41. Mengapa Berubah

21.6K 1.4K 47
                                    

Gluk!

Nick menelan saliva. Pertanyaan Ima bagai buah simalakama baginya. Berkata jujur, Ima pasti akan kecewa. Namun jika ia berbohong, Ima pun pasti akan marah jika kebohongan itu terbongkar.

Napas Nick terlihat begitu berat karena merasa gugup. Ia ingin jujur, tetapi lidahnya terasa kelu.

Sementara itu Ima terus menatapnya. Tatapan itu membuat Nick merasa terintimidasi.

"K-kalau aku jujur. Apa kamu akan marah?" tanya Nick.

Ima menggelengkan kepalanya. "Aku akan lebih menghargai kejujuran kamu meski mungkin menyakitkan. Setidaknya aku tidak akan terlalu kecewa," jawab Ima.

"Maaf, aku memang bukan pria yang baik," jawab Nick. Ia tidak sanggup mengatakannya dengan jelas.

Meski tidak jelas, Ima masih dapat menangkap apa maksud dari jawaban Nick tersebut. Namun ia ingin memastikannya sekali lagi.

"Jadi, sebelum menikah, ada wanita lain yang pernah kamu sentuh selain aku?" tanya Ima dengan tatapan datar.

Tubuh Nick terasa begitu panas. Ia tak mampu berkata-kata lagi. Sehingga Nick hanya menjawabnya dengan sebuah anggukkan.

Dapat terlihat jelas kekecewaan di wajah Ima. Jawaban Nick membuktikan bahwa foto yang dikirim oleh Amber memang benar. Hal itu membuat Nick merasa bersalah. Namun ia masih belum mengetahui alasan Ima bertanya padanya.

"Maaf, aku tidak bisa menjaga diriku dengan baik," lirih Nick.

"Jujur aku kecewa. Mungkin kalau Mas jadi aku pun akan merasakan hal yang sama," ucap Ima.

Nick terdiam.

"Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin memang ini takdirku. Harus menikah dengan pria yang memiliki masa lalu kurang baik," ucap Ima, terus terang.

"Lagi pula aku tidak bisa mengatur masa lalu suamiku seperti apa. Dan aku pun tak bisa mengubahnya," lanjut Ima.

"Maaf," ucap Nick. Hanya itu yang bisa ia katakan.

"Oke, aku akan berusaha untuk menerima Mas. Tapi dengan catatan, jangan sampai hal itu terulang!" pinta Ima.

"Tentu! Aku tidak mungkin berani mengulanginya lagi," sahut Nick.

"Kalau sampai kamu melakukan itu di belakang aku, aku pasti akan sangat marah. Mungkin sulit bagiku untuk menerimamu lagi, Mas," ucap Ima sambil menatap Nick.

"Kamu jangan khawatir! Sejak menikah denganmu, aku selalu menjaga diriku dengan baik. Jangankan untuk menyentuh wanita lain, bertemu pun aku pasti menjaga jarak," ucap Nick, yakin.

Selama ini ia memang belum pernah berhubungan dengan wanita lain selain Amber. Dengan Amber pun Nick selalu berusaha untuk menghindar. Sehingga ia yakin bahwa dirinya telah berkata jujur.

"Aku pegang kata-katamu, Mas. Tolong jangan kecewakan aku lagi, ya!" pinta Ima. Kemudian ia turun dari pangkuan Nick.

"Iya, Sayang. Aku janji," jawab Nick. Ia tidak berani membuat Ima kecewa lagi. Salah-salah dirinya malah akan kehilangan wanita yang paling ia cintai itu.

"Ya sudah, kalau begitu silakan dilanjutkan kerjanya!" ucap Ima. Kemudian ia berlalu begitu saja. Berbeda dengan tadi. Kali ini tidak ada keromantisan sedikit pun yang ditunjukkan oleh Ima.

Ia masih kecewa meski itu hanya masa lalu. Sebab Ima melihat sendiri bagaimana Nick mencumbu Amber dengan begitu mesranya.

Melihat Ima seperti itu, perasaan Nick jadi tidak nyaman. "Apa yang membuat dia jadi seperti itu? Tidak mungkin ada asap jika tak ada api," gumam Nick.

Ia sangat pensaran mengapa Ima tiba-tiba menanyakan hal itu padanya. Sebab selama ini Ima bukan tipe istri yang suka curiga.

Akhirnya Nick menghubungi Joe untuk menanyakan tentang Amber. Ia khawatir Amber telah melakukan sesuatu terhadap Ima.

Telepon terhubung.

"Joe! Apa sejak tadi siang Amber pergi ke luar?" tanya Nick.

"Tidak, Bos. Berdasarkan laporan penjaganya, sejak tadi siang dia hanya diam di dalam apartemen," jawab Joe.

"Oke, tolong awasi dia terus!" pinta Nick.

Ia tidak curiga Amber akan berani menghubungi Ima. Sebab ia yakin wanita itu tidak memiliki kontak istrinya.

Telepon terputus.

"Sampai kamu berani mengganggu istriku lagi. Awas kamu, Amber!" desis Nick.

Mendapat tekanan seperti itu dari Ima, Nick jadi sangat kesal. Rasanya ia ingin mengamuk karena hubungannya dengan Ima sedikit renggang.

"Apa sebenarnya yang membuat dia seperti itu?" gumam Nick lagi. Ia masih penasaran.

Sementara itu, Ima yang sudah kembali ke kamar tidak bisa tidur begitu saja. Ia masih terus terbayang-bayang akan foto mesra Nick dengan Amber.

"Kalau memang dia mantan kekasih Mas Nick. Lalu kenapa dia harus mengirimkan foto itu ke aku? Kenapa juga dia mendatangiku ke butik?" gumam Ima.

Ia pun sangat pensaran pada Amber. Jika hubungan mereka sudah berakhir, tidak mungkin Amber sibuk mengganggu Ima. Sehingga Ima jadi curiga bahwa mereka masih memiliki hubungan.

"Atau mungkin memang hubungan mereka belum selesai?" ucapnya.

Ima yang selalu husnudzon itu jadi curiga pada suaminya. Padahal ia berusaha untuk tidak seperti itu.

Nick yang gelisah pun akhirnya menyudahi pekerjaannya. Ia tidak nyaman bekerja dalam kondisi seperti itu. Ia lebih memilih masuk ke kamarnya dan beristirahat dengan Ima.

Ia pun ingin memastikan bahwa istrinya masih baik-baik saja. Nick khawatir sikap Ima akan berubah padanya.

Ceklek!

Nick masuk ke kamar. Saat itu posisi Ima sedang memunggungi pintu. Namun mendengar pintu kamarnya terbuka, Ima menoleh.

"Kamu belum tidur, Sayang?" tanya Nick, kikuk.

'Tumben dia belum tidur? Padahal tadi dia bilang udah ngantuk,' batiin Nick.

"Belum," jawab Ima, singkat.

Nick semakin salah tingkah dibuatnya. Ia pun naik ke tempat tidur dengan ragu. Khawatir Ima akan mengusiknya. Sebab sadar dosanya terlalu banyak.

"Kenapa belum tidur, Sayang?" bisik Nick sambil memeluk Ima.

"Gak apa-apa, Mas," jawab Ima. Namun kemudian ia terdiam. Jika biasanya Ima akan membalas pelukan Nick, kali ini ia hanya mematung.

"Mau main dulu?" tanya Nick, genit. Kemudian ia menarik dagu Ima dan hendak mencumbunya.

Namun, Ima langsung memalingkan wajah secara perlahan. Ia sedang tidak ingin 'disentuh' oleh suaminya itu.

"Aku ngantuk, Mas. Aku juga capek, mau tidur," jawab Ima sambil memunggungi Nick.

Sebenarnya ia merasa berdosa karena telah melakukan hal itu pada suaminya. Namun hati tak dapat dibohongi. Rasanya masih sangat sakit meski itu hanya masa lalu.

'Ini kali pertama dia menolakku. Padahal biasanya sedang tidur pun dia rela melayaniku,' batin Nick. Ia jadi semakin takut Ima tiba-tiba akan meninggalkannya.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang