98. Ultimatum

13.4K 1.1K 49
                                    

Di aula sudah banyak staf menunggu kehadiran Nick dan Ima. Mereka yang belum melihat sosok Ima itu sangat penasaran.

"Eh! Katanya istri bos mau datang, ya?" tanya salah seorang staf pada temannya.

"Bukan mau datang, tapi udah datang. Aku tadi lihat sekilas. Kayaknya lagi hamil, deh. Tapi body-nya kelihatan masih oke. Mukanya juga cantik," jawab staf yang lain.

"Oya? Wah, aku jadi makin penasaran. Kira-kira gimana reaksi cewek itu, ya?"

"Aku sih kalau jadi dia bakalan malu banget. Lagian sok kecantikan jadi orang."

"Iyalah! Aku kalau jadi dia mah udah resign kali."

"Hahaha, tapi kira-kira Tuan Nick ngasih hukuman apa, ya?"

"Entahlah. Mungkin dipecat atau minimal SP kali ya."

"Pasti. Kita tunggu aja, hehehe."

Saat mereka sedang berbincang, Nick dan Ima masuk ke ruangan tersebut. MC pun menyambut kedatangan mereka.

Saat pintu terbuka, semua mata tertuju ke arah mereka. Nick mengusap tangan Ima yang sedang merangkul lengannya. Kemudian mereka berjalan di tengah-tengah, menuju ke bagian depan aula tersebut.

Tentu saja pusat perhatian tertuju pada mereka. Para staf pun memperhatikan sosok istri dari bosnya itu baik-baik.

Saat Nick dan Ima melintas, mereka pun saling berbisik membicarakan pasangan itu.

Nick mengajak Ima duduk di kursi yang telah disediakan. Kemudian ia langsung diberi mic karena Nick tidak suka basa-basi.

"Assalamualaikum," ucap Nick.

Para staf pun menjawab salam Nick.

"Terima kasih, kalian telah berkenan hadir di acara yang sebenarnya tidak begitu penting ini. Namun bagi saya ini cukup penting karena menyangkut kehidupan pribadi saya," lanjut Nick.

"Jadi hari ini secara resmi saya ingin memperkenalkan seseorang yang selalu mendukung saya dalam kondisi apa pun. Orang itu pula yang menjadi penyemangat hidup dan bisa menerima saya apa adanya," jelas Nick.

Para staf heran mengapa Nick mengatakan seperti itu. Untuk alasan lain mungkin mereka bisa mengerti. Namun mereka tidak terima saat Nick mengatakan bahwa orang itu bisa menerima Nick apa adanya. Sebab bagi mereka Nick sudah sangat sempurna.

"Tanpa dia, mungkin saya masih belum memiliki arah seperti sekarang. Saat ini alhamdulillah saya sudah memiliki tujuan hidup dan mendapatkan banyak energi positif. Semoga hal ini berdampak baik bagi perusahaan."

"Mungkin kalian sudah tahu siapa yang saya maksud. Dia adalah Siti Fatimah atau biasa dikenal dengan sebutan Ustadzah Ima yang tidak lain adalah istri saya tercinta," ucap Nick sambil menatap Ima.

"Terima kasih, Sayang. Youre my sunshine. Tanpa kamu, aku tidak akan bisa seperti sekarang," ucapnya, sambil mengulurkan tangan.

Ima pun meraih tangan Nick, kemudian berdiri di sampingnya. Lalu Nick merangkul pinggang istrinya tersebut.

"Saya sangat beruntung bisa memiliki istri seperti wanita yang ada di samping saya ini. Sebab, Ima begitu setia mendampingi saya meski dalam titik terendah sekali pun."

"Mungkin kalian tidak akan menyangka bahwa beberapa bulan kemarin saya pernah jadi tukang ojek. Kami hidup di rumah kontrakan kecil dan uang yang pas-pasan. Tapi alhamdulillah, istri saya ini selalu menyemangati saya."

"Padahal saat itu saya down dan khawatir dia tidak mau mendampingi saya lagi. Namun nyatanya alhamdulillah sampai saat ini kami masih bersama."

"Jadi, sampai kapan pun di hati saya hanya akan ada Ima dan mohon maaf, tidak akan pernah ada peluang bagi wanita lain," tegas Nick.

Para staf pun bertepuk tangan.

"Meski kalian telanjang dan menari striptis di hadapan saya, maaf! Saya tidak tergoda sedikit pun. Di mata dan di hati saya hanya Ima yang terbaik. Jadi jangan pernah mimpi untuk mengusik rumah tangga kami."

Nick mengultimatum wanita tadi secara tidak langsung.

Sontak saja para staf langsung heboh. Mereka sangat yakin kalimat itu ditujukan pada wanita tadi.

"Dan alhamdulillah, saat ini istri saya sedang mengandung buah cinta kami. InsyaaAllah dalam beberapa bulan lagi calon penerus HR Corp akan lahir. Mohon doanya, semoga dilancarkan semuanya."

"Saya rasa cukup sekian. Dan ini ada sedikit hidangan sebagai tanda terima kasih dan untuk berbagi kebahagiaan. Satu lagi, bulan ini kalian semua akan mendapat bonus satu bulan gaji," ucap Nick.

Seketika mereka semua pun bertepuk tangan. Mereka sangat bahagia karena bisa mendapatkan bonus yang tak terduga.

"Pantas saja Tuan Nick banyak berubah. Ternyata istrinya ustadzah. Tidak heran gedung entertain sampai diubah menjadi masjid," gumam salah seorang direksi. Namun ia pun senang karena perubahan Nick ke arah yang lebih baik.

Setelah itu mereka pun makan bersama.

Nick dan Ima duduk di meja VVIP. Mereka dilayani oleh pelayan catering. Sementara para staf yang lain mengambil makanannya sendiri.

Sambil mengambil makanan, mereka semua sibuk bergossip. Namun wanita yang bermasalah tadi seolah tidak malu. Ia tetap menikmati jamuan itu.

Dari kejauhan, wanita tadi menatap ke arah Nick dan Ima. Ia sangat kesal karena Nick telah menolaknya terang-terangan. Sehingga ia dendam dan ingin menyakiti Ima.

Wanita itu pun mengambil semangkuk kuah soup panas. Kemudian ia berjalan ke arah mereka.

Kondisi acara yang mendadak, membuat pengamanan kurang ketat. Bahkan Nick lupa untuk meminta penjagaan di sekitarnya. Sebab ia pikir acara itu kekeluargaan.

"Jangan senang dulu! Kamu pikir bisa bahagia di atas penderitaan orang lain? Sekarang kamu harus tahu akibatnya," gumam wanita itu.

Ia sudah gelap mata. Sehingga tak peduli apa pun konsekuensinya nanti. Baginya yang terpenting adalah dirinya puas jika melihat Ima tersakiti.

Uap di mangkuk soup itu masih mengepul. Menandakan bahwa soup tersebut sangat panas. Bahkan wanita itu saja membawanya dengan tisu berlapis supaya tidak kepanasan.

Ia menyunggingkan sebelah ujung bibirnya saat beberapa langkah lagi tiba di samping Ima. Ia pun mengangkat mangkuk itu dan siap untuk menyiramkannya ke wajah Ima. Ia berharap agar wajah wanita yang sedang mengandung itu rusak dan Nick akan meninggalkannya.

"Rasakan ini!" ucapnya, pelan.

Byurrr!

"Aaaaa!"

Siapa sangka kuah itu justru mengenai wajahnya sendiri. Ia menjerit histeris karena kepanasan.

Kebetulan saat wanita itu mendekat ke arah Ima, Nick menoleh secara tidak sengaja. Sehingga ia langsung berdiri dan menepis tangan wanita itu.

Tenaga Nick yang jauh lebih kuat pun mampu menepisnya hanya dengan satu gerakan. Nick sangat murka saat mengetahui wanita itu hendak menyiram Ima. Sehingga ia membalikkan kuah itu hingga tumpah ke wajah wanita tadi.

Sontak saja mereka pun menjadi pusat perhatian.

Ima terkejut melihat kejadian itu. Ia pun langsung berdiri dan Nick merangkul pinggangnya.

"Jangan pernah mengganggu istri saya jika masih ingin hidup!" ancam Nick. Wajahnya terlihat begitu murka. Ia tak peduli meski wanita itu sedang kesakitan bahkan wajah wanita itu sampai melepuh karena kepanasan.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang