32. Mandi Bersama

34.4K 1.3K 42
                                    

Ima tak sadar bahwa sedang diikuti oleh seseorang. Ia melajukan kendaraannya seperti biasa menuju rumahnya.

Sementara itu, Amber begitu bersemangat membuntuti Ima. Ia menggunakan mobil yang disewa dari rental. Padahal dirinya tidak memiliki SIM. Namun Amber nekat mengemudikan mobil tersebut seorang diri.

"Oh, ternyata ini rumah mereka," gumam Amber sambil tersenyum sinis, saat sudah berada di depan rumah Nick. Awalnya ia pura-pura melintas saat Ima memasuki gerbang rumah tersebut. Namun setelah itu ia kembali memantau dari jalanan seberang.

Amber bisa masuk ke kawasan cluster tersebut karena mengaku datang bersama Ima yang ada di depannya itu. Ia pun menyebutkan nama lengkap Nick. Sehingga satpam yang ada di depan komplek mengizinkannya masuk.

"Kamu keterlaluan, Nick! Bisa-bisanya kamu tinggal di rumah semewah ini dengan perempuan itu," gumam Amber sambil mencengkeram stir mobilnya. Ia cemburu melihat Ima mendapatkan kemewahan dari Nick.

Saat ini Amber belum bertindak. Ia hanya ingin memantau dan mengetahui tempat tinggal mereka. Sehingga, jika Nick masih terus menjauhinya, Amber bisa melakukan sesuatu terhadap Ima untuk membalasnya.

Saat sedang memantau rumah Nick, Amber menghubungi pria itu.

Telepon terhubung.

"Hai, Sayang! Kamu lagi di mana?" tanya Amber, manja.

"Lagi di kantor. Ada apa, Amber?" tanya Nick. Saat ini ia sedang sibuk karena ingin pulang cepat.

"Gak apa-apa, aku cuma kangen aja pingin ketemu kamu. Malam ini bisa kan mampir ke apartemen aku?" tanya Amber lagi.

Nick terdiam sejenak.

'Bagaimana cara aku menghindarinya? Tidak mungkin jika aku tiba-tiba mengatakan bahwa aku ingin memutuskan hubungan dengannya. Dia pasti kecewa. Apalagi aku sudah berjanji dengan almarhum kakaknya, bahwa aku akan menjaganya,' batin Nick.

"Sayang!" panggil Amber.

"Oh iya. Maaf, Sayang. Hari ini aku banyak kerjaan, jadi gak bisa. Mungkin aku akan lembur," jawab Nick. Ia terpaksa berbohong.

"Lembur? Kalau begitu biar aku yang datang ke kantor kamu, oke?" tantang Amber.

Nick pun gelagapan. "J-jangan! Staf di sini bisa mengadu ke orang tuaku. Bahaya. Sudahlah, kamu jangan pernah datang ke sini lagi! Aku kan sudah menikah, tolong kamu mengerti itu!" pinta Nick.

"Nick! Kamu gak lupa kan sama janji kamu? Kamu bilang pernikahan itu hanya sementara. Lagi pula, apa kamu lupa dulu pernah janji akan menjagaku?" tanya Amber.

"Iya aku ingat! Tapi saat ini aku butuh waktu. Tolong kamu mengerti!" pinta Nick.

"Oke, aku selalu mengerti kamu, kok. Selamat bekerja!" jawab Amber, kesal. Kemudian ia memutuskan sambungan teleponnya.

"Lets see! Kamu beneran lembur atau enggak. Sampai kamu gak lembur, artinya kamu cari gara-gara, Nick!" gumam Amber, kesal.

Amber pun dengan sabar menanti di seberang jalan. Raw jalan cluster tersebut sangat lebar. Sehingga meski ada mobil di seberang sana, penjaga rumah Nick tidak sadar.

Beberapa menit kemudian. "Huuh! Akhirnya beres juga," gumam Nick. Ia lega karena bisa pulang tepat waktu, sesuai dengan niatnya.

Ia pun langsung beranjak, meninggalkan meja kerjanya itu.

"Sore, Bos!" sapa Joe.

"Sore! Aku mau langsung pulang. Sampai ketemu besok ya, Joe," ucap Nick. Artinya ia ingin pulang sendiri.

"Siap, Bos!" jawab Joe. Entah harus senang atau khawatir melihat Nick seperti itu.

'Wah, sejak kapan Bos jadi pulang on time begini?' gumam Joe sambil memperhatikan Nick.

Nick pulang dengan begitu semangat. Ia tidak sadar ada yang sedang menantinya di depan rumahnya.

Saat mobil Nick muncul, Amber pun sangat kecewa padanya. "Kurang ajar kamu, Nick! Ternyata dugaanku benar. Jadi sekarang kamu memang sudah tidak membutuhkan aku? Oke, aku pastikan kamu akan menyesal karena telah menyiakanku seperti ini," gumam Amber.

Hati Amber sangat hancur karena dibohongi oleh Nick. Selama ini memang dirinya yang selalu agresif. Namun sebelum Ima hadir, Nick tidak pernah menduakannya. Sebab pria itu selalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Jika aku tidak bisa memiliki kamu, maka tidak boleh ada orang lain yang memilikimu," gumam Amber sambil meninggalkan tempat tersebut.

Sementara itu, Nick yang masih belum sadar akan keberadaan Amber pun masuk ke rumahnya. "Assalamu alaikum," ucap Nick.

Wajahnya berbinar. Sebab saat ini pulang ke rumah sudah menjadi sesuatu yang ia rindukan. Sehingga ia bahagia saat tiba di sana.

"Waalaikum salam," sahut Ima. Ia yang baru selesai masak itu pun menyambut suaminya pulang.

"Kok cepet, Mas? Aku kira sekitar setengah jam lagi abru sampe sini. Aku belum mandi," ucap Ima. Ia tidak enak hati karena menyambut suaminya dalam kondisi belum mandi. Ia pun bersalaman dan mengambil tas suaminya itu. Kemudian Ima membantu Nick melepaskan jasnya.

"Gak apa-apa, kan nanti bisa mandi bareng," bisik Nick, genit. Ia pun mengecup pipi istrinya.

Ima menyipitkan matanya sambil menatap Nick. "Iiih, suamiku ini genit banget, deh!" ucap Ima, sambil mencubit pipi Nick.

Nick meraih tangan Ima kemudian melingkarkan tangan itu ke lehernya. Setelah itu ia memeluknya. "Gak masalah kan genit sama istri sendiri? Dari pada Sama wanita lain," ucap Nick.

"Hehehe, iya ... ya udah Mas mau mandi duluan atau aku dulu?" tanya Ima.

"Kan udah aku bilang, kita mandi bareng aja, ayo!" ajak Nick. Kemudian ia menggendong istrinya itu.

"Mas! Malu ada Bibi," keluh Ima. Namun ia berpegangan pada suaminya.

Nick hanya tersenyum tanpa menghiraukan Ima. Ia terus melangkah ke kamar mereka. Nick tak peduli seandainya ada yang melihat.

Tiba di kamar, pria itu menurunkan istrinya. Kemudian ia benar-benar mengajak Ima mandi bersama. "Ayo!" ajaknya, setelah Ima menaruh barang milik Nick di meja.

"Mas, beneran mau mandi bareng?" tanya Ima.

"Iya, emang aku kelihatan lagi bercanda?" Nick balik bertanya.

"Enggak, sih. Tapi kalau mandi bareng, kok aku khawatir, ya," gumam Ima sambil tersenyum kikuk.

"Ya ampun, kamu ini sama suami sendiri aja udah kayak sama orang lain," gumam Nick. Kemudian ia menarik istrinya.

Akhirnya mau tidak mau Ima pun menuruti keinginan suaminya tersebut.

Selesai mandi, Ima bertanya sesuatu pada Nick. "Mas, udah shalat ashar apa belum? Tadi aku lagi masak pas lagi adzan jadi belum shalat. Kalau Mas belum shalat juga, kita berjamaah di rumah, yuk!" ajak Ima, sambil mengeringkan rambutnya.

***

Kalau sempet, nanti aku bikin mandinya di KK, ya. Hehehe,

See u,

JM.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang