02. Dilamar

40.5K 2.1K 65
                                    


Sontak saja asisten Nick yang bernama Joe itu terperanjat. Ia tahu betul Nick tidak menyukai wanita berhijab. Bahkan bisa dikatakan ia membancinya. Sehingga sangat aneh jika Nick tiba-tiba ingin menikahi wanita itu.

"Apa aku tidak salah dengar, Bos?" tanya Joe.

"Kenapa? Atau kamu yang mau menikahinya? Silakan! Asal bisa membungkam wanita itu!" tantang Nick.

"Tidak, Bos," sahut Joe. Ia pun tidak mau menikahi wanita seperti Ima.

Apalagi mereka tahu betul Ima seorang pendakwah. Sehingga rasanya sangat mustahil orang seperti mereka bisa memiliki istri seperti Ima. 'Yang ada nanti telingaku panas karena sering diceramahi oleh wanita itu,' batin Joe.

"Tapi apa Bos yakin? Bagaimana jika nanti dia malah mengganggu kegiatan kita?" tanya Joe lagi.

Nick menyunggingkan sebelah ujung bibirnya. "Apa menurutmu aku akan kalah oleh wanita seperti dia? Aku bersumpah, justru dia yang akan bertekuk lutut di hadapanku sampai tidak berani membocorkan rahasiaku pada siapa pun," gumam Nick sambil mengusap-usap cincin yang ia pakai.

"Lalu bagaimana dengan Nona Amber?" tanya Joe lagi.

Amber merupakan kekasih Nick yang tinggal di luar negeri.

"Masalahnya di mana? Dia tidak perlu tahu mengenai pernikahan ini. Toh ini hanya formalitas untuk mengikat wanita itu agar aku bisa mengendalikannya. Kamu jangan khawatir! Aku tidak mungkin tergoda oleh wanita sok alim itu," ucap Nick, yakin.

"Tubuhnya saja ia tutupi sangat rapat. Pasti itu karena dia tidak memiliki tubuh seksi seperti Amber. Makanya dia malu dan menutupinya seperti itu," lanjut Nick.

Nick memang selalu negatif thinking jika melihat wanita seperti Ima. Menurutnya wanita yang tertutup itu tidak memiliki bentuk tubuh yang bagus. Padahal nyatanya belum tentu seperti itu. Bisa saja yang tertutup justru lebih seksi dari pada yang terbuka.

"Tapi bagaimana cara Anda menikahinya? Apakah tidak ada cara lain untuk membungkamnya, Bos? Jika memang harus dibunuh, saya siap melakukannya," ucap Joe.

"Ini Indonesia. Tidak semudah itu membunuh orang. Terlebih jika orang tuaku tahu, bisa bahaya. Kamu tau kan Papih sedang sakit?" tanya Nick.

Ia tidak ingin mengambil risiko. Sehingga menurutnya hanya itu satu-satunya cara agar bisa mengendalikan Ima.

"Lagi pula aku lihat Mamih sangat menyukainya. Jadi tidak sulit bagiku untuk mengikatnya," lanjut Nick sambil menyunggingkan sebelah ujung bibirnya.

Ia yakin mamihnya akan sangat senang jika dirinya mau menikahi Ima.

Sementara itu, Ima sama sekali tidak merasa ada yang salah. Ia bukan tipe orang yang suka menguping atau mengurursi urusan orang lain.

Meski tadi sempat mendengar ada yang sedang berbincang. Namun Ima berusaha untuk tidak mendengarnya. Baginya banyak hal yang jauh lebih penting dari pada mengurusi urusan orang lain.

"Assalamu alaikum," ucap Ima saat baru tiba di pondok.

Ia memang tidak mengajar full time. Sebab waktunya justru lebih banyak dihabiskan di luar. Apalagi Ima memiliki bisnis toko pakaian muslimah. Sehingga ia sangat sibuk.

"Waalaikum salam," sahut ustadzah lain yang sedang berada di ruangan guru.

"Ustadzah, tadi dicari sama Ustadz Adam," ucap salah satu ustadzah yang ada di ruangan itu.

"Oya? Ada apa?" tanya Ima. Kemudian ia duduk di kursinya.

"Mau ngajakin kencan, kali. Hehehe."

Mereka semua tahu bahwa diam-diam Adam menaruh perasaan pada Ima. Namun Ima yang masih asik menata kariernya itu tidak terlalu merespon Adam.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang