"Ternyata Amber yang melakukannya, Bos!" bisik Joe.
"Hah? Yang benar kamu?" tanya Nick. Ia seolah tidak percaya bahwa Amber yang melakukannya.
Dulu Nick memang sempat ingin mengirimkan Amber ke negaranya kembali. Namun karena Ima marah padanya, Nick pikir ia butuh Amber jika suatu saat Ima butuh pengakuan dari wanita itu.
Sehingga setelah Joe menyiksanya. Nick menahan Amber lebih dulu.
Saat hubungan Nick dan Ima semakin membaik. Ia pun melepaskan Amber karena ia pikir hubungannya sudah tidak mungkin terganggu oleh Amber lagi. Ima telah mengetahui semuanya dan ia percaya pada Nick.
Kala itu ponsel Amber pun telah dihancurkan dan ia telah menandatangani surat perjanjian bahwa tidak akan mengganggu Nick lagi.
Namun ternyata ada seseorang yang membenci Nick dan mengajak wanita itu bekerja sama. Mereka yang tidak bisa menghasut Ima pun akhirnya menyerang Nick melalui orang tuanya.
Hal itu pun berhasil membuat Har murka. Mereka senang karena Nick diusir dari rumah.
Akan tetapi mereka seolah tak puas hanya di situ. Mereka masih ingin rumah tangga Nick dan Ima hancur. Akhirnya pria itu menyuruh orang untuk mengganggu Ima dengan mengirimkan bunga dan makanan pada wanita itu.
"Iya, Bos. Saya sudah memastikannya dan ternyata memang benar dia orangnya," ucap Joe.
"Bagaimana dia bisa melakukan hal itu?" tanya Nick. Ia seolah tak percaya bahwa Amber bisa melakukan hal itu.
Alasan lain Nick membebaskannya pun karena istrinya sedang mengandung. Ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan berbuat keji lagi, karena khawatir anaknya yang akan mendapat karma atas perbuatannya tersebut.
"Setelah ditelusuri, ternyata ada seseorang yang membantunya, Bos. Dia adalah bekas saingan Anda dulu," ucap Joe.
Nick menyeringai. "Kurang ajar! Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan kan, Joe?" tanya Nick.
"Siap, Bos!"
"Kali ini jangan beri ampun pada mereka. Bila perlu bunuh keduanya! Mereka sudah sangat keterlaluan. Aku tidak peduli dengan apa pun. Saat ini aku hanya sedang membela diri," ucap Nick.
Ia berusaha membenarkan perbuatannya. Nick sudah sangat murka karena orang itu sangat keterlaluan.
"Mau langsung dibunuh atau disiksa dulu, Bos?" tanya Joe.
"Siksa sampai mereka tidak sanggup hidup lagi!" pinta Nick sambil menoleh ke arah Joe.
"Baik, Bos. Saat ini mereka sedang berada di Surabaya. Apa Anda akan turun tangan atau biar kami yang melakukan?" tanya Joe.
"Sementara kalian saja yang melakukannya. Jika urusanku sudah selesai, aku sendiri yang akan turun tangan," ucap Nick.
Ia benar-benar murka karena orang itu telah membuat istrinya harus hidup susah. Dalam kondisi seperti ini jiwa mafia Nick muncul kembali. Apalagi kini papihnya sedang sakit. Ia harus berdiri tegak menghadapi dunia bisnis yang keras itu.
"Siap, Bos!"
"Joe!"
"Iya, Bos?"
"Kali ini jangan sampai ada kesalahan. Sampai Ima tahu, aku sendiri yang akan membunuh orangnya!" ancam Nick.
Ibarat singa yang sedang tidur. Nick terbangun kala sedang merasa terancam. Ia yakin orang itu tidak akan tinggal diam. Sehingga dirinya yakin bahwa keputusannya kali ini sudah tepat.
'Maafkan aku, Sayang. Aku terpaksa melakukan hal ini. Aku berjanji setelah semua masalah ini selesai. Aku akan bertaubat,' batin Nick. Setelah itu ia pun pergi ke ruang ICU kembali.
"Ternyata aku terlalu baik padanya sampai dia menyerangku secara diam-diam seperti itu. Awas kalian!" gumam Nick, geram.
Keesokan harinya, Nick sudah mulai masuk ke kantor pusat HR Corp. Ia pun mengambil alih jabatan papihnya tersebut. Nick mengadakan rapat darurat untuk menginformasikan hal itu.
Ia akan menjelaskan bahwa Haris sendiri yang menunjuk Nick secara langsung. Ia pun mengatakan Haris tidak bisa hadir, karena saat ini ia sedang ada urusan penting di luar negeri.
Mereka berusaha merahasiakan penyakit Haris karena berbagai pertimbangan. Mereka paham betul dunia bisnis sangat kejam. Salah-salah nanti Nick dan Haris yang akan diserang oleh pesaing mereka.
"Selamat pagi, semua!" sapa Nick.
"Pagi!" sahut para petinggi perusahaan itu.
"Silakan duduk!" ucap Nick lagi.
"Seperti yang sudah disampaikan melalui email. Mulai hari ini saya akan mengambil alih pimpinan, karena Bapak Haris sedang ada urusan penting di luar negeri," jelas Nick.
"Mohon maaf. Tapi mengapa ini sangat mendadak?" tanya salah seorang direksi.
"Apakah Anda tidak pernah menghadapi situasi tak terduga? Anda tahu kan apa itu urusan penting?"
"Karena kondisinya urgent, jadi Pak Haris harus segera ke sana dan tidak sempat berpamitan pada kalian semua. Lagi pula saya rasa Pak Haris tidak perlu melaporkan agendanya pada kalian, kan?" skak Nick.
Nick selalu seperti itu jika sedang memimpin. Sebab ia tidak ingin diremehkan oleh orang lain. Sehingga Nick menunjukkan taringnya.
Mendengar jawaban Nick, direksi itu pun terdiam.
Sebenarnya begitu banyak spekulasi bermunculan. Namun Nick selalu berhasil mematahkannya. Hal itu pun membuat Rose bangga. Ia yakin Nick mampu meneruskan perusahaan papihnya itu.
"Oke, saya rasa pertemuan pagi ini cukup sampai di sini. Selanjutnya jika ada hal apa pun yang berhubungan dengan Pak Haris, maka silakan kalian menghubungi saya langsung!" ucap Nick. Kemudian ia berdiri dan meninggalkan ruangan itu.
Setelah Nick pergi, mereka semua pun heboh.
"Sebenarnya ada apa ini? Tuan Haris kan sering pergi ke luar negeri, tapi baru kali ini beliau sampai menyerahkan kepemimpinan pada anaknya," tanya salah seorang direksi.
"Mungkin karena beliau ingin anaknya belajar memimpin perusahaan ini. Bagaimana pun cepat atau lambat anaknya pasti akan menggantikan beliau."
"Semoga seperti itu. Aku hanya khawatir Tuan Haris tiba-tiba sakit."
"Kita doakan yang terbaik saja untuk beliau!"
Sementara itu seseorang datang ke perusahaan Jamal untuk mengantarkan surat pengunduran diri Nick.
"Selamat siang!" sapa orang itu.
"Siang. Silakan masuk!" sahut Jamal. Saat ini ia sedang berada di ruangannya bersama dengan Pras.
Orang yang mengantar surat tersebut terlihat seperti eksekutif muda. Sehingga Jamal dan Pras begitu menghormatinya.
"Saya datang ke sini atas permintaan Tuan Nick," ucap pria itu.
Pras dan Jamal pun terperanjat. Apalagi Pras, ia khawatir Nick akan membalas dendam padanya.
"Ada apa, ya?" tanya Jamal.
"Saat ini Tuan Nick mengambil alih jabatan Tuan Haris. Jadi beliau meminta saya untuk mengirimkan surat pengunduran diri ini. Beliau pun meminta saya untuk memberikannya langsung pada Pak Jamal," ucap orang tersebut.
"Wah, saya merasa terhormat. Surat ini akan saya terima dengan baik," ucap Jamal. Ia tak menyangka orang seperti Nick begitu menghargainya.
"Beliau pun mengucapkan terima kasih karena selama ini Pak Jamal sudah begitu baik padanya. Ini ada sedikit tanda terima kasih dari Tuan Nick," ucap pria itu lagi, sambil memberikan sebuah hampers.
"J-jadi sekarang Pak Nick yang memimpin HR Corp?" tanya Pras, gugup.
"Betul sekali. Saat ini jabatan beliau adalah Presiden Direktur. Kalau begitu saya pamit," ucap pria itu. Ia pun langsung pergi.
'Mati aku. Kenapa dia langsung jadi presdir?' batin Pras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzah Dinikahi Mafia Tampan
RomanceIma dilamar oleh seorang Mafia yang pura-pura mencintainya hanya karena gadis itu mengetahui rahasianya. Sang Mafia bernama Nick itu tidak ingin rahasianya terbongkar. Sehingga ia terpaksa menikahi Ima agar bisa membungkam mulutnya. Padahal selama...