40. Bertanya pada Nick

17.7K 1.2K 30
                                    

Selesai makan, Ima dan Nick berbincang santai di ruang tengah. Mereka bercanda dengan begitu mesranya.

"Mas, aku udah ngantuk," ucap Ima, setelah beberapa jam kemudian.

"Ya udah kalau begitu kamu tidur aja dulu! Aku masih ada kerjaan," ucap Nick. Seperti biasa ia akan mengerjakan pekerjaan haramnya di malam hari.

"Iya, Mas. Tapi kamu tidurnya jangan terlalu malam, ya! Aku gak mau nanti kamu sakit karena kelelahan," ucap Ima.

"Tenang aja! Aku kan kuat," canda Nick.

"Iya percaya suamiku emang kuat. Tapi tetep aja, sekuatnya manusia pasti ada batasnya. Ya udah aku tidur dulu," jawab Ima, kemudian ia hendak melangkah. Namun Nick menahannya.

"Sun dulu, dong!" ucap Nick, genit.

Ima tersenyum melihat suaminya manja seperti itu. Kemudian ia pun mengecup pipi Nick.

Muach!

"Masa pipinya aja? Ini juga, dong!" pinta Nick sambil menunjuk bibirnya.

"Dasar genit!" cibir Ima. Namun kemudian ia pun mengecup bibir suaminya itu.

Akan tetapi, Nick tidak melepaskan Ima begitu saja. Ia malah mencumbu Ima sambil memeluknya.

"Mas! Nanti ada yang lihat," keluh Ima setelah melepaskan tautan bibir mereka.

"Gak akan ada yang berani ganggu kalau kita lagi berdua," bisik Nick. Kemudian ia berlalu.

Melihat sikap suaminya, Ima tersenyum. Ia gemas karena Nick selalu membuatnya merasa paling dicintai. Kemudian ia pun masuk ke kamar untuk istirahat.

Tiba di kamar, Ima bersih-bersih lebih dulu. Kemudian ia naik ke tempat tidur. Sebelum tidur, Ima mengecek ponselnya lebih dulu. Khawatir ada pesan penting yang masuk.

"Ini siapa, ya?" gumam Ima saat melihat ada notifikasi dari seseorang yang tidak ia kenal. Ima yang penasaran pun langsung mengeceknya.

Deg!

"Ini kan ...?" lirih Ima.

Ia sangat terkejut saat melihat foto mesra suaminya dengan perempuan lain. Ia ingat bahwa perempuan itu adalah Amber, yang tadi siang datang ke tokonya.

Ima menyentuh bibirnya. Ia masih ingat betul bagaimana rasanya ketika Nick mencumbunya tadi. Hatinya begitu sakit kala melihat apa yang ada di foto.

"Tapi mungkin itu cuma masa lalu," lirih Ima.

Ia tak ingin suudzon pada Nick. Akan tetapi hatinya tak dapat berbohong. "Maksudnya apa ngirim kayak gitu ke aku? Apa dia sengaja ingin merusak rumah tanggaku?" gumam Ima.

Ia tidak habis pikir mengapa Amber mengirimkan foto itu padanya. Namun, foto tersebut telah membuat Ima merasa illfeel pada suaminya itu. Apalagi di foto tersebut terlihat bagaimana Nick begitu bernafsu mencumbu Amber.

"Apa dia memang seperti itu bukan cuma sama aku?" gumam Ima.

Ia yang sudah mengantuk pun jadi tidak bisa tidur. Begitu banyak pertanyaan di kepalanya. Antara cemburu, sakit hati dan curiga. Ia tak bisa menerima jika ternyata suaminya berkhianat.

"Oke, lebih baik aku tanya ke Mas Nick langsung," gumam Ima. Kemudian ia turun dari tempat tidurnya dan menghampiri suaminya yang ada di ruang kerja.

Kali ini Ima tidak mengetuk pintunya lebih dulu. Ia yang sedang curiga pada Nick itu ingin tahu apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh suaminya itu.

Ceklek!

Nick sangat terkejut saat mendengar suara pintu ruang kerjanya dibuka tanpa diketuk lebih dulu. Namun ia tersenyum kala melihat istrinya ada di sana. Saat itu Nick sedang serius membaca laporan di laptopnya.

"Hai, Sayang. Kok belum tidur? Katanya udah ngantuk?" tanya Nick. Saat Ima mendekat ke arahnya, Nick mengubah tampilan layar menggunakan data dari perusahaannya.

Ima hanya tersenyum getir, kemudian berdiri di samping Nick sambil menatapnya. Saat ini Ima sedang perang batin. Ia bingung harus berbuat apa.

"Halo ... kamu kenapa, Sayang? Kok diem? Apa mau aku kelonin, hem?" tanya Nick. Ia heran melihat sikap Ima yang aneh itu.

Ima menggelengkan kepala. "Aku ganggu, ya?" tanyanya.

"No! Kalau kamu mau duduk di sini pun gak masalah. Dengan senang hati. Justru aku bisa lebih semangat kalau ditemani sama kamu," ucap Nick sambil membuka lebar tangannya.

Ia mengajak Ima agar duduk di pangkuannya.

Tanpa ragu Ima pun duduk di pangkuan Nick. Hal itu membuat Nick sedikit terkejut. Ia pikir Ima akan menolaknya.

Nick pun berusaha bersikap netral. Kemudian ia memeluk Ima yang sudah duduk di pangkuannya tersebut.

"Ada apa, Sayang?" tanya Nick.

"Gak apa-apa. Tiba-tiba aku kepikiran sesuatu," ucap Ima.

Ia mengubah rencananya. Awalnya Ima ingin langsung menanyakan perihal foto itu pada Nick. Namun kini ia ingin memancing Nick lebih dulu. Ia ingin tahu seberapa jujur suaminya itu.

"Apa itu?" tanya Nick, penasaran.

"Mas beneran cinta sama aku gak, sih?" tanya Ima.

Nick tersenyum. "Pertanyaan macam apa itu? Kalau aku gak cinta sama kamu. Aku gak mungkin nikahin kamu, Sayang. Bahkan di sela kesibukkanku, aku masih menyempatkan waktu untuk bisa makan siang denganmu," jelas Nick.

Ima terdiam. Apa yang Nick katakan memang benar. Apalagi selama ini Nick begitu perhatian padanya. Sejak menikah, Ima tak merasa kekurangan kasih sayang sedikit pun dari Nick.

"Tapi, kamu gak punya wanita lain selain aku, kan?" tanya Ima sambil menatap mata Nick.

Deg!

Nick terkejut dengan pertanyaan istrinya yang satu itu. Meski dia sudah menyingkirkan Amber, tetapi Nick merasa ada yang aneh dari pertanyaan Ima.

"Kamu kok nanyanya gitu, sih?" tanya Nick.

"Kenapa kamu gak jawab? Malah balik nanya," sahut Ima.

"Bukan begitu. Lucu aja, selama ini waktuku cuma buat kamu. Tiba-tiba kamu nanya kayak gitu. Coba lihat! Aku sibuk kerja siang malam. Ada waktu senggang aku habiskan dengan istriku. Apa aku sempat untuk bermain dengan wanita lain, hem?" tanya Nick.

Ima terdiam. Lagi-lagi ucapan Nick memang benar. Sehingga ia bisa mempercayainya begitu saja.

"Kamu itu kenapa, Sayang? Gak ada angin gak ada hujan, tiba-tiba nanya begitu. Aneh, deh. Padahal baru beberapa menit lalu kita masih bermesraan. Aku harus gimana biar kamu percaya?" tanya Nick.

Ima menggelengkan kepalanya. "Entahlah ... mungkin cuma perasaanku aja. Aku takut ada wanita lain yang memiliki kamu. Jujur, aku gak akan rela jika ada wanita lain yang menyentuh tubuh kamu seujung kuku pun," ucap Ima sambil menyentuh bibir Nick.

Gluk!

Nick menelan saliva. Sebab sebelum Ima, tubuhnya memang sudah 'disentuh' oleh wanita lain.

"Sayang, sekarang ini aku suami kamu. Aku bersumpah akan menjaga tubuhku hanya untuk kamu," ucap Nick.

Dari ucapan Nick barusan, Ima dapat menyimpulkan bahwa sebelumnya Nick memang 'seperti itu'. sebab Nick mengatakan 'sekarang'.

"Sekarang, ya? Kalau dulu, gimana?" tanya Ima.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang