Jantung Nick hampir melompat. Ia tak menyangka Ima akan datang ke sana.
Nick menoleh ke Amber dan ternyata wanita itu tersenyum licik ke arahnya. "Sialan!" desis Nick, pelan.
Tanpa berkata-kata lagi, Ima langsung balik badan dan berlari. Ia tidak sanggup melihat pemandangan itu. Ima pikir Nick akan membuka celananya karena mau bercinta dengan Amber.
"Sayang, tunggu!" teriak Nick. Ia langsung melompat dari tempat tidur dan mengejar Ima.
"Bodoh!" maki Nick pada anak buahnya yang berdiri di dekat pintu. Bahkan ia sempat menendang tulang kering kedua anak buahnya itu.
Bug! Bug!
"Aww!" pekik mereka.
Setelah itu Nick lanjut mengejar Ima lagi.
"Astaga! Kenapa jadi seperti ini?" gumam Nick. Pikirannya sangat kalut.
Saat itu Ima sudah masuk ke lift. Ia menekan tombol untuk menutup pintu dengan cepat.
Ting!
"Tunggu!" pekik Nick. Namun Ima tak menggubrisnya. Ima justru lega karena Nick tidak bisa masuk ke lift yang sama dengannya.
"Jahat!" lirih Ima. Air matanya terus mengalir. Ia sangat sakit hati pada suaminya itu.
Kali ini Ima tidak bisa menerima penjelasan apa pun dari Nick. Ia sangat sakit hati dan merasa dibohongi oleh suaminya itu. Ima pun jadi percaya dengan rekaman suara yang dikirimkan oleh Amber.
"Memangnya rahasia apa yang aku tahu sampai dia harus menikahiku?" gumam Ima. Ia tidak merasa mengetahui rahasia apa pun dari Nick.
Saat pintu lift terbuka, Ima langsung berlari menuju parkiran. Ia tak ingin Nick menangkapnya.
"Sayang, tunggu!" teriak Nick dari kejauhan. Saat itu Ima sudah tiba di depan mobilnya.
Dengan tangan gemetar, Ima membuka pintu mobil dan ia pun masuk ke mobilnya. Setelah itu Ima segera melajukan kendaraannya tersebut.
Nick tidak langsung menuju mobilnya. Ia malah mengejar Ima dan berusaha menghentikan mobil Ima.
"Sayang, kamu salah paham. Aku bisa menjelaskan semuanya, tolong buka pintunya!" pinta Nick sambil mengetuk-ngetuk kaca jendela pintu mobil Ima.
Ima tak menggubrisnya. Ia tetap melajukan mobilnya sampai Nick terseret.
Sebenarnya Ima tak tega ketika melihat Nick terjatuh. Namun hatinya sudah terlalu sakit, sehingga Ima meninggalkannya begitu saja.
Sambil menangis, Ima menghubungi Bi Mar. Ia meminta agar Bi Mar segera mengemasi pakaiannya.
Awalnya Bi Mar tidak mau. Ia takut Nick akan marah padanya. Namun Ima berusaha meyakinkannya, sehingga Bi Mar pun mau menuruti permintaan Ima.
Saat ini Ima sedang menuju ke rumah Nick untuk mengambil kopernya. Ia tidak peduli dengan barangnya yang lain. Ia hanya butuh pakaian karena dirinya tidak mungkin pergi ke rumah Ustadz Umar.
Sementara itu Nick langsung mengejar Ima. Pikirannya sedang kalut, sehingga tidak tahu harus berbuat apa.
Nick senang karena ternyata tujuan Ima adalah ke rumahnya. Namun ia tidak tahu bahwa Ima hanya ingin mengambil koper.
Saat Ima sudah tiba di depan rumah Nick, pria itu masih berada di radius 50 meter. Ia pun mempercepat laju kendaraannya. Namun ternyata Ima tidak turun dari mobil. Ia meminta Bi Mar langsung memasukkan koper ke mobilnya, kemudian Ima langsung pergi dari rumah itu.
Nick pun semakin panik. Sebisa mungkin ia mengejar Ima. Namun ternyata tidak semudah itu. Semakin Nick mempercepat laju kendaraannya, Ima pun semakin mengebut.
Nick khawatir istrinya mengalami kecelakaan. Sehingga ia berusaha menurunkan laju kendaraannya itu.
Berulang kali Nick menghubungi nomor telepon Ima. Namun Ima tidak menjawabnya. Bahkan ia menonaktifkan ponselnya agar tidak berisik.
"Sial!" maki Nick. Ia sangat emosi karena kesulitan mengendalikan Ima.
"Amber, kamu sudah keterlaluan!" maki Nick. Ia yakin bahwa Amber yang mengundang Ima datang ke sana. Jika bukan, tidak mungkin Ima bisa mengetahui apartemen Amber. Sebab Nick yakin tidak ada yang membuntutinya, tadi.
Saat itu Ima sedang menuju ke apartemen miliknya pribadi. Ia ingin menenangkan diri di sana. Ia pun belum berniat untuk memberi tahu keluarganya tentang hal itu. Ima khawatir akan menyesal jika tergesa-gesa dalam bertindak.
"Saat ini aku tidak tahu mana yang harus kupercaya. Yang pasti aku butuh waktu untuk menangkan diri. Aku harap kamu mengerti, Mas," gumam Ima. Meski begitu ia masih memikirkan perasaan Nick. Ima pun khawatir dirinya berdosa karena pergi begitu saja.
saat melintasi lampu lalu lintas, Ima berhasil lolos. Sebab kala itu Nick terjebak oleh lampu merah. Awalnya ia ingin menerobos, tetapi Nick terhalang oleh mobil yang ada di depannya. Sehingga ia terpaksa menunggu.
"Sial!" maki Nick sambil memukul stir mobilnya.
saat sedang frustasi, ponsel Nick berdering. Ada panggilan masuk dari Joe. Ia tidak tahu bahwa saat ini Nick sedang menghadapi masalah besar.
Telepon terhubung.
"Selamat pagi, Bos. Apa hari ini Bos tidak datang ke kantor?" tanya Joe yang sudah menunggu Nick di kantor sejak tadi.
"Joe, tolong lacak posisi Ima. Dia kabur!" ucap Nick, panik.
Joe terkejut. "Baik, Bos!" ucapnya, cepat. Ia tidak mungkin banyak bertanya. Sebab Joe tahu bahwa bosnya sedang panik.
Nick pun memutus sambungan teleponnya.
Ia menepikan mobilnya di pinggir jalan untuk mengatur napas. Sebab napasnya terasa begitu sesak karena tidak mampu mengejar Ima.
Setelah itu Nick menghubungi Joe kembali.
Telepon terhubung.
"Tolong kamu urus Amber! Jangan sampai dia datang ke Indonesia lagi. Bila perlu kirim ke tempat paling jauh! Aku tidak ingin melihat batang hidungnya lagi," ucap Nick, penuh dengan emosi.
"Siap, Bos!" sahut Joe.
Ia paham bahwa kaburnya Ima ada hubungannya dengan Amber. Sehingga Joe sudah tahu apa yang harus dilakukan. Sebelumnya Nick sudah memberi arahan pada Joe jika sampai Amber melewati batas seperti ini.
Nick sudah tidak tahu harus mengejar Ima ke mana. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke kantornya sambil menunggu kabar dari Joe.
"Aku tidak tahu apa yang harus aku lalukan. Saat ini aku sangat bingung," lirih Ima. Kini ia telah berada di apartemennya sambil menatap ke luar jendela.
Ima sudah menghubungi pondok bahwa hari ini ia izin tidak mengajar. Ia khawatir Nick akan mengejarnya ke sana.
"Ya Allah, aku tahu bahwa diriku tidak boleh mencintai manusia terlalu dalam. Namun, dikhianati seperti itu, rasanya begitu sakit. Sehingga aku tidak bisa menerimanya begitu saja," gumam Ima.
Akhirnya Ima memutuskan untuk shalat istkharah. Ia ingin meminta petunjuk atas keputusannya untuk meninggalkan Nick atau tetap bertahan.
Setibanya di kantor, Nick langsung menanyakan keberadaan Ima pada Joe.
"Apa kamu sudah berhasil melacak posisinya?" tanya Nick sambil berjalan menuju mejanya.
"Terakhir aku tanya, mereka belum berhasil menemukannya. Tapi aku coba tanya lagi," ucap Joe. Ia pun bertanya pada tim yang ia suruh untuk melacak posisi Ima.
Tak lama kemudian Joe memberikan laporan pada Nick. "Bos, berdasarkan pantauan tim, saat ini mobil Nyonya Ima berada di sebuah apartemen," lapor Joe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzah Dinikahi Mafia Tampan
RomanceIma dilamar oleh seorang Mafia yang pura-pura mencintainya hanya karena gadis itu mengetahui rahasianya. Sang Mafia bernama Nick itu tidak ingin rahasianya terbongkar. Sehingga ia terpaksa menikahi Ima agar bisa membungkam mulutnya. Padahal selama...