91. Saling Bermanja

18.1K 1.1K 45
                                    

Setelah Nick memutus panggilan teleponnya, Ima pun langsung bertanya.

"Siapa, Mas?" tanyanya.

"Ada masalah di cabang Surabaya. Jadi hari ini aku harus segera ke sana," ucap Nick dengan berat hati.

Belakangan ini mereka selalu bersama. Sehingga Nick tidak mudah untuk meninggalkan istrinya begitu saja.

"Ya udah, itu kan kewajiban Mas. Jadi pergi saja!" ucap Ima.

"Tapi kamu gak apa-apa kalau aku tinggal?" tanya Nick.

"Gak apa-apa, Mas. Dari pada aku ikut, nanti malah merepotkan. Lagi pula kandunganku semakin besar. Harus ada izin untuk naik pesawat," jawab Ima.

Nick menghela napas. Kemudian ia memeluk istrinya itu.

"Maaf ya, Sayang. Aku pasti akan merindukanmu. Aku janji akan cepat pulang," ucap Nick.

"Iya. Baik-baik ya di sana! Jangan lupa shalat dan jangan nakal!" ujar Ima.

"Siap, Nyonya! Aku gak mungkin berani nakal. Justru kamu yang jangan nakal! Ingat, di sini ada mata-mata aku!" ucap Nick sambil mengusap perut istrinya.

"Sayang, kamu harus lapor Papi jika Mami kamu macam-macam!" ucap Nick pada bayinya.

Ima tersenyum melihat tingkah suaminya itu.

"Ya udah kalau begitu aku mandi dan shalat dulu ya, Mas. Nanti bair aku yang nyiapin pakaian kamu. Kamu gak buru-buru, kan?" tanya Ima.

"Enggak, Sayang. Pesawatnya pun belum siap," jawab Nick.

"Oke kalau begitu."

Ima turun dari tempat tidur, kemudian ia mandi, shalat dan menyiapkan pakaian istrinya.

"Ayo kita sarapan, Sayang!" ajak Nick, setelah Ima beres.

"Yuk!"

Mereka sarapan di meja makan seperti sebelumnya.

"Terima kasih ya, Bi. Udah lama gak dimasakin Bibi, kangen juga, hehe," ucap Ima.

"Sama-sama, Nyonya. Bibi pun kangen masakin buat Nyonya, hehe," jawab Bi Mar.

"Bi! Hari ini saya mau pergi ke Surabaya. Tolong titip Nyonya, ya! Makanannya diperhatikan dan semuanya jangan sampai ada yang terlewat!" pinta Nick.

Meski kemarin-kemarin mereka sempat hidup susah. Ketika kembali ke rumah itu Nick langsung menerapkan lagi aturannya. Justru saat ini ia anggap sebagai momen untuk mengganti gizi Ima yang sebelumnya ia anggap kurang.

"Udah, kamu jangan khawatir! Fokus sama kerjaan biar cepat selesai," timpal Ima.

"Aku cuma menginginkan yang terbaik untuk istri dan anakku, Sayang," ucap Nick sambil mengecup tangan Ima.

"Terima kasih, Mas," jawab Ima.

Beberapa saat kemudian Nick dan Ima sudah kembali ke kamar. Saat itu Nick harus berangkat ke bandara.

"Sayang, kamu gak mau kasih bekal buat aku?" tanya Nick.

"Bekal apa?" Ima balik bertanya.

"Bekal cinta. Untuk pengobat rindu," ucap Nick sambil menaikturunkan alisnya.

"Mas! Itu lho nanti kamu ketinggalan pesawat," ucap Ima.

"Gak maslaah. Kan pakai jet pribadi," sahut Nick, santai.

"Tapi nanti kamu harus keramas lagi."

"Demi kamu, keramas 10x pun aku rela," ujar Nick.

"Dasar! Itu mah maunya. Ya udah, ayo!" ajak Ima. Ia tidak mungkin menolak karena tak ingin suaminya tergoda oleh wanita lain.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang