"Iya, katanya sih cuma mau nyapa aku. Dia juga titip salam ke kamu. Emang dia siapa, sih?" tanya Ima.
Gluk!
Nick menelan saliva. Tenggorokannya tercekat kala ditanya seperti itu oleh Ima. Ia sangat bingung harus jujur atau berbohong. Namun ia khawatir jika dirinya jujur, Ima akan sakit hati dan mencecarnya dengan berbagai pertanyaan.
"Oh, dia itu adiknya sahabat aku waktu di luar negeri," jawab Nick.
'Aku gak bohong, kan? Amber emang adiknya sahabat aku,' batin Nick. Berusaha menyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak salah.
Tidak mudah bagi Nick untuk mengakui bahwa Amber adalah mantan kekasihnya. Sebab sampai saat ini mereka belum putus. Lagi pula jika Ima tahu Amber pernah jadi kekasih Nick, ia khawatir Ima curiga mengapa Amber ada di Indonesia.
"Oooh, tapi kayaknya dia kenal kamu banget ya, Mas?" tanya Ima lagi.
"I-iya. Jadi waktu kakaknya meninggal itu pernah nitipin dia ke aku. Sebagai sahabat yang baik, aku gak mungkin mengabaikan dia begitu aja, kan?" jelas Nick, kikuk.
"Oooh, jadi sampai sekarang kalian masih berhubungan baik?" tanya Ima. Ia sudah mulai mencurigai Nick. Namun dirinya tetap meyakinkan hatinya untuk tidak suudzon.
"Ya biasa aja, sih. Cuma emang kalau dia butuh bantuan, aku pasti bantu. Namanya juga dapet amanat, kan?" ucap Nick sambil melanjutkan makannya. Ia tak ingin Ima menyadari kegugupannya.
Ima tidak merespon ucapan Nick. Ia hanya memperhatikan suaminya. Hal itu membuat Nick semakin salah tingkah.
"Ada apa, Sayang? Apa ada yang salah?" tanya Nick.
"Mas tau kan kalau lelaki dan wanita yang bukan mahrom itu harus menjaga jarak?" tanya Ima.
"Iya, aku tahu setelah menikah dengan kamu," jawab Nick.
Ima menghela napas. "Kalau aku minta Mas untuk jaga jarak dari dia, apa Mas keberatan?" tanya Ima lagi.
"Engak dong, Sayang. Justru sebelum kamu minta pun aku udah berusaha jaga jarak dari dia. Tapi mungkin dia belum terbiasa, jadi kadang masih suka hubungi aku," jawab Nick. Ia merasa seperti sedang diintrogasi oleh penyidik.
Ima tersenyum. "Semoga Mas gak mengecewakan aku, ya. Meski aku tahu lelaki diizinkan untuk poligami, tapi aku menentang hal itu. Bukan berarti aku gak paham agama, tapi justru karena aku paham. Makanya aku gak mau," ucap Ima.
"Kok kamu jadi bahas poligami?" tanya Nick. Wajahnya mulai berkeringat.
"Ya, siapa tau karena merasa dititipi oleh kakaknya, Mas jadi merasa perlu bertanggung jawab? Aku gak bisa, Mas. Maaf, aku gak mau hidup dalam kesakitan," ucap Ima, tegas.
"Mungkin aku bisa dapat pahala jika rela membagi suamiku dengan wanita lain. Tapi bukan hanya itu yang aku inginkan. Aku ingin ketenangan hati dan kebahagiaan. Aku wanita egois yang hanya ingin memiliki suamiku seutuhnya."
"Sebab, aku yakin seberapa keras pun aku berusaha ikhlas. Pasti akan ada momen di mana aku merasa cemburu dan sakit hati. Bahkan Baginda Siti Aisyah pun pernah cemburu pada rasul. Artinya menjalani pernikahan seperti itu tidak mudah."
"Masih banyak jalan yang bisa diraih, jadi aku tidak ingin mengambil jalan yang berisiko dan mungkin justru akan menjadi dosa karena konflik yang mungkin terjadi," jelas Ima panjang kali lebar.
"Ehem! Kamu kok ngomongnya serius banget si, Sayang? Kita kan lagi makan siang. Lagi pula aku gak ada niat seperti itu, kok," ucap Nick, gugup.
"Iya aku tau. Aku hanya mengingatkan. Barang kali Mas lupa. Kalau memang tidak seperti itu ya syukur alhamdulillah. Tapi kalau Mas tertarik padanya, silakan Mas lepaskan aku!" ucap Ima, tegas.
Nick langsung menggenggam tangan Ima. "Udah! Kamu jangan mikir aneh-aneh! Aku gak akan pernah lepasin kamu dan gak akan ada orang lain dalam rumah tangga kita. Oke?" janji Nick.
Ima mengangguk. Meski suaminya bicara seperti itu. Namun insting seorang istri cukup kuat. Sehingga hatinya gelisah.
'Apa maksud dari menitipkan wanita itu pada Mas Nick?' batin Ima.
Sejak mendengar hal itu, Ima jadi mulai mencurigai suaminya. Apalagi ia belum mengenal Nick sepenuhnya.
'Ya Allah, aku tidak ingin suudzon pada suamiku sendiri. Namun, istri mana yang tidak khawatir jika suaminya dekat dengan wanita cantik dan seksi seperti itu?' batin Ima.
Kehadiran Amber ke toko Ima sedikit banyak telah mengusik ketenangan Ima. Ia yang sedang bahagia dengan pernikahannya itu jadi gelisah.
Selesai makan siang, Nick kembali mengantar Ima ke pondok. Kemudian, saat di perjalanan pulang, Nick menghubungi Amber. Sejak tadi Nick sudah marah karena Amber berani menemui Ima.
Telepon terhubung.
"Kamu di mana?" tanya Nick.
Amber tersenyum. Ia sangat senang karena Nick menghubunginya lebih dulu.
"Di apartemen, Sayang. Kenapa? Kamu kangen, ya?" tanya Amber, manja.
"Oke, aku ke sana sekarang!" sahut Nick, kemudian ia memutus sambungan teleponnya.
Mengetahui Nick akan datang, Amber pun bersiap menyambutnya. Ia sudah tidak sabar ingin bercinta dengan pria itu. Bahkan Amber menyiapkan rencana ingin mengancam Nick jika lelaki itu tidak mau memenuhi keinginannya.
Beberapa saat kemudian Nick sudah tiba di apartemen Amber. Ia pun menekan bel kamar tersebut.
Ting-tong!
Nick menunggu dengan wajah kaku. Ia sangat marah karena Amber telah membuat Ima meragukannya.
Tanpa perlu menunggu lama, pintu apartemen Amber telah dibuka dari dalam. Amber pun menyambutnya dengan genit.
"Hai, Sayang. Aku kangen banget sama kamu. Gak nyangka kamu akan datang nemuin aku," ucap Amber, manja. Padahal sebenarnya ia sudah menduga Nick akan mencarinya jika Ima mengatakan bahwa tadi Amber datang ke tokonya.
"Maksud kamu apa datang menemui istriku?" tanya Nick sambil menyingkirkan tangan Amber dari tubuhnya.
"Ooh, jadi dia udah ngadu?" jawab Amber, santai.
Melihat reaksi Amber, Nick semakin kesal. "Kamu jangan macam-macam ya, Amber! Aku minta, jangan pernah kamu dekati dia!" Saat ini Nick masih memintanya secara baik-baik.
"Hei! Kamu kenapa sih, Sayang? Serius banget, deh. Aku sengaja kok nemuin dia karena aku tau dia akan ngadu ke kamu dan kamu pasti nyari aku. Makanya kalau kamu gak mau nemuin aku lagi, aku akan nekat ngelakuin hal yang lebih dari itu!" ancam Amber.
Diancam oleh wanita seperti itu, Nick pun naik pitam. Sebagai lelaki, ia tidak ingin dikendalikan oleh wanita. Nick langsung mencengkeram rahang Amber sambil menatap tajam ke arahnya.
"Berani kamu mengancam aku, hah?" tanya Nick sambil mendesis.
"Sayang, lepas! Kamu apa-apaan, sih?" keluh Amber. Ia tidak menyangka Nick akan berbuat kasar seperti itu.
"Memangnya kamu pikir kamu siapa berani mengancam aku?" geram Nick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzah Dinikahi Mafia Tampan
RomanceIma dilamar oleh seorang Mafia yang pura-pura mencintainya hanya karena gadis itu mengetahui rahasianya. Sang Mafia bernama Nick itu tidak ingin rahasianya terbongkar. Sehingga ia terpaksa menikahi Ima agar bisa membungkam mulutnya. Padahal selama...