7. Resepsi

29.6K 1.7K 23
                                    

"Kamu nih gimana, sih? Bukan dibangunkan dari tadi." Rose menegur Joe.

"Maaf, Nyonya. Saya sudah berusaha membangunkannya. Namun Bos belum juga bangun," sahut Joe.

Rose langsung mengguncang tubuh Nick sambil membangunkannya. "Nick, bangun! Ini sudah jam 6 sebentar lagi resepsi," ucap Rose.

Beberapa kali ia membangunkan Nick. Akhirnya anaknya itu pun bangun.

"Apa sih, Mih? Aku ngantuk," keluh Nick sambil mengerejapkan matanya.

"Kamu harus siap-siap resepsi!" bentak Rose.

Sontak Nick terbelalak karena ia ingat tadi ada Amber di kamarnya.

"Am-" Nick hampir saja kelepasan. 'Di mana Amber?' batinnya sambil memindai sekeliling kamar dengan matanya.

"Am apa?" tanya Rose.

"Ampun, Mih. Aku masih ngantuk banget," jawab Nick. Sambil sibuk memikirkan bagaimana nasib Amber.

'Apa dia sudah keluar. Tapi apa yang tadi kami lakukan. Kenapa aku tidak ingat apa pun,' batin Nick.

"Ya udah, sekarang lebih baik kamu mandi! Istri kamu saja sudah selesai dandan. Kamu malah asik tidur di sini. Setengah jam lagi Mamih akan kembali. Awas kalau kamu belum mandi!" ucap Rose, gemas.

"Iya, Mih," sahut nick, malas.

"Hahaha, makanya jadi orang tuh jangan kayak kebo. Abis nikah bisa-bisanya tidur," ledek Lily-

Adik Nick.

Lily merupakan adik Nick satu-satunya. Saat ini ia masih kuliah karena jarak usia mereka memang tidak begitu dekat. Sehingga hanya Nick yang menjadi harapan orang tuanya untuk meneruskan perusahaan.

"Ck! Udah kamu gak usah ikut campur! Dasar anak kecil," cibir Nick sambil turun dari tempat tidur.

"Enak aja! Gini-gini aku udah punya KTP," ucap Lily, sebal.

"Terus ngapain kamu masih di sini? Mau ikut aku mandi? Ayo!" Nick langsung menarik Lily. Ia sengaja melakukan hal itu agar adiknya kabur dari kamar tersebut.

"Iiihh, gak mau! Enak aja ikut kamu mandi. Mendingan aku pergi!" Lily protes dan meninggalkan kamar itu.

Nick yang biasa tinggal di luar negeri itu tidak ingin dipanggil dengan sebutan kakak atau abang. Sehingga ia meminta adiknya memanggil namanya langsung. Layaknya keluarga di luar negeri.

"Amber di mana?" tanya Nick pada Joe, setelah adiknya itu pergi.

"Tadi Nona Amber tertidur di sini. Kami khawatir akan ada yang datang. Jadi terpaksa memindahkan dia ke kamarnya," jawab Joe.

"Oke, bagus!" sahut Nick. Ia tidak curiga sama sekali pada Joe. Sebab ia sangat percaya pada asistennya itu.

"Siap, Bos," sahut Joe sambil tersenyum. Ia senang karena Nick percaya padanya.

Setelah itu Nick mandi dan bersiap untuk melaksanakan resepsi. Seperti biasa, ia tidak shalat dan memang tidak memiliki alat shalat.

Selesai mandi, Nick menggunakan pakaian yang telah disiapkan oleh Joe. Tak lupa dirinya memakai parfum yang aromanya tidak pernah ia ganti sejak dulu. Sebab Nick sudah sangat cocok dengan parfum tersebut.

Sehingga ia memiliki ciri khas jika bertemu dengan orang lain. Orang pun akan mengetahui bahwa itu adalah aroma Nick. Termasuk Ima yang tadi sempat berdekatan dengannya.

'Dia pake parfum apa, ya? Wanginya enak banget,' batin Ima yang saat ini sedang duduk di depan meja rias.

Ima masih terbayang bagaimana tampannya pria itu. Sehingga hanya dengan membayangkannya saja sudah membuat hati Ima berdebar dan wajahnya merona.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang