Nick sangat terkejut saat mendengar Ima mengatakan ingin pergi dari rumah itu.
"Gak! Aku gak ngizinin kamu pergi dari rumah ini. Bagaimana pun kamu istri aku dan kamu gak bisa pergi tanpa izinku," ucap Nick, tegas.
Ima sadar apa yang Nick katakan memang benar. Namun saat ini dirinya sedang butuh waktu.
"Tapi aku gak bisa, Mas. Aku butuh ruang dan waktu untuk bisa introspeksi diri. Supaya aku tau kedepannya pernikahan kita ini mau dibawa ke mana," ujar Ima.
"Mau dibawa ke mana apanya? Rumah tangga kita akan berjalan semestinya. Tidak ada yang perlu diubah!" ucap Nick.
"Tidak mudah bagiku menerima semua itu, Mas. Aku tahu, aku tidak bisa menuntut suami yang sempurna. Tapi foto dan suara itu membayangiku dan aku jadi gak nyaman, Mas," jelas Ima.
"Itu masa lalu, Sayang. Bagaimana cara aku menjelaskan supaya kamu percaya?" tanya Nick.
"Ini bukan masalah percaya atau tidak. Aku percaya sama kamu. Tapi masalahnya aku terganggu oleh foto itu, Mas. Coba sekarang kamu bayangkan, bagaimana jika kamu melihat foto aku sedang bercumbu dengan Alvin?" skak Ima.
Nick terbelalak. Membayangkannya saja sudah membuat tubuh Nick seperti terbakar. Ima sendiri sengaja menyebut Alvin karena ia tahu Nick cemburu padanya.
"Pasti kamu pun akan terganggu setiap kali melihatku. Apalagi jika kamu mau mencium aku, pasti kamu terbayang-bayang akan foto itu, kan?"
"Sakit, Mas! Hati aku sakit melihatnya. Aku ini memang serakah karena ingin memilikimu seutuhnya. Aku gak rela ada wanita lain yang disentuh oleh kamu," lirih Ima sambil menangis.
"Seharusnya memang aku tidak memberikan hatiku secepat ini. Seandainya aku belum mencintai kamu, mungkin sakitnya tidak akan seperti ini, Mas."
Nick tidak bisa berkata-kata lagi. Semua yang Ima katakan memang benar. Pasti dia tidak akan mudah menerima semua itu.
"Jika kamu memang cinta sama aku, tolong jangan biarkan aku berbuat dosa. Izinkan aku pergi dari rumah ini!" pinta Ima sambil menatap Nick dengan berurai air mata.
Nick mengatur napasnya yang tersenggal, sambil menatap Ima. Ia seperti maling yang sedang tertangkap basah.
"Oke, kalau kamu gak mau lihat aku, biar aku yang pergi dari rumah ini. Tapi aku tidak mengizinkan kamu meninggalkan rumah ini satu langkah pun, kecuali untuk bekerja," ucap Nick, tegas.
Bagi Nick, setidaknya Ima lebih aman jika tinggal di rumahnya. Ia khawatir Ima menghilang jika harus pergi dari rumah itu.
Ima yang sudah terlanjur mencintai Nick pun jadi tidak tega jika suaminya harus angkat kaki dari rumah itu. Sehingga ketika Nick hendak pergi ke kamar untuk mengambil pakaiannya, ia menghentikan langkahnya.
"Jangan pergi, Mas!" ucap Ima.
Langkah Nick pun terhenti. Kemudian ia menoleh ke arah Ima. "Aku gak akan mengizinkan kamu pergi, Sayang. Ini rumah kamu, rumah kita. Kamu gak boleh pergi dari sini," ucap Nick.
Ia salah paham. Ia pikir Ima melarangnya pergi karena dirinya yang ingin pergi.
"Aku gak akan pergi dari sini. Tapi untuk sementara waktu, izinkan aku tidur di kamar tamu. Aku butuh waktu untuk melupakan semua itu," ucap Ima.
Nick terharu karena istrinya masih memikirkannya. "Terima kasih, Sayang!" ucap Nick. Kemudian ia hendak memeluk Ima. Namun Ima langsung menepisnya.
"Tolong jangan sentuh aku dulu, Mas! Sampai aku bisa melupakan semua itu. Jadi untuk sementara waktu, aku akan melayani semua kebutuhan kamu seperti biasa. Tapi aku gak bisa berhadapan denganmu dulu," jelas Ima.
Nick mengerutkan keningnya. "Maksudnya?"
"Meski kita tinggal satu rumah, kita gak perlu ketemu. Bisa kan?" tanya Ima.
Nick mengusap kasar wajahnya. Kemudian ia menjambak rambutnya sendiri. Nick sangat frustasi menghadapi situasi seperti itu. "Astaghfirullah!" gumam Nick. Ia ingat nasihat Zaki.
"Aku harap kamu ikhlas supaya ini gak jadi dosa," ucap Ima. Sebenarnya ia sadar apa yang ia lakukan memanglah tidak benar. Namun, sebagai manusia biasa, ia tidak bisa mengendalikan perasaannya yang sedang sakit itu.
Terlebih beberapa saat yang lalu ia mendengar bagaimana suara desahan Nick bersama wanita lain. Sudah dapat dibayangkan apa yang sedang mereka lakukan di dalam video itu.
"Oke! Tapi kamu jangan pernah pergi tanpa seizin aku, ya?" pinta Nick.
Ima menganggukkan kepala. "Iya," jawabnya. Setelah itu Ima memberikan ponselnya kembali ke Nick.
Nick kebingungan. "Apa?" tanyanya.
"Tolong hapus video tadi. Aku tak sudi melihatnya. Jika aku melihatnya, mungkin selamanya aku tidak akan sanggup hidup denganmu, Mas," ucap Ima, jujur.
Nick pun dengan sigap mengambil ponsel itu. Ia khawatir Ima berubah pikiran. "Tapi bagaimana cara menghapusnya?" tanyanya, panik.
Ima pun memberikan arahan. Kemudian diikuti oleh Nick dan video itu terhapus.
"Terima kasih, selamat sarapan!" ucap Ima sambil mengambil ponselnya kembali setelah yakin Nick sudah menghapus videonya. Kemudian ia pergi dari tempat itu.
Nick pun lemas karena sarapan pagi ini tidak ditemani oleh Ima.
'Bodoh! Harusnya aku tidak perlu bertanya. Ini sama saja seperti bunuh diri. Tapi jika tidak bertanya, mungkin masalahnya akan jadi lebih besar dan wanita jalang itu melakukan hal yang lebih lagi,' batin Nick.
"Awas kamu, Amber! Kamu harus tahu akibatnya," gumam Nick. Matanya berapi-api karena sangat emosi pada Amber.
Awalnya Nick ingin langsung mengganti pakaian. Sebab ia akan mendatangi Amber dan membalasnya. Namun Nick tidak tega meninggalkan makanan yang telah dimasak oleh Ima begitu saja.
Akhirnya, meski tak berselera, Nick tetap menghabiskan makanan itu dengan terpaksa. Ia berusaha menghargai kerja keras istrinya yang telah membuatkan makanan meski sedang sakit hati.
Setelah itu, Nick pun bergegas mengganti pakaian di kamarnya. Saat itu Ima tidak ada di sana karena ia memang sedang menghindari Nick. Ima sedang duduk di taman sambil beristighfar.
"Ya Allah, ampuni aku kerena terlalu egois. Aku tahu Engkau tidak suka jika ada manusia yang terlalu mencintai manusia lain. Apalagi sikapku yang seperti ini, jauh dari sikap istri solehah," lirih Ima.
Ia merasa berdosa atas apa yang ia lakukan. Sebenarnya Ima ingin berusaha mengabaikan semua itu.
Jika Nick tidak bertanya, meski sikapnya dingin, Ima mungkin masih berusaha untuk tetap menghadapinya. Bahkan mungkin Ima masih mau .melayaninya'.
Namun, berhubung Nick bertanya, akhirnya Ima sekalian membongkar semuanya agar masalah itu bisa cepat selesai. Ia pun berharap bisa segera melupakannya.
Saat Ima sedang melamun, ada pesan masuk lagi.
Ting!
Ima jadi sedikit trauma dengan suara itu. Ia khawatir kali ini ada video yang lebih mengerikan lagi. Perlahan Ima mengintip ponselnya. Ternyata pesan itu berisi teks.
Akhirnya Ima memberanikan diri untuk membacanya. Meski ia tahu siapa pengirim pesan tersebut.
Amber: Kalau kamu mau tahu siapa suamimu sebenarnya, silakan datang ke apartemenku!
Amber: Aku pastikan pagi ini dia akan menemuiku untuk melepas rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzah Dinikahi Mafia Tampan
RomanceIma dilamar oleh seorang Mafia yang pura-pura mencintainya hanya karena gadis itu mengetahui rahasianya. Sang Mafia bernama Nick itu tidak ingin rahasianya terbongkar. Sehingga ia terpaksa menikahi Ima agar bisa membungkam mulutnya. Padahal selama...