Posesif Girl-1

14.1K 605 26
                                    

Ide cerita ini dari Kak ChanCanis 
Maaf lama ya, Kak.
Semoga suka dan sesuai ekspektasi 😭

Vote dulu saudara-saudara, yang enggak vote nanti telat bangun sahur🤣

~

Almira Shafa Nurani, atau yang biasa dipanggil Ani, gadis matang berusia 27 tahun. Saat ini Ani sedang berada di salah satu gedung perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

"Mbak-"

"Selamat siang, Mbak. Cari pak Ken?" tanya resepsionis yang sudah sangat hapal dengan kedatangan Ani.

"Iya, Mbak? Ada di ruangannya, kan?"

"Sebentar ya, Mbak." Resepsionis itu langsung menghubungi ruangan Ken, si general manager.

Ani mengetuk heels setinggi tujuh sentimeter, gadis itu melirik ponselnya yang sama sekali tidak ada notifikasi masuk dari Ken. Pesannya kembali diabaikan.

"Mbak, pak Ken sedang rapat-"

"Saya boleh menunggu di ruangannya!" sela Ani cepat, gadis itu bahkan belum mendapat persetujuan dari resepsionis dan langsung menuju lift untuk membawanya ke lantai general manager.

"Tapi, Mbak-"
Dua resepsionis yang sedang bertugas saling pandang. Padahal seseorang di telepon tadi menyuruh mereka memberi informasi yang salah. Tapi ternyata gadis yang hampir setiap hari datang itu tetap ngeyel.

Sampai di lantai tujuan, Ani segera melangkah ke ruangan manager utama yang terletak di ujung. Bunyi ketukan heels menggema di lantai itu. Beberapa orang yang melihat kedatangan Ani memutar bola mata malas, keributan apalagi yang akan gadis itu lakukan?

Kening Ani mengernyit saat meja yang berada di depan ruangan manager utama kosong. Ani bergegas membuka pintu kayu menjulang yang ada di hadapannya.

Mata gadis itu melebar saat melihat pemandangan yang menyambutnya. Dua manusia berlawanan jenis ada di ruangan itu. Di mana posisi mereka sangat intim, si wanita memegang dada lelaki berkemeja putih, dan lelaki itu memegang tangan wanitanya.

"Kalian sedang apa?" sentak Ani membuat dua orang yang tidak menyadari kehadirannya memisahkan diri.

Ani berjalan ke arah mereka dan berdiri di tengah. Dia menatap dua orang yang tampak terkejut itu dengan tajam. "Coba jelasin ke aku kenapa sahabat sejatimu ini pegang-pegang kamu?!"

Ken mengusap wajah pelan. Kenapa Ani datang selalu di saat yang tidak tepat. Di saat keadaan menggiring pikiran negatif gadis itu untuk terus mencurigainya. Lalu apa kabar resepsionis yang ada di depan sana? Untuk menghentikan satu orang saja tidak bisa.

"An, jangan salah paham dulu!"

"Salah paham? Jelas-jelas aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Kamu dan dia-"

Kepala Ani menoleh ke arah wanita yang jauh lebih tinggi dari dia. Wanita dengan potongan rambut pendek itu hanya menatap malas ke arahnya.

"Rapat kamu bilang, Ken? Rapat apa yang anggotanya cuman kalian berdua? Jadi kamu sekongkol sama resepsionis di bawah buat bohongin aku? Supaya apa? Supaya kalian bisa berduaan?" cerocos Ani. Dada wanita itu naik turun. Bukan kali pertama, Ani melihat dua manusia yang mengaku sahabat dari kecil ini bermesraan.

"An, tolonglah! Oke, sorry aku bohongin kamu soal rapat. Tapi, aku mohon pengertian kamu." Ken berusaha memegang bahu sang tunangan, tapi gadis itu segera menghindar.

"Aku malu kalau harus ribut terus sama kamu di kantor. Karyawan lain pasti merasa terganggu kalau kita ribut terus di sini." Wajah Ken terlihat frustrasi.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang