Bencana

35 1 0
                                    

Di dalam ruangan yang dingin, Berlian merasa kepanasan. Tubuhnya gemetar dan mendadak kesulitan menghirup oksigen di sekitarnya. Detak jantungnya berdegup cepat—melebihi tempo normal biasanya. Matanya terasa perih dan tenggorokkannya kering.

"Saya tidak tahu, ini akan menjadi berita bahagia atau sebaliknya. Tapi, saya mengucapkan selamat untuk Anda, Nona Berlian." Dokter Ezra tersenyum.

Masih mencoba untuk mencerna semuanya. Berlian terdiam dan tangannya meremas kertas yang sedari tadi dia pegang.

Dokter Ezra berdeham, tapi Berlian masih saja diam dengan tatapan kosong ke bawah meja yang menjadi batas antara mereka. Dokter Ezra memberi kode pada perawat yang berada di dalam ruangannya, dan perawat itu mengangguk mengerti.

"Ibu, Berlian," panggil sang perawat pelan sambil membungkukkan tubuhnya di samping Berlian. "Ibu," panggilnya lagi. Kali ini tangannya menyentuh bahu Berlian pelan.

Kepala Berlian bergerak lambat, menoleh ke samping. Kemudian dia mengangkat wajahnya dan sang perawat beserta Dokter Ezra dapat melihat dengan jelas mata Berlian yang berkaca-kaca. Namun mereka tidak tahu arti dibalik itu adalah kesan bahagia, terharu, atau justru yang lainnya.

"Jadi, Saya beneran hamil?" Berlian menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, menahan getaran hebat yang mendorongnya untuk menjerit.

Perawat wanita yang memakai kacamata itu menoleh, meminta jawaban dari Dokter Ezra."Iya benar," jawab Dokter Ezra disertai anggukan yakin.
"Ibu mau minum?" Sang perawat menawarkan, tapi Berlian menggelengkan kepala.

"Tapi, Saya kan, menstruasi, Dok. Gimana bisa hamil?" Berlian masih tidak percaya. Dia ingin mencari kesalahan dalam hasil USG dan tes urine-nya tadi.

"Itu bukan darah menstruasi, Nona. Tapi, Anda mengalami pendarahan karena adanya miom di sektar rahim Anda."

"Miom? Bukannya Dokter pernah bilang kalau hasil USG sebelumnya nggak bisa melihat adanya miom dan harus melakukan laparoskopi atau semacamnya?"

"Benar. Pada saat USG saat itu memang tidak terdeteksi adanya miom di sekitar rahim Anda. Tapi, tadi terlihat dengan jelas adanya kantung miom. Tidak ada yang tidak mungkin, jika semua sudah kehendak Tuhan." Dokter Ezra tersenyum lagi.

Senyum yang sebelumnya sangat disukai oleh Berlian, tapi berbeda untuk kali ini. Berlian ingin sekali mengiris bibir Dokter Ezra karena apa yang terjadi padanya tidak perlu diberikan senyuman.

"Lalu, apa langkah selanjutnya?"

"Makan makanan yang sehat, jangan konsumsi kafein, alkohol, juga nikotin. Miom bisa diangkat bersamaan melalui persalinan nanti."

Persalinan? Berlian akan bersalin? Tidak! Tidak akan pernah! Wanita itu menggeleng cepat dan membuat Dokter Ezra bingung.

"Apa nggak bisa diangkat sekarang aja?"

"Nggak bisa, Nona. Karena miom berbeda dengan kista. Pengangkatan miom saat hamil tidak dianjurkan karena akan pendarahan dan jelas mengganggu janin di dalam rahim Anda." Dokter Ezra menutup berkas milik Berlian. "Ada pengecualian pada miom yang mempunyai tangkai dan menimbulkan rasa nyeri yang amat sangat ketika terpuntir. Bisanya operasi yang dilakukan merupakan tindakan gawat darurat yang tidak direncanakan dan hanya dilakukan ketika terjadi kondisi tersebut."

Kepala Berlian benar-benar sangat sakit sekali, sekarang. Seperti ada benda berat yang menindih bagian kepalanya, menekan dan menggencetnya ke jalanan berbatu yang tajam—membuatnya sangat tersiksa.

Berlian tidak tahu, anak siapa yang dia kandung saat ini? Menurut perhitungan Dokter Ezra dari masa terakhir Berlian datang bulan dan hasil USG tadi. Kandungannya memasuki usia empat minggu yang mana artinya dalam satu bulan itu, dia melakukan hubungan bersama Louis dan Geva dalam waktu yang berdekatan.

Friends With Berlian || Liam PayneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang