85. Istighfar

13.4K 1.1K 30
                                    

"Siapa itu, Mas?" tanya Ima. Selama tinggal di sana, mereka tidak pernah memiliki tamu. Sehingga ketika ada orang mengetuk pintu rumahnya, mereka jadi bingung.

"Tunggu sebentar!" ucap Nick. Ia berjalan ke arah pintu rumah tersebut. Sebelum membuka pintu, Nick mengintip melalui jendela lebih dulu. Ia pun terkejut kala melihat mamihnya ada di depan.

Ceklek!

"Mamih!" ucap Nick dengan nada terkejut.

"Nick! Kalian baik-baik saja, kan?" tanya Rose, sambil menerobos masuk ke rumah itu.

Rose langsung menghampiri Ima dan memastikan bahwa menantunya itu baik-baik saja.

"Alhamdulillah kami gak kenapa-kenapa, Mih," jawab Ima.

Saat mendengar informasi bahwa Nick dibegal oleh banyak orang, Rose sangat panik. Ia pun langsung meluncur ke rumah Nick untuk mengecek kondisi mereka dengan mata kepalanya sendiri.

"Nick! Makanya kamu tuh nurut sama orang tua! Mamih bilang kan gak usah pulang. Kamu malah maksa mau pulang. Akhirnya begini jadinya. Untung aja kalian selamat, kalau enggak kamu yang akan menyesal seumur hidup, Nick!"

Rose langsung memarahi Nick karena panik.

"Udah Mamih tenang dulu, ya! Aku minta maaf karena terlalu egois. Aku pun menyesal, Mih," jawab Nick.

Meski mampu melawan mereka, tadi Nick sangat stress karena harus menghadapi banyak orang sendirian. Apalagi tidak ada yang menjaga istrinya. Ia takut istrinya diincar oleh orang-orang itu.

Ia baru lega ketika ada anak buah Rose datang membantunya. Ia pun menyesal karena telah membuat Ima berada dalam bahaya.

"Gimana Mamih bisa tenang kalau kalian dibegal oleh belasan orang seperti itu, Nick?" tegur Rose.

"Kamu tau, gak. Jantung Mamih itu hampir lepas. Apalagi kalian naik motor, bagaimana kalau Ima kenapa-kenapa?" tanya Rose, emosi.

Nick terdiam.

"Mamih paham dan sangat maklum kalau kamu masih sakit hati sama Papih. Tapi jangan pernah kamu membahayakan istri dan calon anakmu karena keegoisanmu sendiri, Nick!" nasihat Rose.

"Apa salahnya kamu bermalam di rumah orang tua sendiri? Hanya karena satu kesalahan yang dilakukan oleh papih kamu, apa bisa dibenarkan jika kamu bersikap seolah tidak menganggap kami sebagai orang tua lagi?"

Meski tadi ia menegur Haris, tetapi kejadian begal itu membuat Rose sangat kalut. Sehingga Nick pun menjadi sasaran kemarahannya.

"Bagaimana pun Mamih ini ibu yang melahirkan kamu, Nick. Tidak pernah sedikit pun Mamih mau kalian hidup susah. Oke, kamu kecewa sama Papih. Tapi apa kamu memikirkan perasaan Mamih, hah?"

Nick tercekat. Ia tak menyangka mamihnya akan semarah itu.

"Iya, Mih, aku salah. Bagaimana caranya supaya mamih mau memaafkanku?" tanya Nick. Ia tidak ingin ada keributan malam-malam. Ia pun menyesal atas perbuatannya itu.

"Pulang ke rumahmu sekarang juga!" ucap Rose, tegas.

Nick terkesiap.

"T-tapi, Mih ...."

"Gak ada tapi-tapian! Mamih gak mau mempertaruhkan keselamatan kalian lagi. Siapa yang bisa jamin kalian akan aman jika tetap di sini?" sentak Rose.

"Aku yakin mereka gak akan kembali, Mih," ucap Nick. Ia masih berusaha menolak. Namun saat mereka sedang berdebat, anak buah Rose mengetuk pintu.

Tuk! Tuk! Tuk!

"Maaf mengganggu. Ini ada kiriman bunga untuk Nyonya Ima," ucap anak buah Rose.

Nick langsung melotot. Kemudian ia menghampiri orang itu dan mengambil bunganya.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang