The Only One~4

1.7K 177 18
                                    

Pageee

Upload page biasanya juga tengah malem🫠

Ada typo, kasih tahu aku yaa👐

Klik bintang di pojok duluu yaa👐

Happy Reading👐

~

Suasana tegang menyelimuti aula kerajaan. Beberapa menit lagi mereka akan tahu, siapa gadis yang akan menjadi istri putera mahkota.

Para menteri, pengurus kerajaan, dan pemimpin wilayah, hadir menyaksikan pengumuman penting itu.
Semua orang berbincang lirih, mereka membicarakan kemungkinan siapa yang akan terpilih.

Di tengah suasana tegang yang riuh itu, Nara melamun. Gadis itu tak bisa menghentikan isi kepala yang terus memutar kejadian tadi malam.

Lelaki muda yang Nara kagumi, ternyata adalah putera mahkota negeri ini, penerus takhta kerajaan. Tak pernah terpikir di benak Nara, dia akan jatuh hati pada lelaki yang menyandang gelar kerajaan. Nara terlampau trauma berurusan dengan lelaki yang berkuasa.

Meski begitu, hati Nara tidak bisa mengelak. Walau pernah bersumpah tak ingin dipertemukan, walau lelaki itu membuat Nara sakit hati, tetap saja ketika membayangkan lelaki itu bersanding dengan gadis lain yang tak kalah cantik dan berbakat yang ada di aula ini, hati kecil Nara menjerit tak suka.

Tapi ada satu hal yang juga mengganggu pikiran Nara, untuk apa putera mahkota berkeliaran di luar istana malam-malam? Dikejar oleh kawanan penjahat, dan membicarakan hal yang sangat serius berkaitan dengan pemilihan puteri. Apa ini ada hubungannya dengan kalimat yang dia lontarkan pada Nara waktu itu?

Nara menarik napas panjang, semua hal itu membuat kepala Nara pening. Boleh tidak, Nara kembali ke hari-harinya yang dulu, yang hanya tahu makan, bermain, dan mengajari para bocah? Nara sudah bilang, bukan, bersinggungan dengan para penguasa membuat kau lelah sendiri?

"Yang Mulia Raja telah tiba!"

Semua orang memberi hormat pada raja yang memasuki aula. Raja beserta rombongan, termasuk putera mahkota itu sendiri, duduk di tempat yang telah disediakan.

"Pemilihan puteri mahkota selalu menjadi moment yang paling istimewa."

"Terima kasih, partisipasi, dan juga antusias kalian dalam mengikuti pemilihan puteri negeri ini."
Yang Mulia Raja Pandu Gumilar menyapukan pandangan, wajah berseri beliau membayar rasa lelah dayang, dan juga kasim yang telah bekerja keras.

Nara sedikit mencuri pandang ke depan, ini pertama kalinya Nara melihat wajah-wajah keluarga kerajaan. Tak sembarang orang diperbolehkan menatap langsung keluarga kerajaan.

Seketika Nara menunduk dalam ketika pandangannya bertemu dengan putera mahkota yang menatap ke arahnya.
Entahlah, perasaan Nara sangat campur aduk saat ini.

"Sebelum saya mengumumkan siapa yang akan terpilih, saya ingin memberi satu pertanyaan untuk kalian." Senyum penuh makna dari paduka raja membuat semua orang mengernyit.

"Pertanyaannya adalah-"
"Menurut kalian, apa tugas utama menjadi pendamping putera mahkota?"

Pertanyaan itu memecah keheningan. Bisik-bisik mulai terdengar dari pengurus wilayah yang ada di samping aula. Entah, apa jawaban dari pertanyaan ini akan memengaruhi penilaan atau hanya sebagai uji kelayakan bagi yang sudah terpilih?

"Izin menjawab Yang Mulia."

"Silakan."

Nara menatap Permadani, gadis tinggi semampai yang sejak awal telah mengokohkan diri sebagai kandidat kuat.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang