26. Ancaman Amber

23.6K 1.3K 25
                                    

Uhuk! Uhuk!

Nick langsung tersedak saat melihat Amber mendekat ke arah mereka.

"Kenapa, Mas?" tanya Ima. Ia pun memberi minum untuk suaminya.

"Gak apa-apa, kamu lanjut makan aja!" sahut Nick, setelah minum.

"Ooh, ya udah. Makannya hati-hati," jawab Ima. Ia pun kembali melanjutkan makannya.

Saat Ima sedang fokus ke makanan, Nick menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap Amber. Ia pun memasang wajah memelas agar Amber tidak mendekatinya.

Nick sangat takut Amber akan merusak hubungan mereka.

Ia pun memasang ekspresi tatapan puppy eye. Supaya Amber tidak tega padanya. Saat Nick memastikan Ima masih belum menoleh ke arahnya, ia mengatupkan kedua tangan di depan dadanya, seraya memohon.

Melihat sikap Nick seperti itu, Amber pun tersenyum. Ia malah semakin mendekat kepadanya.

'Ya Tuhan, kenapa dia nekat sekali,' batin Nick. Hatinya berdebar sangat cepat.

Gluk!

Nick menelan saliva sambil menahan napas saat Amber hanya berjarak satu meter di belakang Ima. Ia takut wanita itu benar-benar akan mengganggu mereka.

Namun, saat Nick hendak membuka mulutnya, ternyata Amber berlalu begitu saja. Akhirnya ia pun lega.

'Huuh! Aku pikir dia akan nekat,' batin Nick.

"Kenapa, Mas?" tanya Ima. Ia melihat wajah suaminya seidkit tegang.

"Euh, gak apa-apa," jawab Nick, kikuk.

"Ooh, kirain kenapa. Kok makanannya gak dimakan?" tanya Ima lagi.

"Ini mau di makan, kok. Ayo lanjut makan!" ajak Nick. Akhirnya mereka pun lanjut menikmati makannya.

Saat Nick sedang minum, ponselnya menyala. Ternyata ada notifikasi masuk dari Amber.

Buftt!

Nick yang shock itu langsung menyemburkan minumannya.

Uhuk! Uhuk!

Ia pun tersedak.

Ima mengambil tisu dan memberikannya pada Nick. "Kamu kenapa, Mas?" tanyanya, heran.

"Gak apa-apa. Tadi cuma keselek aja," jawab Nick, sambil mengelap sekitar bibirnya yang basah.. Kemudian ia mengambil ponselnya secara perlahan, lalu mengecek pesan singkat dari Amber sambil menunduk ke arah ponsel yang ada di kolong meja.

Deg!

Nick gelisah kala membaca pesan dari Amber tersebut.

Amber: Sore ini aku tunggu di apartemen. Kalau kamu gak datang, aku akan temui istrimu dan mengatakan tentang hubungan kita.

'Sial! Kenapa dia berani mengancamku? Bagaimana ini?' batin Nick.

Ia lupa bahwa dirinya hendak membeli ponsel baru agar Amber tidak mengganggunya jika sedang bersama Ima. 'Sepertinya aku harus segera meminta Joe untuk membeli ponsel cadangan,' batin Nick.

Ia sangat gelisah karena Amber mengancamnya. Nick tidak ingin menemui Amber di apartemennya. Sebab Amber pasti akan meminta 'sesuatu' darinya. Sedangkan jika tidak datang, ia yakin Amber akan nekat.

"Mas!" panggil Ima sambil menyentuh tangan Nick yang ada di atas meja.

"Euh! Iya?" Nick sedikit terperanjat. Bahkan ponselnya hampir terjatuh.

"Kamu kenapa, sih? Kayaknya ada yang dipikirin, deh? Apa lagi mikirin kerjaan?" tanya Ima lagi.

Beruntung Ima telah memberi clue. Sehingga Nick mendapat ide untuk berbohong. "Iya, kayaknya aku pulang telat. Ada rapat sore ini. Kemungkinan sampai malam," ucap Nick, memelas.

"Ooh, ya udah gak apa-apa. Namanya juga kerja. Yang penting jangan lupa makan dan jangan lupa shalat aja," jawab Ima, santai.

Ia sangat memaklumi kesibukkan suaminya. Sebab ia tahu betul bagaimana sibuknya seorang pengusaha. Apalagi Nick masih beradaptasi di sini.

"Maaf ya, Sayang? Aku jadi gak bisa makan malam sama kamu," ucap Nick sambil menggenggam tangan Ima.

"Gak masalah, Mas. Kerjaan kan lebih penting. Lagi pula, sebelum nerima lamaran kamu, aku udah siap untuk nerima semua konsekuensi ini. Selama kamu benar-benar kerja, bukan pergi untuk nemuin wanita lain atau apa, aku ikhlas," jelas Ima sambil tersenyum.

Sontak saja napas Nick langsung tercekat. Sebab kalimat terakhir Ima seolah menebak apa yang akan ia lakukan. Tubuhnya pun panas dingin. 'Apa sebenarnya dia tahu?' batin Nick.

"T-terima kasih ya, Sayang," ucap Nick, sedikit kikuk.

"Ya udah kalau begitu kita jangan lama-lama, deh. Kamu juga kan banyak kerjaan," ucap Ima. Ia tidak ingin mengganggu pekerjaan suaminya.

"Habis ini kamu mau ke mana?" tanya Nick.

"Aku mau kembali ke pondok karena ada yang harus dikerjakan. Paling nanti jam 3 aku pulang ke rumah, Mas," jawab Ima.

"Ya sudah kalau begitu, nanti kamu hati-hati, ya," ucap Nick.

"Iya, Mas. Mas jangan terlalu banyak pikiran, ya? Kalau lagi kerja, fokus kerja aja! Gak usah mikirin yang lain. Aku gak mau nanti kamu sakit karena kelelahan," ucap Ima.

"Iya, Sayang. Aman kok. Aku sudah biasa sibuk kayak gini," jawab Nick.

"Tapi biasanya kan kamu belum punya istri," canda Ima.

"Hehehe, kamu bisa aja." Nick merasa tertampar oleh ucapan Ima. Memang benar kali ini ia lebih pusing karena telah memiliki istri.

Bukan istri yang membuatnya pusing. Namun kelakuannya sendiri. Ia yang belum bisa melepas Amber begitu saja, membuatnya harus direpotkan oleh wanita itu.

Beberapa saat kemudian mereka meninggalkan restoran itu. Sebelumnya Joe sudah membayar makanan mereka. Nick dan Ima pun berpisah di parkiran.

"Hati-hati nyetirnya!" ucap Nick.

"Iya, Mas. Aku bukan newbie, jadi insyaaAllah aman," jawab Ima sambil tersenyum. Kemudian ia bersalaman dengan suaminya. Lalu masuk ke mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh Nick.

"Assalamu alaikum, Mas," ucap Ima.

"Waalaikum salam," sahut Nick.

Setelah Ima pergi, Nick bergegas masuk ke mobilnya. Ia khawatir Amber akan menyelinap masuk ke mobilnya juga.

"Cepat, Joe!" pinta Nick. Ia seperti sedang dikejar hantu.

Joe tidak terlalu bingung. Sebab tadi ia melihat Amber mendekat ke arah Nick. Sayangnya ia kecolongan karena tidak melihat kala Amber datang.

"Bos, maaf tadi aku tidak melihat dia masuk," ucap Joe.

Nick sudah paham apa yang dimaksud oleh Joe. "Ya sudah, mau bagaimana lagi. Tapi kamu harus bantu aku!" pinta Nick.

"Bantu apa, Bos?" tanya Joe lagi.

"Dia mengancamku. Jika malam ini tidak datang ke apartemennya, maka dia akan mendatangi Ima," ucap Nick.

"Waduh. Dia bisa nekat," ucap Joe. Ia tahu bagaimana sifat Amber.

"Justru itu. Aku harus datang menemuinya. Tapi kamu harus bantu aku!" pinta Nick.

Ia tidak ingin sampai terjadi sesuatu. Sehingga Nick meminta bantuan Joe.

"Jadi apa yang bisa aku lakukan, Bos?" tanya Joe.

***

Maas ya kemarin aku gas up karena lag diare. Hari ini pun slow up.

See u,

JM.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang