77. Hari Pertama Bekerja

14.9K 1.1K 101
                                    

Ima tersenyum melihat suaminya yang sangat cemburu seperti itu.

"Kok kamu malah senyum?" tanya Nick.

"Gak apa-apa. Kamu lucu kalau lagi cemburu. Aku jadi inget waktu kejadian beli roti," ledek Ima.

Nick langsung salah tingkah. "Beli roti apa? Emang aku ngapain?" tanyanya. Ia masih belum mau mengaku.

"Ciee, gak mau ngaku. Padahal kan waktu itu Mas cemburu sama tukang roti. Ayo ngakuu," ledek Ima, sambil mencolek-colek pinggang suaminya.

"Sshh, kamu nih! Sini aku hukum kamu karena ngeledekin suami terus!" ucap Nick. Kemudian ia menggendong Ima dan membawanya ke kamar.

Keesokan harinya Nick pergi ke perusahaan pria yang sempat menawarinya pekerjaan kemarin. Sebenarnya perusahaan tersebut bukan milik pria itu. Ia hanya menjalaninya dan menjabat sebagai pemimpin.

"Selamat pagi, saya mau bertemu dengan Pak Jamal," ucap Nick, pada receptionis.

Beruntung penampilan Nick cukup meyakinkan. Sehingga receptionis tersebut memperlakukannya dengan baik.

"Pagi, Pak. Apa sebelumnya Bapak sudah ada janji?" tanyanya.

"Sudah. Ini kartu namanya. Kemarin beliau meminta saya datang ke sini. Nama saya Nick," jelas Nick.

"Baik, mohon tunggu sebentar."

Resepsionis menghubungi Jamal untuk memberitahu bahwa Nick ingin menemuinya. Jamal yang memang sudah menunggunya pun meminta Nick untuk masuk.

"Silakan masuk, Pak! Ruangan Pak Jamal ada di lantai tiga. Nanti Bapak bisa bertanya pada security yang ada di sana," jelas resepsionis.

"Oke, terima kasih," sahut Nick. Ia pun menuju ke ruangan Jamal.

Sepanjang jalan begitu banyak mata yang memperhatikan Nick. Penampilan pria itu memang selalu mengundang perhatian. Bisa dikatakan tampang Nick bukan tampang orang susah. Mau mengenakan pakaian apa pun ia selalu terlihat seperti bos muda.

Ting!

Nick keluar dari lift. Kemudian ia menemui security yang ada di dekat sana.

"Permisi, Pak. Saya mau bertemu dengan Pak Jamal," ucap Nick.

Dalam kondisinya saat ini, ia rela bersikap rendah hati. Padahal perusahaan yang ia miliki jauh lebih besar. Namun Nick sadar saat ini dirinya memang hanya calon pegawai biasa di kantor tersebut.

"Oh ruangannya di sebelah sana, Pak!" ucap security. Ia pun menunjukkan ruangan Jamal.

"Baik, terima kasih," sahut Nick.

Akhirnya Nick pun berjalan ke arah yang ditunjuk oleh secutiry tadi.

Hari ini ia mengenakan kemeja hitam yang digulung hingga siku. Sedangkan celana yang ia pakai berwarna abu. Membuat penampilan pria itu begitu memesona.

"Wiih, klien Pak Jamal keren banget. Gak pake jas aja damage-nya kayak gitu. Apalagi kalau pake jas," gumam salah seorang staf yang melihat Nick.

"Pak Jamal ada?" tanya Nick pada sekertaris yang ada di depan ruangan Jamal.

Sebagai orang yang biasa menjadi bos, ia paham bagaimana sopan santun ketika memasuki kantor orang lain.

"Ada, Pak. Silakan masuk!" ucap sekertaris Jamal. Ai sudah diinfokan mengenai kehadiran Nick. Sehingga dirinya langsung menyambut Nick ketika pria itu datang ke ruangannya.

Sekertaris itu pun mengetuk pintu Jamal. Kemudian mereka dipersilakan masuk.

"Silakan, Pak!" ucap sekertaris.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang