69. Adu Mulut

16.4K 1.3K 41
                                    

"Ya kamu ngerjain semuanya sendiri. Kamu udah banting tulang nyari nafkah, sekarang kerjaan rumah juga semua dikerjain sama kamu. Aku sebagai istri jadi merasa gak berguna, Mas," lirih Ima.

"Gak berlu begitu, Sayang. Ini semua memang sudah kewajiban aku. Memberi nafkah itu kan bukan sekadar uang. Tapi pakaian yang layak, tempat tinggal yang nyaman, makanan yang enak," jelas Nick.

Sebelumnya ia sudah dinasihati oleh Zaki mengenai hal itu. Sehingga ia tanamkan dalam hatinya bahwa istri harus diperlakukan seperti ratu jika dirinya mau dianggap sebagai raja.

Ima mempererat pelukannya. "Bahkan yang sudah paham agama sejak lahir pun belum tentu bisa memperlakukan istrinya sebaik ini, Mas. Aku sangat bersyukur dan bangga sama kamu," ucap Ima.

"Karena kamu jauh lebih baik, Sayang. Justru aku yang merasa beruntung bisa mendapatkan kamu. Wanita yang mau menerimaku apa adanya, bertahan dalam kondisi apa pun. Terima kasih, Sayang," ucap Nick sambil mengecup kening Ima.

"Sayang, Allah menyatukan kita pasti ada alasannya. Aku ditakdirkan bertemu kamu mungkin supaya aku mendapat hidayah. Dan alhamdulillah sejak menikah denganmu, kamu selalu membuatku berjalan ke arah kebaikan," lanjut Nick.

"Aamiin," sahut Ima.

"Ya udah, kalau begitu kamu shalat dulu, sana! Aku udah lapar, nih. Pingin sarapan," ucap Nick.

"Iya, Mas. Sebentar, ya," sahut Ima. Ia langsung mengusap air matanya dan pergi untuk shalat.

Sambil menunggu Ima shalat, Nick menyiapkan makanan mereka. Kemudian ia duduk lesehan di ruang tengah.

Beberapa saat kemudian, Ima sudah selesai shalat.

"Ayo makan, Sayang!" ajak Nick. Ia pun membukakan bungkusan nasi uduk untuk istrinya.

"Terima kasih, Mas," sahut Ima. Ia duduk di samping suaminya.

"Mau disuapin, gak?" tanya Nick.

"Enggak. Aku maunya nyuapin kamu," jawab Ima. Suaminya sudah lelah, ia tidak mungkin tega membiarkan Nick harus melayaninya lagi.

Ima pun mengambil piring dan menyuapi suaminya menggunakan tangan langsung. "Aaa!" ucap Ima.

Nick tidak menolak. Ia tahu istrinya sedang ingin memanjakannya. "Bismillah," gumam Nick. Kemudian ia menyuap makanan tersebut.

Nick tersenyum karena rasanya begitu nikmat. Meski saat ini mereka hidup pas-pasan, bahkan mungkin kurang, tetapi rasanya begitu hangat dan nyaman. "Semoga ini semua bisa lebih mempererat hubungan kita lagi ya, Sayang," ucap Nick.

"Aamiin," sahut Ima.

"Gimana, nasi uduknya enak, gak?" tanya Nick lagi.

"Enak, sambal kacangnya juga enak. Kamu beli di mana?"

"Kebetulan di depan gak terlalu jauh dari rumah ini ada yang jualan. Jadi aku beli aja. Tadi niatnya mau nyari di pinggir jalan raya, tapi alhamdulillah ada yang deket," jelas Nick.

"Mulai besok biar aku masak aja ya, Mas. Kan gak mungkin juga kita makan nasi uduk setiap hari. Terus kalau bisa pas lapar, kamu pulang ke rumah. Jadi kita makan sama-sama," ucap Ima.

"Oke, berarti nanti sebelum ngojek, aku antar kamu ke pasar dulu, ya," ucap Nick.

"Iya, Mas," sahut Ima.

Mereka pun melanjutkan makannya.

Setelah makan, Ima istirahat sejenak. Beberapa menit kemudian ia pun mandi dan mereka pergi ke pasar.

"Mas nanti mau jalan jam berapa?" tanya mereka saat sudah berada di motor.

"Jalannya abis dari pasar aja, Sayang," sahut Nick.

"Emang gak capek?" tanya Ima.

"Enggak, Sayang," sahut Nick.

'Dalam kondisi seperti ini, aku mana sempat mikirin capek,' batin Nick.

Saat tiba di depan pasar, kondisi lalu lintas begitu ramai. Nick melajukan motornya ke arah parkiran yang ada di depan sana. Namun saat ia sedang melaju, tiba-tiba ada sebuah mobil yang keluar dari gang dan bumpernya tertabrak oleh Nick.

Brak!

Sontak Nick langsung mengerem. Ia menahan motor dan istrinya yang ada di belakang. "Kamu gak apa-apa?" tanya Nick. Hanya Ima yang ia khawatirkan. Ia tak peduli meski mobil itu rusak.

"Alhamdulillah enggak, Mas. Aku cuma kaget," sahut Ima. Beruntung ia memeluk suaminya, sehingga Ima tidak terjatuh.

Pemilik mobil itu pun turun dari mobil. Ia langsung mengecek bumper mobilnya dan marah karena mobilnya penyok.

"Kamu bisa bawa motor gak, sih? Kalau jalan lihat-lihat, dong!" omel pengendara mobil.

"Harusnya saya yang bicara seperti itu. Kalau kamu bisa bawa mobil, mana mungkin kamu belok begitu saja?" skak Nick. Saat ini ia masih ada di motor, sedangkan Ima sudah turun karena takut jatuh.

"Udah ngerusakin mobil orang, bukan minta maaf tapi malah nantangin!" bentak pria itu.

"Mobil kamu rusak karena ulahmu sendiri. Saya berjalan di jalur yang benar, tapi kamu tiba-tiba masuk memotong jalan!" ucap Nick. Ia tidak mau kalah karena merasa benar. Sedangkan Ima ketakutan melihat suaminya bertengkar seperti itu.

"Halah! Banyak bacot, lo! Udah salah gak mau ganti rugi," ucap pria itu. Ia pun langsung melayangkan kepalan tangan ke arah Nick. Ia tidak tahu siapa yang dia lawan.

Bug!

"Awww!" Pria itu malah memekik karena tangannya langsung ditangkap dan dipelintir oleh Nick.

"Jadi orang jangan sombong! Baru punya mobil murahan saja belagu!" bisik Nick, kemudian ia mendorong pria itu.

Mereka tak sadar ada mobil mewah yang melipir. Diperlakukan seperti itu oleh Nick, pria tadi pun semakin meradang. Ia emosi dan mengambil sesuatu yang ada di mobilnya.

"Mas, jangan berantem! Aku takut," lirih Ima.

"Maaf ya, Sayang. Aku cuma sedang membela diri," sahut Nick.

Sementara itu, orang-orang di sana hanya mengerumuni mereka. Sebab orang itu belum tahu pasti pokok permasalahannya. Mereka bingung harus membela siapa.

Saat Nick sedang berusaha menenangkan Ima, pria itu kembali dengan membawa kunci inggris. Ia pun kembali ingin menghajar Nick menggunakan benda tersebut.

"Aaa!" pekik Ima. Ia langsung memeluk suaminya.

Nick pun kaget karena takut Ima terkena pukulan. Namun beruntung, ternyata tangan orang tadi ditahan oleh seseorang.

"Selamat pagi, Tuan! Ada apa, ini?" tanya orang ber-jas, yang baru saja turun dari mobil mewah. Ia sedang menahan dan mengunci tangan pria tadi.

Nick dan Ima pun terkesiap. Mereka langsung menoleh ke arah orang itu. Ternyata dia adalah Jo. Nick lega karena Ima tidak terkena pukulan.

"Bagus kamu datang, Jo! Tolong urus orang ini! Aku sedang buru-buru," ucap Nick. Ia tidak ingin terlibat dengan perdebatan. Sehingga Nick mengajak Ima pergi menghindari tempat tersebut.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang