84. Kelompok Bersenjata

13.9K 1.1K 41
                                    

Ternyata orang-orang itu adalah begal yang dulu sempat mencegat Nick dan Jamal. Mereka melihat Nick dan mengejarnya untuk balas dendam.

Saat motor Nick menepi, tak lama kemudian kawanan begal yang lain pun datang. Sehingga Nick dan Ima saat ini dikepung oleh sekitar 15 orang.

"Mas, mereka siapa?" tanya Ima, takut.

"Kamu turun dulu, Sayang," bisik Nick, pelan. Ia tidak takut jika harus menghadapi mereka semua. Namun sayangnya saat ini ada Ima. Sehingga ia sangat khawatir istrinya itu terluka.

"Hahaha, akhirnya ketemu lagi. Lo kan yang udah bikin tangan gue patah," ucap salah satu begal, bangga.

Ia yakin kali ini dirinya dapat membalas dendam pada Nick. Apalagi Nick terlihat sedang bersama istrinya. Mereka ingin Nick menyesal karena telah melawan mereka waktu itu.

Saat ini mereka berada di jalan yang cukup sepi. Sehingga tak ada orang yang melihat kejadian itu.

Nick tidak menjawab ucapan orang tersebut. Ia malas berdebat dengan orang yang ia anggap cecunguk. Bagi Nick mereka hanya butiran debu.

"Sekarang gue jamin lo bakalan nyesel karena udah ngehajar kita. Lo harus tau akibatnya!" ucap begal itu.

"Jika kalian jagoan, silakan maju satu per satu!" tantang Nick.

"Kenapa? Bakut?" tanya begal itu.

"Harusnya saya yang bertanya. Kenapa kalian tidak berani one by one. Apa kalian yang berjumlah banyak ini takut menghadapi saya yang sendirian?" skak Nick.

Mereka merasa harga diri mereka direndahkan oleh Nick. Tentu mereka tak ingin dianggap takut pada pria itu. Akhirnya mereka menerima tantangan Nick.

"Oke, kita bakalan maju satu per satu. Tapi jangan harap kita kasih ampun!" ucap begal itu.

Nick tidak takut saat mendengar ucapan begal itu.

"Mas, mereka terlalu banyak. Aku khawatir kamu kenapa-kenapa," bisik Ima.

"Kamu tenang, Sayang! Kamu ingat kan siapa suamimu ini? Aku mantan mafia," bisik Nick.

Dalam kondisi ini Ima merasa bersyukur suaminya pernah menjadi mafia. Setidaknya Nick bisa membela diri dari serangan mereka.

"Doaku menyertaimu, Mas. Kamu hati-hati, ya!" ucap Ima.

"Iya. Kamu jangan ke mana-mana! Kalau ada yang ganggu kamu, teriak sekencang mungkin!" pinta Nick.

"He'em," sahut Ima.

Nick menggulung lengan bajunya. "Oke! Silakan kalian maju satu per satu!" ucap Nick setelah menggulung lengan bajunya tersebut.

Akhirnya mereka pun maju satu per satu.

"Ciaatt!" pekik begal itu.

Ternyata mereka membawa senjata.

Syut! Syut!

Begal itu mengayunkan senjata tajam ke arah Nick. Beruntung Nick dapat menangkisnya. Bahkan ia mampu mengambil alih senjata itu.

Greb! Bruak!

Nick langsung mematahkan tangan begal itu dan mendorongnya.

Para begal yang lain pun panas melihat kawannya dikalahkan oleh Nick. Mereka semua tidak sabar ingin maju karena yakin bisa mengalahkan Nick dengan senjata yang mereka punya.

Ima berusaha tidak mengeluarkan suara. Ia hanya fokus berdoa agar suaminya itu selamat. Ima khawatir jika dirinya berisik nanti Nick malah jadi tidak fokus.

"Ya Allah, selamatkan suami hamba," gumam Ima.

"Kurang ajar! Makan nih pedang gue!" teriak begal itu. Ia pun langsung mengeluarkan samurai panjang, lalu berlari ke arah Nick.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang