. Jika bukan Peter yang menghibur mereka, maka siapa lagi anak manis tak bisa diam yang akan menyemangati mereka? Tidak ada. Bahkan kemungkinan adanya orang seperti Peter sangatlah sedikit. Peter tinggal bersama bibi nya, May. Kedua orang tua anak malang itu sudah tiada sejak umurnya 4 tahun. Dan tanpa ia sangka, bahwa paman nya juga pergi menyusul mendiang kedua orang tuanya pada umurnya yang ke 6 tahun karena kecelakaan di Stark Expo itu. Walau Peter memiliki back story yang menyedihkan, dirinya masih dipenuhi oleh kebahagiaan dan keceriaan.

Tony memberinya segalanya yang Peter inginkan. Walau Peter sering menolaknya dengan canggung, Peter selalu mendapatkannya (dengan paksaan tentunya). Lab pribadi untuk mengembangkan kreatifitas ilmu sains Peter, kamar pribadi jika ia menginap di Avengers Tower, bahkan ia berbagi Happy dengan Peter untuk mengantar-jemput nya ke sekolah.  Intinya, Peter adalah primadona bagi para Avengers dan mereka melindunginya dari segala bahaya. Walau mereka tahu bahwa identitas asli Spider-Man adalah Peter Parker.

Suatu hari, seperti biasa, tiap hari Sabtu-Minggu, dia datang ke Avengers Tower untuk menginap dan membahas project baru. Tetapi alih-alih mendapat sambutan hangat dari para Avengers seperti biasanya, dia malah disambut dengan kerumunan Avengers yang tampak seperti berkumpul pada sesuatu. Peter penasaran dan ikut masuk ke dalam perkumpulan itu. Disana, ia baru menyadari bahwa yang mereka kerumuni itu adalah Pepper, istri dari Tony Stark.

"Ada apa ini?" Tanya Peter pada kerumunan Avengers itu. Para Avengers dihadapannya langsung berbalik menghadapinya dengan senyuman yang merekah indah diwajah mereka. Peter hanya terus menatap mereka dengan bingung dan penuh pertanyaan.

"Hey Pete. Sorry for this, tapi kita punya kabar yang menyenangkan. Um... jadi... Pepper saat ini sedang hamil." Hanya dengan fakta itu, senyuman indah juga ikut terpasang di wajah Peter. Ia merasa sangat bahagia mendengarnya. Ia melompat kegirangan dengan kabar itu yang membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Inilah 'Bounce of Joy' mereka. Semuanya tertawa gemas melihatnya yang bahagia itu.

"Benarkah?! Perempuan-laki-laki? Siapa namanya? Dan- dan..."

"Slow down kid!" Tony memotong untuk mencoba menenangkan Peter yang terlihat sangat bahagia itu. Tony bahkan tidak mengekspektasikan ekspresinya akan seperti ini. Peter mencoba tenang, mengikuti arahan Tony dengan menarik nafas, dan membuangnya. "Okey okey, pertama, ya ini benar. Kedua, aku belum tahu jenis kelaminnya. It's still goddamn 2 month. Ketiga, aku belum menemukan nama yang terbaik untuknya. You need to wait." Peter mengangguk paham mendengarnya. Semua pertanyaannya terjawab, dan dia masih berusaha terlihat tenang walau dia masih sangat shock dan bahagia. Bukannya seharusnya Tony yang bereaksi seperti itu?

Awalnya semua memang sangat membahagiakan. Selalu seperti itu. Tetapi kemudian dia merasa bahwa dirinya perlahan mulai tersingkir dari para Avengers. Seakan-akan dirinya telah dibawa pergi begitu saja keluar dari gedung yang ia dambakan itu. Tony sudah jarang menghabiskan waktunya lagi dengannya. Dia lebih memilih untuk menjaga Pepper daripada membangun sebuah project baru di lab kesayangan Peter itu. Para Avengers lain juga begitu. Mereka seakan-akan tak menyadari kehadiran Peter disana. Ia akan datang seperti biasa pada Sabtu-Minggu hanya untuk sekedar dibiarkan begitu saja. Lama kelamaan, Peter mulai berhenti mengunjungi para Avengers. Tak ada kabar, tak ada komunikasi. Dia menghilang begitu saja dan para Avengers masih bersikap seperti biasa. Seperti, memang anak itu seharusnya tidak ada disitu. Mungkin Peter sakit hati? Mungkin Peter... ah- tidak. Mungkin dia hanya sibuk. Who knows?

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang