38. Meluruskan Niat

18.2K 1.2K 26
                                    

Selesai shalat maghrib, Nick langsung menuju ke rumah Zaki. Ia sudah tidak sabar ingin belajar agama dari ustadz tersebut.

Sebelumnya ia bertanya di mana rumah Zaki pada seseorang yang mengenal ustadz tersebut. Setelah itu ia pun tak menunggu lama lagi.

Nick mengendarai motornya menuju cluster rumah Zaki. Kemudian ai pun mencari-cari di mana letak rumah ustadz tersebut. "Nah, itu dia," gumam Nick.

Ia pun langsung menepi dan memarkir motornya di depan rumah Zaki. Kemudian Nick turun dan mengetuk pintu rumah tersebut.

Tuk, tuk, tuk!

"Selamat malam!" ucap Nick. Ia lupa bahwa itu adalah rumah ustadz.

Pemilik rumah pun bingung. Baru kali ini ada orang bertamu magrib-magrib. Apalagi ia tidak mengucapkan salam.

Sementara itu, Nick baru sadar bahwa dirinya salah. Akhirnya ia pun meralatnya dengan mengucapkan salam. "Assalamu alaikum," ucap Nick.

Kebetulan saat itu ustadz Zaki sedang tidak ada di rumah. Ia masih di masjid bersama anak-anaknya. Di rumah hanya ada istrinya yang bernama Aisyah.

Aisyah tidak langsung membukakan pintu. Ia mengintip lebih dulu dari jendela. 'Siapa dia?' gumam Aisyah dalam hati. Ia pun ragu membukakan pintu untuk pria itu.

Namun, berhubung Nick terus mengetuk pintu dan mengucapkan salam, Aisyah pun terpaksa membukanya. Ia khawatir tetangga akan terganggu oleh pria itu.

"Waalaikum salam," sahut Aisyah dari dalam.

Ceklek!

Aisyah tidak keluar. Ia hanya membuka sedikit pintu tersebut. "Maaf, cari siapa, ya?" tanya Aisyah.

"Apa betul ini rumah ustdaz Zaki?" Nick balik bertanya.

"Oh iya betul. Tapi Aby lagi gak di rumah. Masih di masjid," jawab Aisyah.

"Oh begitu. Kira-kira kapan ustadz pulang?" tanya Nick lagi.

"Biasanya sih sebentar lagi. Ada perlu apa, ya?"

"Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan. Apa boleh saya menunggu di sini?"

Aisyah ragu menjawabnya. Namun ia tidak mungkin mengusir tamu itu begitu saja. "Emm, boleh. Tapi maaf ya, Anda tidak bisa masuk. Jadi silakan tunggu di luar!" sahut Aisyah.

"Oke, tidak masalah. Biar saya duduk di sini," ujar Nick. Ia memilih untuk duduk di kursi yang ada di depan rumah Zaki.

"Iya, silakan! Maaf, pintunya saya tutup lagi, ya!" ujar Aisyah.

"Iya," sahut Nick. Ia sedikit heran dengan sikap Aisyah.

"Apa karena dia istri ustadz jadi sikapnya seperti itu? Bagus, sih. Bisa menjaga sikap di depan lelaki. Semoga Ima pun seperti itu," gumam Nick.

Tak lama kemudian, Zaki dan anak-anaknya tiba di rumah. Ia pun memarkir motor dan turun dari motor tersebut.

"Assalamu alaikum," ucap Zaki. Meski heran dan belum mengenal Nick, tetapi Zaki tetap menyambut keberadaan Nick dengan hangat.

"Waalaikum salam. Ustadz Zaki, ya?" tanya Nick.

"Iya betul. Maaf, ini siapa, ya?" Zaki balik bertanya.

"Perkenalkan, saya Nick. Saya datang ke sini karena ingin minta tolong," ujar Nick.

Melihat dari penampilannya, Nick sudah pasti orang kelas atas. Namun Zaki sedikit bingung, apa kira-kira yang ingin Nick minta dari dirinya.

"Ya sudah, kalau begitu mari masuk dulu!" ajak Zaki. Ia tidak mungkin mengajak Nick berbincang di depan rumah. Apalagi rumahnya tidak menggunakan pagar.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang