79. Menemui Haris

14.2K 1.2K 99
                                    

'Kenapa aku bisa tidak tahu kalau perusahaan ini milik Papih?' batin Nick. Ia merasa bodoh karena tidak mengetahui hal sepenting itu.

"Mohon maaf sebelumnya. Jadi perusahaan ini satu grup dengan HR Corp?" tanya Nick.

"Betul sekali, Pak. Tapi sebenarnya perusahaan ini baru saja diakuisisi oleh Tuan Harris sekitar satu bulan yang lalu. Sebagai pengusaha kecil, tentu saya dengan senang hati menerimanya. Sebab dengan begitu perusahaan ini akan mendapat bantuan dana dengan mudah," jelas Jamal.

"Saham yang dimiliki oleh Tuan Haris jauh lebih besar dari pada saham saya. Namun karena kesibukan beliau yang harus memimpin banyak perusahaan, jadi saya yang tetap memimpin perusahaan ini," lanjut Jamal.

Sejak pindah ke Indonesia, Nick hanya fokus pada perusahaan yang ia pimpin. Ia baru beberapa bulan memimpin perusahaan tersebut, sehingga masih perlu banyak adaptasi. Belum lagi waktu itu Nick disibukkan oleh bisnis haramnya.

Sementara itu, perusahaan yang dipimpin oleh jamal adalah perusahaan yang baru diakuisisi oleh Haris sekitar satu bulan yang lalu. Sehingga belum mengetahui hal itu.

"Hal itulah yang membuat saya yakin untuk menjadikan Pak Nick sebagai GM. Sebab saya ingin memberikan yang terbaik. Supaya Tuan Haris tidak menyesal telah mengakuisisi perusahaan kecil ini," ujar Jamal.

Nick tersenyum getir.

"Jika seperti itu, artinya Anda jangan sampai mengecewakan Pak Jamal. Sebab masa depan perusahaan ini ada di tangan Anda. Jangan sampai nanti Tuan Haris kecewa karena tidak menyukai kinerja Anda," timpal Pras yang sejak tadi masih berdiri di dekat mereka.

Nick hanya menanggapinya dengan senyuman. 'Ya, mungkin beliau akan kecewa. Tapi kecewa karena ternyata anaknya yang sedang dihukum ini justru mendapat posisi baik,' batin Nick.

"Ya sudah kalau begitu. Oh iya, Pak Pras dan yang lain besok juga ikut, ya! Supaya kita semua bisa berkenalan dengan Tuan Haris lebih dekat lagi," ajak Jamal. Ia ingin Haris menilai bagaimana para managernya itu.

"Dengan senang hati, Pak. Kami pasti akan menunjukkan yang terbaik di depan beliau," jawab Pras. Ia sangat senang karena dengan begitu dirinya bisa mendapat kesempatan untuk mencari muka di depan Haris.

'Ini kesempatan aku untuk menjatuhkannya di depan Tuan Haris,' batin Pras.

Setelah itu mereka bubar dan masuk ke ruangan masing-masing.

Di ruangannya, Nick mencari berkas yang berhubungan dengan Haris. Selama bekerja di sana, ia hanya menangani berkas internal. Sehingga Nick belum pernah melihat nama Haris.

Hal itu dikarenakan semua berkas hanya ditandatangani oleh Jamal. Sedangkan Haris hanya mengetahui laporan keuangan bulanan, serta laporan rencana kerja mereka.

Sore hari, Nick pulang ke rumahnya tepat waktu.

Saat hendak pulang, Nick berjalan menuju parkiran motor. Hal itu pun menjadi sorotan karena GM yang tampan dan berwibawa itu hanya menggunakan motor biasa.

"Kok GM gak pake mobil, ya?" bisik salah seorang staf pada sahabatnya.

"Entahlah. Padahal kan gajinya besar. Apa dari kantor gak dapat fasilitas, ya?"

"Mungkin dia lebih suka pakai motor, kali. Atau emang belum kebeli mobil."

"Tapi kalau lihat dari tampangnya, harusnya dia emang udah tajir dari lahir. Gak ada tampang susah sama sekali, hehe."

"Tapi aku masih penasaran secantik apa istrinya. Pasti beruntung banget sih punya suami kayak dia. Apalagi sekarang kabarnya Pak Nick jadi GM kesayangan bos Jamal."

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang