80. Semua Tercekat

15K 1.3K 60
                                    

Pras dan yang lain kaget saat mendengar Haris menyebut nama Nick. Apalagi ketika bos besar itu langsung berdiri.

Nick pun masuk dan menghampiri Haris.

"Selamat pagi, Tuan. Mohon maaf saya terlambat karena ban motor saya kempes," ucap Nick sambil mengulurkan tangan.

Pras memperhatikan mereka. Sebelah ujung bibirnya tersungging ke atas kala Haris tidak langsung menjabat tangan pria itu.

'Hahaha, pasti Tuan Haris kesal karena dia terlambat,' batin Pras, yakin.

Setelah menatap Nick untuk beberapa saat, Haris pun akhirnya menjabat tangan pria itu.

"Ooh, jadi ini GM yang tidak menghargai saya?" tanya Haris. Sebenarnya ia sedang menyindir Pras.

Tentu saja Pras sangat senang. Ia pikir Haris benar-benar sudah termakan omongannya.

Nick tidak merespon. Ekspresi wajahnya terlihat datar. Hal itu pun membuat Jamal khawatir karena menurutnya sikap Nick kurang sopan. Seharusnya ia selalu tersenyum di depan Haris, pikir Jamal.

"Yah, begitulah kalau orang yang selalu dibanggakan. Jadinya besar kepala," ucap Pras. Ia seolah masih belum puas untuk menjelekkan Nick di hadapan Haris.

"Oooh, jadi seperti itu?" tanya Haris.

Pras tersenyum, wajahnya terlihat begitu jumawa.

"Padahal dulu waktu kamu memimpin salah satu perusahaan Papih, kamu tidak pernah datang terlambat, Nick," ucap Haris.

Deg!

Mereka semua terperanjat. Pras berharap bahwa dirinya salah dengar.

"M-mohon maaf. Maksudnya bagaimana ya, Pak?" tanya Jamal, gugup.

"Mungkin Pak Jamal belum kenal. Nick ini anak kandung saya. Lelaki satu-satunya. Nantinya dia yang akan menggantikan saya untuk memimpin HR Corp," ucap Haris, yakin.

Meski ia sempat marah pada Nick. Namun Haris tidak terima ketika anaknya direndahkan seperti itu oleh orang lain. Sehingga ia tak ragu untuk mengatakan hal seperti itu.

Napas Pras seketika terhenti untuk beberapa saat. Rasanya seperti tersambar petir di siang bolong saat mengetahui bahwa Nick adalah anak dari bos besar.

"Tapi untuk saat ini saya hanya general manager di perusahaan kecil," ucap Nick. Kemudian ia berjalan ke kursi yang kosong.

Sampai saat ini Nick masih kecewa pada papihnya. Sehingga sikapnya masih dingin.

"Apa saya boleh duduk?" tanya Nick.

"Kamu ini!" ucap Haris. Ia tidak ingin orang lain tahu bahwa mereka sedang berkonflik.

"Waduh, saya jadi tidak enak hati. Saya minta maaf karena tidak tahu bahwa Pak Nick adalah anak dari Tuan Haris," ucap Jamal. Ia berusaha mengingat apa yang telah dirinya lakukan atau bicarakan di depan Nick.

Jamal khawatir dirinya telah melakukan kesalahan dan diadukan oleh Nick pada papihnya itu.

"Tidak apa-apa, Pak. Nick memang suka memberi kejutan," ucap Haris sambil tersenyum, menatap anaknya itu.

Sementara itu, Nick seolah enggan menoleh ke arah Haris. Ia malah sibuk dengan dokumen yang ia bawa.

'Mati aku. Kenapa bisa dia jadi anak Pak Haris? Kalau sudah begini, mau taruh di mana mukaku?' batin Pras. Ia bicara seolah Nick baru saja menjadi anak Haris. Padahal kenyataannya memang anak kandung Haris.

"Oke, saya akan mendengarkan rencana kerja kalian. Terutama dari GM yang datang terlambat dan tidak menghargai saya itu," ucap Haris. Lagi-lagi ia menyindir Pras.

Ustadzah Dinikahi Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang