Nick tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Saat ini memang rasa cintanya pada Amber sudah berkurang.
"Maaf, Amber. Aku sedang pusing karena banyak pekerjaan. Jadi tolong kamu mengerti!" pinta Nick, lembut.
Amber langsung turun dari pangkuan Nick. "Sejak kapan kamu memanggilku seperti itu, Honey? Selama kita berhubungan, biasanya kamu panggil aku dengan sebutan mesra, bukan nama begitu," keluh Amber.
"Sepertinya kamu sedang over thinking. Apa salahnya jika aku memanggil nama. Toh nama kamu memang Amber, kan?" jawab Nick. Ia pun pura-pura sibuk dengan pekerjaannya.
"Tapi biasanya kamu gak begitu, Nick. Apa dugaanku benar? Kamu sudah tergoda oleh wanita sialan itu, ya?" tuduh Amber.
Nick langsung menoleh ke arah Amber sambil mengerutkan keningnya. "Siapa yang kamu maksud sialan?" tanyanya. Ia tidak terima Ima diumpat seperti itu.
"Siapa lagi kalau bukan wanita sok alim yang sudah merebut kekasihku?" ucap Amber, kesal.
Nick menghembuskan napas kasar. "Amber, tolong jangan seperti itu! Dia tidak merebut aku dari kamu. Tapi aku yang memang ingin menikahinya," ucap Nick.
Deg!
"Apa kamu bilang?" tanya Amber dengan mata berkaca-kaca.
Melihat hal itu, Nick pun jadi tidak tega. "Ya, aku kan sudah menjelaskan kalau aku menikahinya karena dia mengetahui rahasia besarku," jelas Nick.
"Tapi kan tidak seharusnya sampai seperti itu, Sayang," keluh Amber.
"Harus! Jika tidak, aku tak akan bisa mengontrolnya," ucap Nick, yakin.
"Tapi kamu masih cinta sama aku, kan?" tanya Amber sambil menatap Nick.
Nick langsung salah tingkah. "I-iya," jawabnya, singkat.
Hal itu membuat Amber kecewa. "Nick. Kenapa jawaban kamu terkesan tidak meyakinkan? Kamu terpaksa mengatakan hal itu?" tanya Amber.
"Lalu aku harus menjawab apa?" Nick balik bertanya.
"Ya kamu bilang cinta, kek. Atau apa, gitu!" keluh Amber.
Huuh!
Nick menghela napas. Kemudian ia mengendalikan dirinya. "Ya, i love you," ucap Nick sambil berusaha menatap Amber. Kemudian ia langsung memalingkan wajah karena merasa sesak.
Nick tidak menyebut nama Amber saat mengatakan cinta. Sehingga ia merasa tidak sedang berbohong. Sebab, dalam hatinya ia menyebut nama Ima.
Amber pun tersenyum. Ia sedikit lebih lega karena Nick sudah menyatakan cintanya.
"Jadi kapan kamu mau mampir ke tempat aku? Sekarang aku tinggal di apartemen," tanya Amber sambil mengelus leher Nick. Ia tahu kelemahan lelaki itu ada di sana.
Nick meraih tangan Amber dan menyingkirkannya dari sana. "Nanti, ya. Kalau aku sudah tidak sibuk. Kamu bisa lihat sendiri, pekerjaanku sangat banyak," jawab Nick.
Amber kecewa. "Dulu, kamu gak pernah nolak aku, meski kita jarang ketemu. Kenapa sekarang kamu selalu menghindar, Nick?" tanya Amber, manja.
"Karena keadaan, aku harap kamu mengerti. Dulu kamu juga selalu bisa memahami aku. Kamu tidak pernah mengeluh meski kita bertemu hanya satu bulan sekali?" sahut Nick.
"Tapi kan sekarang kondisinya berbeda. Kamu tinggal bersama wanita lain. Aku kan tidak tahu apa yang kalian lakukan di sana," ujar Amber. Ia berharap Nick akan menyangkalnya dan meyakinkan dirinya bahwa ia tidak menyentuh Ima sedkit pun.
"Sudahlah, jangan seperti anak kecil. Lebih baik sekarang kamu pulang! Aku harus bekerja," jawab Nick. Ia tidak bisa menyangkal karena dirinya memang telah melakukan apa yang Amber pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzah Dinikahi Mafia Tampan
RomanceIma dilamar oleh seorang Mafia yang pura-pura mencintainya hanya karena gadis itu mengetahui rahasianya. Sang Mafia bernama Nick itu tidak ingin rahasianya terbongkar. Sehingga ia terpaksa menikahi Ima agar bisa membungkam mulutnya. Padahal selama...