43. Video

22.1K 1.4K 89
                                    

Pagi itu mereka berdua makan dalam diam. Nick sangat tidak nyaman dengan kondisi tersebut.

"Sayang, nanti siang kita makan bareng lagi, kan?" tanya Nick sambil menggenggam tangan Ima.

"Nanti siang aku ada meeting, Mas. Jadi kemungkinan aku makan di pondok," jawab Ima, sambil menarik tangannya secara perlahan.

"Sayang! Sejak semalam aku sangat yakin ada yang berubah dari kamu. Sebenarnya ada apa?" tanya Nick, kesal.

Ima menatap Nick dengan tatapan dalam. "Yakin kamu mau tau?" tanyanya.

"Ya! Aku harus tau biar gak ada salah paham di antara kita," ucap Nick, yakin.

Ima mengambil ponselnya dan menunjukkannya pada Nick. "Silakan kamu lihat sendiri! Bayangkan jika diri kamu berada di posisi aku. Apa yang kira-kira akan kamu lakukan!" ucap Ima, tegas.

Ia pun tidak ingin masalah itu berlarut-larut. Sehingga Ima dengan sengaja memeberi tahu Nick.

Dengan gugup Nick mengambil ponsel yang diberikan oleh Ima. Ia yakin bahwa ada sesuatu yang membuat Ima sangat marah. Sehingga Nick sangat khawatir.

Nick pun melihat apa yang ada di layar ponsel Ima secara perlahan.

Deg!

Ia sangat terkejut saat melihat ada foto mesra dirinya di sana. Lidah Nick langsung terasa kelu. Dunianya terasa begitu gelap.

Ia dapat membayangkan bagaimana perasaan Ima. Ia yakin Ima pasti sangat marah pada dirinya. Ia menoleh ke arah Ima tanpa sanggup berkata-kata. Sedangkan Ima hanya melirik Nick dengan tatapan dingin dan menikmati sarapannya.

Ima sengaja tidak mengatakan apa pun. Ia ingin tahu apa yang akan dikatakan suaminya.

Dengan tangan gemetar, Nick mengambil air minum. Ini lebih menakutkan dari apa pun. Sehingga pikiran Nick kosong.

Gluk! Glu! Gluk!

Nick meneguk air mineral untuk menetralkan tenggorokkannya. Setelah itu ia mengatur napas. Nick sangat takut kehilangan Ima.

"Sayang ... ini," ucap Nick, tercekat.

Ting!

Belum sempat Nick melanjutkan ucapannya, ponsel Ima sudah berbunyi. Ada notifikasi pesan masuk.

Ima langsung menoleh ke arah Nick. Sedangkan Nick terlihat sangat shock. Matanya terbelalak.

"Kenapa?" tanya Ima.

Nick terlihat panik. Ia berusaha untuk menghapus pesan itu. Namun ia tidak paham bagaimana cara menghapusnya.

'Amber! Awas kamu, ya!' batin Nick. Tangannya gemetar karena saat ini ada video syur antara dirinya dengan Amber.

Melihat Nick panik, Ima pun langsung menyambar ponsel itu dari tangan suaminya.

"Jangan, Sayang!" ucap Nick dengan nada suara cukup tinggi. Ia kelapasan karena terlalu panik.

"Emang isinya apa sampai kamu pucat begitu?" tanya Ima. Ia tahu betul itu adalah suara notifikasi di media sosialnya yang sedang Nick lihat.

"Aku mohon jangan dilihat! Untuk yang tadi, bisa aku jelaskan," ucap Nick, dengan sangat berhati-hati.

Namun sikap Nick yang seperti itu membuat Ima semakin penasaran. Ia yakin ada sesuatu yang lebih dari sebelumnya.

Saat Ima hendak melihat ponselnya, Nick langsung berdiri dan merebut ponsel itu. "Cukup, Sayang! Jangan dilihat lagi, ya! Aku akan jelaskan semuanya," ucap Nick. Saat ini ia benar-benar ketakutan.

Nick kembali melihat ponsel itu. Ia berjalan menjauh dari Ima, kemudian berusaha mencari tombol untuk menghapus.

Namun, bukannya dihapus, ia malah memutar video di ponsel tersebut dengan suara yang cukup kencang. Sehingga Ima dapat menebak video apa yang ada di ponselnya. Apalagi ia hafal betul suara siapa yang ada di video itu.

Sontak saja bola mata Nick hampir melompat. Dengan cepat ia mematikan video tersebut. Sedangkan Ima sudah berlari ke arahnya dan merebut ponsel itu.

Saat Nick hendak merampasnya lagi, Ima membentaknya. "DIAM!" bentak Ima. Ini kali pertama ia berani membentak suaminya. Sebab perasaannya sudah campur aduk.

Saat itu hanya ada mereka berdua di dalam rumah. Bibi dan yang lain ada di luar, sejak obrolan mereka mulai tidak baik-baik saja.

"Sayang aku mohon!" ucap Nick sambil memeluk Ima dari samping. Ia ingin menahan Ima agar tidak bisa melihat vido itu. Sebab Nick memeluk seluruh lengan Ima.

"Tanpa melihat pun aku sudah dapat menebak video apa ini, Mas. Jadi percuma saja kamu berusaha menahanku," lirih Ima. Air matanya menetes karena sudah tak kuasa menahan emosi.

"Aku minta maaf, Sayang. Aku salah. Tapi itu masa laluku. Aku bersumpah, setelah menikah denganmu, tidak pernah sekali pun melakukan hal seperti itu lagi," ucap Nick dengan suara bergetar. Terdengar jelas bahwa ia sedang ketakutan.

"Lebih baik aku tidak tahu dari pada melihat hal ini, Mas," ujar Ima.

"Makanya aku mohon kamu jangan lihat ya, Sayang. Aku tidak ingin kamu semakin kecewa padaku," pinta Nick.

"Tapi rasa kecewaku sudah terlanjur dalam. Melihat foto saja aku sudah sangat sakit. Apalagi kali ini video. Entah apa yang kamu lakukan dengan suara seperti itu. Tapi aku hafal dengan suara itu kamu sedang melakukan apa," ujar Ima.

"Masa lalu memang tidak bisa diubah, Mas. Tapi kenapa harus muncul lagi di hadapanku? Sejak menikah denganmu. Aku sudah ikhlas menerima apa pun masa lalu kamu. Selagi kamu mau berubah menjadi lebih baik, aku rela, Mas," lanjutnya.

"Tapi sulit bagiku menerima apa yang telah aku lihat. Jujur aku cinta sama kamu. Tapi aku trauma, Mas. Setiap kali melihat kamu, aku jadi teringat akan foto itu. Aku jadi jijik sama kamu, Mas," ucap Ima, jujur.

Hati Nick begitu hancur mendengarnya.

"Aku tahu itu. Kamu pasti sangat jijik padaku. Aku memang manusia hina yang memiliki banyak kekurangan. Masa laluku memang sangat buruk. Kamu terlalu berharga untukku. Tapi apakah aku salah jika ingin memiliki wanita sempurna sepertimu?" tanya Nick.

Ima menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang sempurna di dunia ini, Mas. Kamu berhak mendapatkan siapa pun. Tapi kenapa masa lalu kamu harus ditunjukkan kepadaku?" tanya Ima.

Gluk!

Nick menelan salivanya.

Dengan berurai air mata, Ima menoleh ke arah Nick. "Atau jangan-jangan, dia bukan masa lalu kamu? Tapi kalian masih berhubungan?" tuduh Ima.

Nick tidak menyangka Ima akan menuduhnya seperti itu. Ia langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Enggak, Sayang. Aku berani bersumpah, jika aku masih berhubungan dengannya, saat ini juga aku rela mati," ucap Nick, panik.

"Jangan sembarangan bicara sumpah, Mas. Mati itu sudah ada takdirnya. Jadi kamu jangan mendahului takdir! Oke, aku tidak akan melihat video ini. Mendengarnya saja aku tidak sanggup," ucap Ima.

Nick lega karena Ima mengatakan hal itu.

"Tapi aku butuh waktu," lanjut Ima.

"Maksud kamu?" tanya Nick, tegang.

"Untuk sementara, aku akan pergi dari rumah ini," jawab Ima. 

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang